Bab 11

Dipagi yang cerah ini, hari pertama Dira menuju SMA. Pasti Dira akan menjadi bahan bullyan lagi karena gayanya yang cupu itu. Dira berpikir untuk merubah penampilannya. Ia melepaskan kacamata dan menggeraikan rambut panjangnya didepan cermin. Saat hendak berangkat, Dira kembali lagi ke kamar untuk memakai kacamata dan mengiat rambutnya. Ia tidak bisa melakukan itu, karena Dira kurang percaya diri, dan juga pemalu.

Hari ini kegiatan MOS pertama, Dira pun diantar Papanya. Sesampainya di sekolah, ia berjalan sambil melihat kiri kanan, sungguh ia takut dengan bullyan senionya. Dira pun berjalan sampai ke depan kelasnya, ia melihat ada Arsan yang sedang duduk dibangku depan kelas itu, Dira pun langsung menghampiri Arsan.

"Arsan!" sapa Dira.

"Eh, Dira. Sini duduk," ucap Arsan sambil tersenyum. "Hari ini pertama kita MOS, semoga tidak dikerjai senior."

"Aku takut, Ar. Malu juga, ih campur aduk pokoknya," tutur Dira.

"Kenapa Dira?" tanya Arsan. "Ada aku yang nolong kamu, kalau dibully senior."

Duh, Arsan baik banget. Padahal dia itu ganteng, kok dia gak malu ya dekat sama aku.

"Dira! Arsan!" sapa Sela kepada mereka berdua. "Kalian udah lama datang?"

"Belum, Sel. Aku baru aja datang," jawab Dira. "Si Arsan kayaknya udah dari tadi."

Bel pun berbunyi, kami disuruh berbaris di lapangan untuk mengikuti kegiatan MOS. Arsan memang siswa yang terkenal akan ketampanannya. Setiap senior yang melihatnya, pasti menggoda Arsan. Kali ini Arsan menjadi perwakilan dari cowok kelas X yang akan membimbing MOS , sedangkan Rena menjadi perwakilan cewek kelas X. Dira yang melihat Arsan didekati para senior cewek agak merasa cemburu.

Resek banget Arsan, mentang-mentang banyak yang dekat. Lupa tu sama aku. Eh, kok aku jadi cemburu gini. Lupakan! Lupakan! Arsan cuma teman, Dira.

Saat itu, Dira dipanggil ke depan oleh seniornya bernama Aurel. Aurel merupakan teman dari Rena. Rena berbisik ke Aurel agar mengerjai Dira. Dira pun maju, lalu ia disuruh menirukan suara ayam dengan gerakannya sekaligus.

"Perkenalkan nama kamu," ucap Aurel.

"Na.. na.. nama saya Indira, saya kelas X.1," jawab Dira sedikit gugup.

"Kamu harus menirukan suara ayam betina sedang menetas sekaligus gerakannya," tutur Aurel.

Dira terdiam karena malu untuk melakukan hal itu.

"Cepetan!" tegas Aurel.

Rena yang melihat Dira diperlakukan seperti itu pun tertawa.

"Dira cupu, cepetan!" ungkap Rena yang sedang berdiri disamping Dira. Pasti kamu mirip tu dengan ayam bertelur."

"Tok.. petok petok petok..." sambil mengepakkan tangan layaknya ayam bertelur.

"Ayo, terus. Sampai kita bilang behenti baru kamu berhenti," tutur Aurel.

"Hahahahah" semua siswa menertawai Dira.

Dira pun menundukkan kepalanya. Ia begitu sedih saat dipermalukan di depan banyak orang. Ia berharap ada seseorang yang menyelamatkannya dari bullyan ini. Ia terus menunduk.

Tiba-tiba Panji datang, panji adalah ketua OSIS di SMA itu. Dan sebelumnya, Dira juga sudah mengenali Panji yang merupakan anak dari Tante Ovi. Ia melihat Dira diperlakukan seperti itu langsung menyuruh Dira untuk berhenti dan memarahi Aurel.

"Indira, hentikan!" tegas Panji.

"Apa-apaan kamu, Rel. Bukan begini caranya melakukan kegiatan MOS," ucap Panji kesal. "Jangan seenaknya kamu mentang-mentang senior."

"Panji, kamu apaan sih," tutur Aurel. "Ini bagianku. Jangan ikut campur. Lagian dia siapa? Pacar?"

Bukan urusan kamu, Rel. Mau dia siapanya aku, yang jelas bukan gini caranya memperlakukan adik kelas kamu. Belajarlah saling menghargai," ucap Panji.

"Kamu bisa-bisanya belain si cupu ini, Panji dimana harga diri kamu sebagai ketua OSIS, belain cewek norak gini, sadar Panji sadar!!!" bentak Aurel.

"Kamu yang harusnya sadar, Aurel," balas Panji ke Aurel.

"Oke, kalian istirahat dulu ya, nanti kita sambung kegiatan MOS selepas ishoma," perintah Panji ke semua murid baru yang mengikuti MOS.

Semua murid pun bubar, Dira berjalan menghampiri Sela dan Arsan dengan wajah yang terlihat ketakutan. Aurel masih kesal dengan ucapannya yang membela Dira saat MOS berlangsung.

"Dira, maaf ya aku gak bisa nolong kamu tadi ...," lirih Arsan.

"Kamu mah gaya-gayaan aja, Ar. Katanya kalau Dira diapa-apain kamu bakal nolongin dia, mana buktinya. Huuuu," ucap Sela.

"Udah, aku gak apa-apa kok. Cuma gak enak aja sama Kakak senior tadi, pasti dia ngira aku ada apa-apanya sama Kak Panji," tutur Dira sambil mengatur nafasnya.

Mereka bertiga pun segera kembali ke kelas untuk meletakkan atribut kegiatan MOS itu. Lalu, segera menyantap bekal yang mereka bawa. Tanpa sadar, Aurel mendatangi Dira ke kelasnya. Wajah Dira tampak ketakutan saat Aurel mendekat kearah bangkunya. Semua mata tertuju pada wanita berkulit putih dan berparas cantik itu.

"Heh, anak cupu. Kamu tu anak baru, udah berani deketin ketua OSIS!!!" bentak Aurel. "Kamu tau gak dia itu siapa?"

"Ti ... Tidak, Kak. Maaf, Dira gak bermaksud buat deketin Kak Panji kok ...," jawab Dira terbata-bata.

"Jangan sok-sok ngelak kamu, udah jelas kamu yang kecentilan. Gak mungkin Panji bela kamu, kalau kamu gak ada apa-apa sama dia," ucap Aurel. "Dia itu calon pacar aku, kamu denger tu!!!"

Setelah Aurel membentak Dira, ia pun pergi meninggalkan kelas itu. Sela dan Arsan tak bisa menolong Dira saat itu. Mereka sadar bahwa masih baru di sekolah itu.

"Dira, kamu yang sabar ya. Aku tau kok, pasti bakalan ada cowok yang melindungi kamu selain aku yang tak berdaya ini ...," lirih Arsan.

"Udahlah Arsan, ini cuma kesalah pahaman aja kok. Kak Panji cuma sekedar nolong doang, cuma caranya aja yang berlebihan, jadi ribet urusannya," ucap Dira.

Setelah selesai makan, mereka melanjutkan untuk salat zuhur. Begitu siap salat, mereka kembali ke lapangan untuk mengikuti kegiatan MOS selanjutnya. Panji pun ikut serta dalam kegiatan hari ini, sekaligus memperhatikan Dira wanita bertubuh mungil itu. Pandangan Panji hanya tertuju ke Dira, membuat hati Aurel terbakar cemburu.

"Panji, fokus dong. Jangan lihatin cewek terus, apalagi cewek cupu itu," ujar Aurel dengan wajah kesal.

Panji diam tak menjawab sepatah katapun. Kegiatan pun dilanjutkan, Panji meminta para murid untuk mengikuti pertandingan antar kelompok. Semua anggota OSIS juga ikut serta dalam pertandingan itu. Panji memilih Dira menjadi bagian dari kelompoknya. Aurel mendengar itu langsung menolak keputusan yang Panji buat.

"Gak bisa gitu dong, Panji. Buat apa anak OSIS ikutan tanding. Aku gak setuju pokoknya!!!" ucap Aurel dengan nada kesal.

"Terserah kamu, mau ikut silahkan gak mau ikut ya gak apa, Rel," jawab Panji dengan melemparkan senyuman.

Panji berjalan menghampiri Dira, mereka memulai pertandingan itu. Aurel begitu cemburu saat melihat kedekatan Dira dan Panji.

Terpopuler

Comments

Ursula Maria

Ursula Maria

nyampe sini ciin...

2020-06-13

0

Vero Veronica

Vero Veronica

Aurel tu cemburu buta sama dira. pantes panji gak suka🙄

2020-05-08

3

Dita

Dita

untung ada panji yg nolongin dira, so sweet🥰

2020-05-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!