Puas menyomot kue nastar yang masih ada di atas meja, Indy menyadari mama juga kedua abangnya sudah masuk kembali kedalam rumah.
Segera ia berpura-pura membereskan gelas bekas menjamu Rio dan membawanya ke dapur. Rini menyusul anak bungsunya ke dapur. Sementara kedua anak laki-lakinya memilih masuk ke kamar masing-masing.
"Ndy?" panggil Rini pada anaknya yang sedang mencuci gelas kotor.
"Hmmm."
"Rio itu anaknya sopan, ya?"
"Iya, kali."
"Lho, bukannya kamu udah kenalan tadi?"
"Iya-iya, sopan."
"Kamu apa nggak suka sama Rio?"
"Jadi di suruh suka Rio, nih?"
"Ya bukan, Mama kan nanya aja."
"Nggak lah Ma, Indy kan dilarang pacaran sama Bapak."
"Emang kamu beneran nurut?"
"Menurut Mama gimana? Indy nurut enggak?"
"Nggak tau, soalnya dulu pas Mama seumuran kamu, Mama juga dilarang pacaran. Tapi Mama tetep pacaran di belakang orang tua. Buat seneng-seneng aja."
"Wah Mama ngajarin nggak bener nih, bilangin Bapak ntar."
"Husss... Mama bukan ngajarin sayang, Mama cuma cerita aja. Kalo anak Mama nggak kayak Mama yang bandel dulu pas remaja , ya syukur Alhamdulillah. Anak Mama nurut di bilangin sama orang tua."
"Iya, Ma. Indy ke kamar, ya."
"Ya udah sana, istirahat."
Tidak lagi menanggapi ucapan mamanya. Indy langsung berlalu menuju kamarnya. Hal mengejutkan terjadi tepat saat ia membuka pintu kamarnya.
Tak di sangka abang pertamanya yaitu bang Inu tengah membolak-balik kotak hadiah dari Rio. Walaupun belum sempat di bukanya, Indy sebenarnya berniat untuk tidak membukanya di depan abangnya itu.
"Baaaang..." teriak cewek itu.
"Kamu beli jam tangan lagi?"
"Enggak."
"Lho, ini bukannya kotak jam tangan, kan?"
"Itu di beliin sama Rio," jawab Indy lirih.
"Baik banget dia sampe beliin kamu jam tangan, awas ada maksud terselubung lho, Ndy."
"Apaan si Bang Inu. Tadinya Indy juga udah nolak ini jam tangan. Tapi Rio maksa aja buat di terima. Ya udah karena Indy males debat, akhirnya terima aja."
"Kamu sama Rio pacaran?"
"Eh enggak dong, Bang."
"Syukur deh, jangan pacaran. Ta'aruf aja nanti."
"Bang Inu nggak jelas."
"Pokonya jangan pacaran, Bang Inu nggak setuju kalo kamu tetep nekat pacaran diem-diem."
"Iya."
Raka menguping di kamarnya yang tepat berada di samping kamar Indy. Mendengar berita heboh Indy di belikan hadiah oleh Rio, langsung menyerobot masuk ke dalam kamar Indy tanpa permisi.
"Ada apa, Bang?" tanya Indy pada Bang Raka.
"Kayak denger ada yang dapet hadiah."
"Kuping lo tajem amat, heran."
"Mana coba, Bang Raka liat."
"Noh, sama Bang Inu."
"Wih.. Tau banget selera lo, Ndy."
"Cuma kebetulan itu mah."
"Salut gue sama Rio. Langsung paham aja sama selera lo."
"Iya, lo aja yang bertahun-tahun jadi abang gue nggak paham-paham selera gue."
"By the way, Ndy. Awas lo kesengsem sama Rio."
"Apaan sih, lo?"
"Rio kan ganteng, baik, sopan. Lo pasti baper, kan?"
"Eh, jaga mulut lo ya, Bang. Abang gue apa bukan si lo? Nggak paham amat sama adek sendiri, lo?"
"Eits.. Jangan nyolot dulu. Siapa tau aja lo udah berubah. Benteng pertahanan lo ambruk karena Rio hahahha."
"****** lo, Bang!"
"Eeh.. Udah.. Udah.. , Raka jangan godain Indy terus. Kasian tuh kesel Indy," lerai Inu melihat kegaduhan di kamarnya.
"Hahahha... Seneng gue godain Indy, Bang."
"Udah.. Balik sana ke kamar kamu. Aku sama Indy mau istirahat dulu soalnya."
"Bener tuh, balik sono ke kamar lo. Gue capek tau nggak."
"Iya deh, yang lagi kasmaran ciye...."
Raka segera berlari meninggalkan kamar Indy dengan terbirit-birit setelah mendapat lemparan bantal dari adiknya.
Langit mulai menggelap. Mendung menggelayut dengan manjanya di atas langit. Tak berapa lama setelah Indy menyiram tubuhnya dengan air, hujan turun begitu deras. Menyejukkan bumi yang telah terpanggang matahari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Galuh
triple like
2021-04-07
0
Bayangan Ilusi
Pengagum Rahasia Senja hadir kembalii🥰
Semangat selalu, mari kita salikg mendukung🤗
2021-04-03
0
Fufa Reys
🌻
2021-03-27
0