Jika bukan karena alarm yang berteriak membangunkannya, mungkin gadis itu akan tetap memejamkan matanya dan harus bersiap dikeramasi kultum pagi oleh abangnya. Bang Inu sangat disiplin dalam hal ibadah. Dia adalah kakak pertama Indy.
Dengan berat Indy mengucek matanya yang masih enggan terbuka. Penampakan sesosok manusia berwajah bersih bercahaya nan glowing nampak jelas di hadapannya, membuat matanya yang masih mengantuk seketika menjadi sangat segar seperti habis cuci muka dengan air dingin.
Bang Inu tengah bersiap untuk ibadah sholat subuh. Dia yang akan menjadi Imam sholat pagi ini. Bang Inu yang bijaksana dan dermawan itu harus rela berbagi kamar dengan adik perempuan semata wayang yang tak tahu diri, padahal Indy punya kamar sendiri. Tapi, dia enggan tidur di kamarnya sendiri.
Alasannya karena dia selalu merindukan abangnya itu. Jadi, dia lebih memilih tidur di kamar bang Inu walaupun cowok itu tidak berada di rumah setiap hari.
Ya, Wisnu Graha atau yang biasa Indy panggil bang Inu adalah mahasiswa semester akhir. Dia hanya pulang setiap weekend tiba. Itupun harus dengan rengekan Indy.
Sebagai mahasiswa semester akhir, bang Inu sedang di sibukkan menyusun skripsi. Maka dari itu dia lebih memilih tetap di kosnya agar tetap bisa fokus dengan tugas skripsinya.
"Mama sama Bapak, mana Bang?" tanya Indy saat melihat kedua abangnya sudah berpakaian rapih berdiri di depan ruang sholat.
"Masih di kamar, katanya suruh duluan aja." jawab bang Inu kemudian meminta Indy dan Raka yang bukan lain kakak kedua Indy, untuk segera mengisi saf karena bang Inu akan segera memimpin sholat.
Lantunan ayat suci Al-qur'an terdengar menenangkan hati siapapun yang mendengarnya di pagi ini. Suara tartil bang Inu memang sangat merdu. Berbanding terbalik dengan bang Raka yang suaranya justru akan memekakkan telinga.
"Ndy. Temenin Bang Raka jogging, yuk?" ajak bang Raka selepas sholat.
"Jogging apa jogging, nih?" Indy seakan tahu maksud dan tujuan dari ajakan abangnya itu. Tak ayal, bang Raka memang kadang hanya menjadikan jogging sebagai alasan saja. Yang menjadi tujuan sebenarnya adalah untuk mencuci mata, melihat cewek-cewek yang juga sedang jogging atau sekedar berjalan-jalan saja.
"Jogging dong, ntar Bang Raka beliin kue serabi di Pasar Wage." rayu bang Raka agar adiknya mau menerima ajaknnya.
"Beneran, ya?!"
"Udah buruan, siap-siap sana."
Hanya karena iming-iming kue serabi, Indy luluh dan menerima ajakan abangnya. Kue serabi di pasar wage emang paling the best. Letaknya ada di ujung jalan yang setiap hari minggu pagi di sulap menjadi jogging area.
Sebelum sampai di pasar kecil yang hanya buka setiap pagi saja, di sepanjang tepi jalanan itu terhampar pemandangan sawah nan hijau jika pada musim tanam padi. Jika terlalu pagi, maka akan masih ada kabut yang menutupi jalanan itu juga pesawahan.
Udara yang sejuk nan dingin sangat terasa. Ditambah dengan sepoi-sepoi angin kecil yang menyentuh daun telinga, membuat Indy beberapa kali menghentikan larinya dan memilih berjongkok kemudian melipat kedua tangannya.
Satu lagi pemandangan yang sulit untuk di lewatkan di sana. Danau dengan air jernih, di pinggir danau itu di tumbuhi pohon-pohon beringin. Jika ke sana siang hari, pohon itu akan meneduhkan siapa saja yang bernaung di bawahnya.
Sepagi ini danau itu masih tertutup kabut walaupun tidak begitu tebal. Kejernihan air di sana masih bisa terlihat dengan jelas. Pantulan bayangan Indy juga bang Raka yang duduk tepat di tepinya, bisa tergambar di atas air meski sesekali akan hilang karena gelombang yang diciptakan oleh ikan-ikan yang muncul ke permukaan air.
"Bang," panggil Indy pada bang Raka tiba-tiba.
"Hmmm." saut bang Raka datar.
"Yaelah ..., itu kue serabi emang gratis sih Ndy, tapi jangan di buang-buang juga dong," protes bang Raka saat melihat kue serabi itu juga di bagikan ke ikan-ikan di danau oleh adiknya.
"Hah?! Apa lo bilang, gratis? Jadi tadi lo di kasih kue serabi sebanyak ini sama anak penjual kue serabinya?"
Memang benar, anak penjual kue serabi langganannya menyukai bang Raka. Oleh sebab itu setiap kali bang Raka membeli kue serabinya akan di kasih bonus kue atau justru akan mendapatkan satu kantung kresek kue serabi gratis.
"Tadinya gue mau bayar. Sumpah deh udah gue paksa bayar aja, tapi dianya nolak. Ya udah, mungkin emang udah jadi rezeki anak soleh pagi-pagi dapet gratisan cuma dengan modal tampang, yakan?" jelas bang Raka panjang kali lebar tidak luput dari kesombongannya sebagai cowok handsome.
"Dasar lo, Bang! Kasihan emaknya capek-capek duduk kepanasan di depan tungku sampe keringet bercucuran udah kayak kecemplung empang, tapi malah di gratisin serabinya ke lo. Cowok modal tampang."
"Emangnya, gue yang mau?" bang Raka membela diri.
"Mending, lo operasi plastik aja, gih! Ganti muka yang agak jelekan. Gantengnya lo itu ngerugiin orang, tau nggak?"
"Pedes banget tuh mulut kalo ngomong. Mulut kalo belom pernah di cium sama cowok ya kayak gitu tuh, suka nyakitin kalo ngeluarin kalimat."
"Lo itu Abang gue bukan, sih? Noh contoh Bang Inu, dia ngajarin hal-hal positif sama gue. Lah ini, lo malah sebaliknya, jangan kotorin otak polos gue sama kalimat porno lo, ya?!"
"Gitu doang porno, otak polos emang gampang salah paham."
"Bodo ah."
"Yah ngambek adek gue yang cakep. Ndy, jangan ngambek, ntar bang Raka beliin susu murni nasional, mau?" rayu bang Raka lagi agar adiknya luluh kembali.
"Mau, tapi harus 5 bungkus, jangan lupa yang varian strawberry."
"Oke, ntar ya kalo pas abangnya yang jual lewat rumah."
"Awas lo boong."
"Pernah emang, Bang Raka bohongin lo?"
"Ya enggak si."
Sang surya mulai menampakkan keagungannya di ufuk timur. Itu tandanya hari sudah beranjak siang. Kedua anak manusia menyadari keberadaan cahaya yang menelisik dari sela-sela dedaunan pohon-pohon disana.
Meskipun cahaya matahari pagi masih sangat tipis, tapi jika mengenai tubuh manusia akan menghangatkan.
Keduanya beranjak meninggalkan danau dengan berjalan santai. Menikmati hangatnya sentuhan sang mentari sembari kembali menuju rumah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sis Fauzi
inspiratif 👍 lanjuut next episode 👍❤️
2021-04-26
0
👑
jejak 💕
2021-04-26
0
Mommy Gyo
mbak hadir bawa like,jgn lupa mampir di karyaku Cinta berlumur dosa
2021-04-09
0