Hari ini hari terakhir ujian. Dira begitu semangat. Setelah sarapan, Dira langsung berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Arsan di kelas sudah menunggu kedatangan Dira.
"Ih, lagi-lagi kamu udah di sini aja, rajin banget kamu, Ar," ucap Dira.
"Aku datang cepat supaya bisa belajar bareng kamu, Dira," jawab Arsan. "Yuk, ke perpus!!"
Dira pun mengambil buku yang diperlukan untuk dibawa. Mereka keluar dari dalam kelas kemudian berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, Dira mencari buku lain dirak-rak yang tertata rapi. Arsan mengikuti Dira, ia berpura-pura melihat buku yang berada dirak agar bisa lebih dekat dengan Dira. Saat Dira ingin mengambil buku yang ia cari, tak sengaja tangan Arsan dan Dira bersentuhan saat memegang buku itu. Tanpa sadar Arsan juga menginginkan buku yang sama dengan Dira.
"Kamu ngikuti aku ya?" tanya Dira.
"Enggak, aku mau nyari buku lain juga, kok. Ih kamu nuduh aja taunya,Dir," jawab Arsan sambil melihat-lihat buku yang lain.
"Nih, kamu mau baca ini juga? Ambil aja,Ar," ucap Dira sambil memberikan buku itu.
"Kamu aja, Dir. Laki-laki itu harus mengalah dengan tulang rusuknya. Eh dengan wanita," balas Arsan.
"Dasar cowok aneh...," lirih Dira sambil berjalan menuju tempat duduk mereka tadi.
Setelah mendapatkan buku, mereka pun kembali belajar. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Mereka segera kembali ke kelas. Begitu sampai di kelas, pengawas masuk dan membagikan soal ujian beserta lembar jawaban.
Dua jam berlalu, ujian pun telah selesai. Semua lembar jawaban telah dikumpulkan. Dira masih sibuk membereskan perlengkapan ujiannya. Arsan berjalan keluar, duduk di depan kelas sembari menunggu Dira keluar. Rena yang sedang asyik tertawa dengan teman-temannya, tak sengaja Rena melihat ke arah lelaki berkulit putih yang tengah duduk di depan ruang 3. Lalu ia menghentikan tawanya, Rena terkagum melihat ketampanan Arsan saat itu.
"Guys... Itu cowok ganteng banget. Kira-kira aku bisa gak ya jadi pacarnya?" tanya Rena ke salah satu temannya bernama Vivi.
"Tentu bisa dong, Ren. Secara kamu itu cantik, gak ada yang menandingi. Lihat aja, semua cowok di sekolah ini pada naksir kamu," jawab Vivi.
"Eh, pinjam buku dong. Aku mau samperin dia dulu, daaaa..." ucap Rena sambil mengambil buku.
Lalu Rena berjalan ke arah Arsan, Rena berpura-pura menjatuhkan buku yang ia bawa. Agar Arsan tertarik dengan kecantikannya.
Brukkkk....
Buku sengaja Rena jatuhkan. Rena berhenti didepan Arsan. Sayangnya, Arsan cuek tak mempedulikan Rena. Dengan hati terpaksa, Rena mengambil buku itu sendiri. Lalu, ia mencoba dengan cara lain. Rena duduk disebelah Arsan dengan basa-basinya.
"Eh, kamu ruangan mana?" tanya Rena.
"Ruang 3 ini," jawab Arsan singkat.
"Boleh aku tau namamu?" tanya Rena lagi
"Hari Sanjaya, biasa dipanggil Arsan," jawab Arsan.
"Oh, Arsan. Nama kamu bagus, sama kayak orangnya, ganteng, putih, bikin cewek-cewek pada naksir," ucap Rena.
"Makasih, aku mau masuk dulu," balas Arsan lalu meninggalkan Rena.
Arsan menghampiri Dira yang masih sibuk berbincang dengan Sela. Lalu, Arsan mengajak mereka untuk duduk di halte depan sekolah sambil menunggu jemputan. Belum sempat keluar kelas, Sela meninggalkan mereka berdua, karena Sela sudah di jemput. Dira dan Arsan pun berjalan ke luar kelas itu. Rena melihat Arsan yang sedang berduaan bersama Dira..Seketika Rena kesal sampai-sampai mengeluarkan asap dikepalanya, Rena cemburu melihat Arsan dan Dira begitu akrab.
"Ih, itukan Dira. Kok bisa barengan Arsan, Arsan cowok ganteng itu guys. Aku gak terima!" ungkap Rena kesal.
"Upss, ada saingan kamu, Ren. Dira aja bisa deketin cowok ganteng. Nah, kamu ditolak. Hahaha," ucap Vivi sambil tertawa.
"Apaan kalian ini, bukannya bantuin aku malah meledek. Suka kalian aku diginiin Arsan?" tanya Rena.
"Gak Ren, cuma lucu aja kok. Apalagi pas kamu jatuhin buku didepan Arsan, dia cuek banget. Coba tu sama Dira, akrab udah kayak pacaran aja mereka. Duh, so sweet," jawab Vivi.
"Gak!!! Arsan akan jadi pacar aku, bukan pacar Dira. Dira itu cupu gak mungkinlah Arsan mau," ucap Rena dengan angkuh.
"Terserah deh, Ren. Aku mau pergi ke kantin dulu, bye Rena sayang," balas Vivi sambil berjalan meninggalkan Rena.
Arrgggghh... Bisa-bisanya si Dira dekatin Arsan, awas kamu Dira!! Batin Rena.
"Mau ikut gak kamu, Ren?" tanya Vivi. "Udah jangan marah-marah, ntar cepat tua."
Rena begitu kesal terhadap Dira yang lebih bisa mendekati Arsan. Lalu, Rena ikut menyusul Vivi ke kantin.
Sebelumnya, Arsan menuju parkiran untuk mengambil kendaraannya. Dira menunggu Arsan di gerbang sekolah. Begitu sampai, Arsan meminta Dira untuk menaiki sepeda motornya, lalu berjalan menuju halte. Sesampainya di depan halte, Dira turun dan duduk dibangku, Arsan ikut duduk bersebelahan dengan Dira. Diam-diam Arsan terus memandangi wajah Dira tanpa kedipan.
Dira wanita yang sangat berbeda dari yang lainnya. Batin Arsan.
Dira pun mengeluarkan ponselnya untuk segera menelepon Pak Udin. Arsan memulai pembicaraan.
"Dir, aku boleh nanya?" tanya Arsan. "Tapi, kamu harus jujur jawabnya."
"Baik, kamu mau nanya apa? Buruan tanyakan aja," jawab Dira dengan senang hati.
"Kamu pernah pacaran? Maaf, kalau pertanyaan aku gak penting...," lirihnya.
"Pacaran? Gak pernah, Ar. Mana dibolehin aku. Lagian, gak ada cowok yang mau naksir sama aku," balas Dira.
"Kata siapa? Buktinya a..."
Belum selesai Arsan menyelesaikan ucapan itu, tiba-tiba pandangan Dira beralih ke wanita paruh baya yang sedang berjalan kaki. Dari belakang ada motor melaju dengan kencang sehingga menyenggol tubuh wanita itu hingga terjatuh.
"Ya ampun, Ibuk itu...!!" teriak Dira berjalan menghampiri wanita paruh baya itu. "Ar, kamu ada obat merah gak?"
"Sebentar..." Arsan mengambil obat dari dalam tasnya, lalu memberikan ke Dira. "Ibuk tinggal di mana?"
"Gak jauh dari sini, Nak. Terima kasih udah nolongin Ibuk...," ucapnya.
"Ar, tolong kamu antarin Ibuk itu," bisik Dira ditelinga Arsan.
"Tapi, Dir..."
"Udah, cepetan!!!" Dira mendorong tubuh Arsan untuk segera menghidupkan sepeda motornya.
Belum sempat Arsan menaiki sepeda motornya, Dira sudah dijemput. Dira pun pulang dengan melemparkan senyuman ke Arsan. Begitu melihat senyumannya, jantung Arsan berdebar. Wanita paruh baya itu pun mengagetkan Arsan yang termenung mengkhayalkan Dira.
"Nak, ayo antarkan Ibuk pulang sekarang, jangan melamun terus," ucap Wanita itu. "Pasti kamu naksir anak gadis itu, ya?"
"Eh, maaf, Buk. Hehehe, tau aja Ibuk..." lirih Arsan dengan wajah malu-malu.
Akhirnya, Arsan mengantarkan wanita paruh baya itu ke alamat yang dituju. Setelah itu, ia pun memutar arah menuju rumahnya . Diperjalanan pulang, Arsan lagi-lagi mengkhayalkan Dira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ursula Maria
feedback yaa
2020-05-29
0
Putriana.dewi (ig.putridewi2170)
aku mampir kaka selalu semangat ka🤗
2020-05-11
2
Dita
Rena cari perhatian , tapi arsan gak peduli. kesihan😂😂
2020-05-08
4