Bab 20

Kring.. kring..

Alarm berbunyi. Dira terbangun dan melihat kearah jam yang berada di atas meja. Jam menujukan pukul 06.00 WIB, ia kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu. Dira begitu malas hari ini untuk ke sekolah, karena ia harus menghadapi situasi perang dunia ketiga di sekolah. Mama heran melihat Dira yang belum keluar juga dari kamar. Lalu, Mama masuk dan menyurh Dira untuk segera bersiap-siap.

"Dira!!!" teriak Mama. "Udah jam berapa ini? Nanti terlambat kamu!".

"Duh, Dira lagi gak enak badan, Ma," lirih Dira. "Dira, gak sekolah hari ini ya, Ma."

"Coba sini," tutur Mama sambil memegang dahi Dira. "Gak panas kok, cepet bangun. Panji akan menjemput kamu sebentar lagi."

"Mama gak tau apa yang aku rasaiin. Gimana nanti di sekolah? Bakal disamperin Rena dan Kak Aurel Dira, Ma. Tenang Dira, kamu pasti bisa lewati semuanya," gumam Dira.

Dira pun bangkit dan segera bersiap-siap. Tak lupa ia sarapan terlebih dahulu. Setelah selesai, ia kembali ke dalam kamar karena novelnya tertinggal di atas meja. Tiba-tiba terdengar suara klakson dari luar rumah. Dira segera menuju ke depan, ternyata Panji sudah menjemputnya.

Duh, Kak Panji udah di depan. Kok jadi grogi gini sih. Ayo, Dira! Tunjukin kalau kamu bisa lewati perang nanti.

Dira pun membuka pintu, sebelum berangkat ke sekolah Dira dan Panji pun menyalami Mama.

"Lepasin kacamata kamu!" perintah Panji sambil menarik kacamata yang Dira pakai.

"Ih, gak mau Kak," jawab Dira dengan menahan kacamatanya.

"Udah, gak apa-apa, lepas aja," ujar Panji dengan senyuman. "Tuh kan, kamu lebih cantik dari Aurel."

"Kak Panji, yang ada ntar di sekolah semua pada gosipin aku," tutur Dira sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. "Udah cukup kemarin gosip Dira ini pacar Kak Panji, semua orang heboh."

"Kita akan jadi pasangan sungguhan kok," jawab Panji.

Dira semakin gugup saat Panji melepaskan kacamatanya. Apalagi mendengar ucapan Panji itu, seakan-akan Dira dibuat jatuh cinta dengannya. Dira berusaha mengalihkan pembicaraan. Panji pun memintanya untuk berpegangan.

"Dira, kamu pegang pinggangku," ucap Panji sambil menarik tangan Dira.

Dira menggelengkan kepala.

"Terus gimana kalau laju, emangnya mau kalau kamu jatuh?" tanya Panji. "Udah cepetan, gak diapa-apain juga kok."

Dira pun mengikuti perintah Panji. Lalu, ia segera melajukan sepeda motor besarnya itu. Dira hanya diam tak mengeluarkan kalimat apapun. Yang Dira rasakan saat itu deg-degan, malu, takut dan ada juga rasa nyaman ketika mereka berboncengan. Panji hanya menertawai Dira saat ia melajukan sepeda motornya dan membuat Dira kaget. Dira hampir memeluk Panji sangking takutnya.

"Gak apa-apa, Dir, peluk aja," ujar Panji sambil melajukan sepeda motornya.

Dasar Kak Panji, cari kesempatan.

"Kak, Udah dong. Jangan nakuti Dira, kalau gak Dira turun aja deh, kesel," ucap Dira dengan wajahnya yang cemberut.

"Udah mau sampai, kenapa gak dari tadi minta turunnya, Hahahah." kata Panji sambil tertawa meledek Dira.

Akhirnya sampai di parkiran. Siswa lain melihat kearah Dira. Lagi-lagi, Dira menjadi sorotan. Selain bersama Panji, ia juga berpenampilan beda hari ini. Dira tidak memakai kacamata dan menggeraikan rambut panjangnya.

Duh, ni gara-gara Kak Panji. Lihat dalam waktu lima menit kedepan, akan ada gosip baru lagi ini.

Terpopuler

Comments

nickname

nickname

tapi emng cocok bgt loh dira ama panji

2020-05-10

5

nickname

nickname

cieee dira grogi tuhhhh

2020-05-10

3

Tisya

Tisya

Dira, kok gitu sih

2020-05-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!