Saat Aurel menanyakan siapa Indira, muncul dipikirannya untuk menyudahi kegiatan MOS hari ini. Panji pun berpura-pura mengaku sebagai pacarnya, agar siswa lainnya tidak membully Dira lagi.
"Emang harus ya kamu tau?" tanya Panji. "Baiklah, didepan para siswa baru, saya Panji ketua OSIS. Mengaku bahwa Indira ini adalah...."
"Panji, udah stop!" potong Aurel.
"Bahwa Indira adalah pacar saya, jadi tolong kalian hargai dia, jangan pernah saya mendengar kalian menghina atau membully dia lagi," ungkap Panji dengan keras.
Suasana hening seketika saat Panji mengatakan itu, bagaimana tidak. Panji adalah cowok terkenal di sekolahan ini. Dia ketua OSIS, tampan, putih, tinggi, siapa yang tidak mengaguminya.
Aurel yang mendengar ucapan Panji, begitu terkejut. Dia tidak yakin dengan semua itu.
"Gak, gak mungkin. Kamu bohong kan, Panji?" tanya Aurel "Selera kamu bukan dia, kamu aneh-aneh aja."
"Aku udah jujur didepan semua orang," ucap Panji. "Kalau kamu gak percaya lihat saja setiap hari, aku selalu bersama Indira".
"Kak Panji, serius?" tanya Rena penasaran. "Gak mungkin seorang ketua OSIS pacaran dengan anak cu..."
"Hei, stop! Jaga ucapanmu," potong Panji.
"Ayo, Dira kita pergi sini," ajak Panji. "Kalian sudahi kegiatan hari ini."
Akhirnya, kegiatan MOS hari ini selesai. Dira masih terkejut dengan aksi Panji yang begitu nekat membela Dira. Panji tersenyum kearah Dira yang tertunduk malu. Panji mengajak Dira duduk dibangku depan perpustakaan.
"Kamu gak apa-apakan?" tanya Panji.
"Tidak, aku baik-baik saja," jawab Dira.
"Mereka harus dikeraskan, agar lebih menghargai kamu," jelas Panji. "Gak ada yang salah didiri kamu. Semua wanita itu cantik, terlebih jika hatinya baik. Semua akan tampak cantik."
Dira hanya terdiam saat mendengar ucapan Panji yang begitu membuat jantungnya berdetak kencang. Dira begitu gugup, karena baru sekali ini dilindungi oleh pria, ketua OSIS lagi. Setelah kejadian ini, Dira hanya takut jika senior lainnya akan mendatanginya.
"Kenapa kamu lakuin ini?" tanya Dira. "Kamu gak mikirin aku, gimana kalau senior pada nyerbu aku, siapa yang akan nolong?".
"Yang ada mereka pada salut sama kamu, Dira," ucap Panji "Udah lupain yang tadi."
Setelah selesai mengobrol, Panji mengantarkan Dira ke kelasnya. Setiap bertemu siswa yang lain, mereka pada menyapa Dira.
Ternyata Panji cowok yang baik, aku masih tidak percaya dengan kejadian hari ini. Gimana dengan Arsan? Dia aja tidak membantuku tadi.
Setelah samapi di depan kelas, Dira melihat Arsan dan Sela sedang menunggu kedatangan Dira. Lalu, Dira pun menghampiri mereka.
"Dira!!!" teriak Arsan.
"Ya ampun, Dir," ucap Sela. "Ternyata Panji..."
"Apaan sih, Sel. Udah jangan bahas itu," potong Dira. "Kantin, yuk".
Mereka pun bergegas ke kantin. Sepanjang jalan menuju kantin, Dira menjadi sorotan mata para murid di sekolah itu. Setelah sampai di kantin, mereka pun segera memesan makanan. Aurel dan Rena melihat keberadaan Dira sedang bersama Arsan dan juga Sela. Rena begitu kesal.
"Awas kamu, Dira. Arsan sudah kamu rebut, sekarang Kak Panji juga mau direbut!" ungkap Rena dengan kesal.
"Panji gak mungkin pacaran dengan Dira, Ren," tutur Aurel sambil menggerutu. "Panji hanya akan menjadi pacarku."
"Pokoknya kita harus beri pelajaran buat Dira, Kak Rel," ucap Rena. "Dira juga udah merebut Arsan."
Lalu mereka pun pergi mencari Panji, untuk memastikan kebenaran tentang hubungannya dengan Indira. Saat akan menuju kelas, Aurel melihat Panji sedang berjalan menuju kantin. Aurel segera berlari mengejar lelaki berkulit putih dan berparas tampan itu. Begitu sampai dihadapan Panji, ia menghadang agar tak bisa melewati jalan ke arah kantin. Wajah Panji tampak kesal dengan sikap Aurel yang tak ada habisnya mengganggu ketenangan lelaki itu.
"Kamu apa-apaan sih, Rel. Minggir, aku mau lewat," ucap Panji.
"Pasti mau nyari cewek cupu itu, kan? Panji tolong kamu buka mata lebar-lebar. Apa sih istimewanya dia sampai-sampai kamu berubah gini?," tanya Aurel dengan wajah sedih.
"Harusnya kamu udah tau jawabannya, kenapa harus bertanya lagi, Rel. Sifat kamu itu yang buat aku gak suka. Udah, kamu minggir, aku mau lewat," jawab Panji sambil menerobos tangan Aurel yang menghalangi jalan itu.
Begitu sampai kantin, Panji menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Dira. Semua murid yang ada di kantin saat itu melihat ke arah Panji. Bagaimana tidak, ia merupakan murid populer di SMA Favorit. Selain ketua OSIS, dia juga tim futsal yang paling dikagumi para wanita satu sekolahan ini. Panji pun mendapati Dira yang tengah mengobrol, ia langsung mendekatinya.
"Permisi, boleh gabung?" tanya Panji.
"Ha, Kak Panji ngapain ke sini? Kak, aduh ntar jadi gosip baru lagi ...," lirih Dira.
"Bo ... Boleh banget, Kak. Silahkan duduk," ucap Sela gugup.
"Sel, kamu apa-apaan sih. Kamu gak lihat di kantin banyak orang, ntar aku digosipin lagi," bisik Dira ditelinga Sela.
"Kamu bisik-bisik tapi terdengar sama aku, Dira," ujar Panji. "Emang kalau orang lain kira kita beneran pacaran kenapa? Kamu gak suka ya?"
"Anu ... Itu ... Aduh, payah mau ngomong Kak. Nanti Kak Aurel salah paham, Kak Panji jangan gitulah. Tolong dong Kak, Dira gak mau berurusan sama Kak Aurel," jawab Dira memohon.
"Ya ngapain kamu tanggapin dia, aku bukan siapa-siapa dia kok. Gak ada hak dia kan buat marah ke kamu, udah lupain aja," balas Panji. "Lanjutin makannya tuh."
Dira melanjutkan untuk menghabiskan roti yang ia beli itu. Setelah selesai, mereka bertiga berniat untuk kembali ke kelas. Panji ikut mengantarkan mereka sampai ke kelas. Aurel melihat lelaki yang ia suka itu sedang berjalan bersebelahan sambil berbincang dengan Dira. Raut wajah Panji tak seperti biasanya, ia tampak ceria saat berdua dengan Dira. Aurel pun menghampiri mereka.
"Panji, kamu dicariin anak OSIS yang lain tuh," ucap Aurel.
"Oh, ya aku lupa, Dir. Ada rapat OSIS, aku antar kamu sampai sini aja gak apa ya, maaf Dira. Lain waktu kita sambung ngobrol lagi," tutur Panji ke Dira lalu berjalan ke arah ruangan OSIS.
Dira menganggukkan kepalanya. Setelah Panji pergi, Aurel mengancam Dira. Sela dan Arsan yang melihat perlakuan Aurel spontan langsung membantunya.
"Eh, kamu beneran kelewatan ya cupu. Beraninya rebut si Panji. Kamu gak pantas sama dia, tolong kamu ngaca!!!" bentak Aurel sambil mendorong tubuh Dira. "Awas berani deketin Panji lagi, habis kamu!!!"
"Jangan main kasar gitu dong, Dira gak tau apa-apa langsung nuduh aja kamu," ucap Arsan. "Jangan seenaknya aja mentang senior!!!"
"Kak Aurel, Dira gak salah. Dira juga bukan siapa-siapa Kak Panji, jangan jahatin Dira gitu dong ...," lirih Sela.
"Kalian pikir aku bodoh? Dasar gak tau malu kamu ya, udah cupu, malu-maluin lagi," ucap Aurel lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
Mereka pun melanjutkan untuk kembali ke kelas. Wajah Dira berubah menjadi sedih saat Aurel mengata-ngatainya dengan kalimat yang menusuk hati paling dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Tisya
aurel bakalan emosi tuh si panji dekatin dira
2020-05-07
0
Tisya
rena kesel yak wkwkw
2020-05-07
1
Rizka Bidari
bagus kk. semangat up KK💪💪💪🤗
aku sudah kasih boom like n komen ya KK😊
feedback boom like dan komen KK🤗
*Dara dan Direktur Zeheeb
*Bidadari Surgaku
2020-04-11
8