Rencana Bima

Bukannya langsung mandi karena tubuhnya sudah bau sampah busuk. Indy dan abangnya malah bergabung dengan kedua orang tuanya juga bang Inu di meja makan.

"Kalian enggak mandi dulu? Bau keringat, tau."

Rini sampai menutup hidungnya saat Indy duduk di sampingnya mengisi kursi kosong di meja makan. Bajunya yang basah oleh keringat tak ia hiraukan. Perutnya sudah keroncongan minta di isi makanan lezat hasil masakan mamanya.

"Kamu lho, Ndy. Mandi dulu sana," ucap Rini pada anak perempuannya.

"Nggak mau. Indy laper, iya kan, Bang?"

"Iya cantik. Udah makan aja, nggak usah dengerin Mama, karena cantik butuh nutrisi, yakan?"

"Love you Bang Raka."

"Udah-udah, jangan berantem. Kalau mau makan ya sudah makan saja. Kasihan tuh Bapak sama Bang Inu bingung nontonin kalian ngoceh terus."

"Bang Raka tuh, Ma."

"Ndy." panggil bapak dengan suara tegasnya.

"Iya, Pak."

Indy sedikit was-was saat suara bapaknya tiba-tiba terdengar tegas memanggilnya. Bukan perkara bapaknya sedang marah, tapi memang begitulah Bima Aryaksa. Sosok bapak yang tegas dan di takuti anak-anaknya namun bisa menjadi teman juga panutan yang baik.

"Ada acara hari ini?"

"Enggak kok, Pak. Kenapa?"

"Temenin Bapak, bisa?"

"Temenin ngapain?"

"Ketemu sama temen Bapak di Kota"

"Kenapa nggak ajak Bang Inu atau Bang Raka aja sih, Pak?"

"Enakan ajak kamu, Ndy."

"Udah sih nurut aja apa susahnya?" Bang Raka menimpali.

"Ya udah, tapi jangan lama-lama ya Pak, Indy suka nggak betah soalnya."

"Kali ini kamu bakalan betah, Bapak jamin."

 Bima berdiri karena memang sarapannya sudah habis lebih dulu dari yang lain.

"Dandan yang cakep." pesan Bima pada anak perempuannya yang masih sibuk mengunyah nasi.

Kenapa harus dandan yang cantik jika hanya untuk menemani bertemu dengan teman bapaknya. Sempat dia bingung memikirkan hal itu, tapi buru-buru Indy tepis karena ia tidak mau bapak menunggunya lebih lama lagi.

Kalau urusan baju dan celana, Indy memang lebih suka memilih warna-warna gelap. Karena warna gelap membuat kulit tubuhnya yang putih semakin nampak bersih, bening, bercahaya seperti jargon iklan facial wash di TV.

Indy memutuskan hanya memakai kaos berwarna hitam yang di padukan dengan jeans berwarna senada. Lalu ia balut dengan jaket jeans berwarna dongker. Jam tangan melekat dengan sempurna di pergelangan tangan kirinya. Juga sebuah topi hitam yang bertengger di atas kepala melindungi rambut panjangnya yang terurai agar tidak berantakan saat terterpa angin.

Sepasang anak dan bapak sudah berada di dalam perjalanan. Awalnya mereka saling terdiam. Tapi karena rasa penasaran terus menjejal di hati juga pikirannya, Indy menyerah. Akhirnya dia yang membuka suara.

"Sebenernya, Bapak mau ngajak Indy ketemu siapa sih?"

"Mau tau banget kamu, Ndy?"

"Ya, kalau boleh."

"Ntar kamu juga tau sendiri lah."

"Yah, Bapak."

Karena tidak mendapat jawaban pasti dan Indy juga tidak mau memaksa bapaknya untuk memberikan jawaban. Maka, dia hanya bisa pasrah dan kembali fokus melihat pemandangan sekitar di tepi jalan Raya.

Mobil yang mereka tumpangi harus berhenti dengan paksa karena palang pintu kereta api menghalangi mobil mereka yang akan melintas. Demi keselamatan, mereka mengikuti peraturan lalu lintas dan berhenti sejenak menunggu kereta api yang akan melintas.

Momen yang sangat menyenangkan untuk Indy. Apalagi mobil yang dia tumpangi saat ini tepat berhenti di depan palang pintu kereta api. Bisa melihat dengan leluasa kereta api yang tengah melintas jelas tepat di hadapannya adalah pemandangan yang sangat langka untuknya.

Percaya atau tidak, semenjak lahir hingga sampai sebesar ini. Indy belum pernah sekalipun menaiki kereta api. Paling sering dia menaiki kereta odong-odong yang ada di pasar malam.

Lagi pula Indy tidak mempunyai saudara jauh yang jika ingin mengunjunginya harus menggunakan transportasi umum. Jadi wajar saja kalau anak itu belum pernah naik kereta api.

"Naik kereta api...," tiba-tiba saja suara bapaknya terdengar merdu menyanyikan lagu Naik Kereta Api.

"Tuutt..tutt..tuutt... Maaf, sambungan terputus hahahahha." Indy melanjutkan nyanyian itu dengan lirik yang sengaja di ubahnya.

Gelak tawa dari keduanya pecah di dalam mobil bertepatan dengan kereta api yang sedang berjalan dengan cepatnya. Tawa itu tercipta karena Indy yang dengan konyol mengubah lirik lagu.

 

Semakin jauh jarak yang di tempuh dan semakin lama waktu menyusuri jalanan. Indy seperti mendapat sebuah petunjuk. Mengingat mobilnya mengarah ke suatu tempat yang tak asing baginya.

Benar saja, tak berapa lama setelah ia hanya bisa menerka dalam hati. Mobilnya memasuki area parkir sebuah Mall terbesar yang ada di kotanya.

Satu-satunya tempat yang sangat pantas di sebut sebagai Mall seperti di kota-kota besar. Meski hanya setinggi lima lantai, tapi gedung itu sudah cukup sebagai tempat hiburan juga sebagai pusat tongkrongan paling hits anak-anak muda.

Tak lama setelah mendapatkan tempat parkir. Bapak dan anak itu menuju ke lantai paling atas menggunakan lift.

Dalam hati gadis itu sangat bersyukur karena bapaknya bertemu dengan temannya di Mall. Jika bosan dia tidak akan menjadi manekin yang akan tetap diam dan mendengarkan obrolan tak asik baginya.

Di lantai lima tepatnya lantai paling atas Mall, terdapat surganya perut bagi pejuang kenyang. Tepat sekali, lantai lima adalah foodcourt Mall itu.

Bahagia bukan kepalang, senyum itu mengembang sangat lebar bahkan mulutnya hampir menganga saat matanya menyapu deretan outlet-outlet dengan berbagai jenis makanan.

Gadis itu merasa sangat tepat berada di sana. Asik matanya memilih makanan yang akan di pesannya nanti, tangannya justru di tarik dan membuatnya terkejut.

Rupanya, Bima sudah menemukan teman yang akan dia temui. Seorang laki-laki seusia dengannya tengah duduk sendirian di sebuah sudut dekat jendela kaca besar tepat di sampingnya.

Nampak jelas seulas senyum terlempar darinya untuk Bima. Segera Bima berjalan ke arahnya juga dengan balasan senyum merekah di bibirnya.

Rasa kecewa harus dienyam Indy. Karena aktivitasnya memilih makanan harus ia sudahi dengan paksa. Dengan langkah terseret ia mengikuti kemana bapaknya akan pergi membawanya.

       

Terpopuler

Comments

Sis Fauzi

Sis Fauzi

mantap 👍 semangat up Thor ❤️

2021-04-26

0

👑

👑

Like ❤️

2021-04-26

0

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

semangat thor😘👌

2021-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Kebohongan Yang Kesekian Kali
2 Rayuan Maut Bang Raka
3 Rencana Bima
4 Om Dhanu dan Rio
5 Untung Saja Itu Rio
6 Rio dan Rahasia
7 Tawaran Basa-basi
8 Hadiah dari Rio
9 Siapa Dia
10 Jadian
11 Putus
12 Sebuah Pengakuan
13 Misterius
14 Curhatan Indy
15 Seminggu Menuju Balap
16 Ritual Sebelum Balap Di Mulai
17 Bocornya Dua Rahasia
18 Kemenangan Pertama
19 Hari Buruk
20 HARI BURUK #2
21 PUTUS
22 Hanya Dengan Menangis
23 Obat Untuk Indy
24 Rio Oh Rio
25 Jemputan Untuk Indy
26 Berita Mengejutkan
27 Kecewa
28 Kepergian Indy
29 Menyesal
30 Bukan Penjilat
31 Aku Rindu Angga
32 Selamat Datang Mas Adi
33 Panggilan Sayang
34 Bertemunya Adi dan Rio
35 Bertemu Lagi
36 Adi Yang Manis
37 Jajan Time
38 Malam Minggu Beracun
39 Maling
40 Amarah Rio
41 Hadiah Permintaan Maaf
42 Ide Om Dhanu #1
43 Ide Om Dhanu #2
44 Kedatangan Adi
45 Raka Penasaran
46 Adu Mulut
47 Tetes Air Mata Adi
48 Malangnya Adi
49 Perasaan Bersalah dan Sebuah Penyesalan
50 Gantungan Kunci
51 Menahan Rindu
52 Lili
53 Gagal Ngekos
54 Sarapan Bersama Lili
55 Berkunjung Ke Rumah Lili
56 Cerita Lili
57 Ketulusan Lili
58 Gamis Magic
59 Candaan Rio
60 Indy Ketahuan
61 Pesanan Lala dan Lulu
62 Kode Dari Rio
63 Pertemuan Tak Disengaja
64 Pesan Dari Lili
65 Emosi Lili
66 Abi Sayang Umi, Sekarang
67 Lili dan Rio Bertemu
68 Sholawat Pengantar Tidur Dari Rio
69 Sikap Lili
70 POV Lili
71 Indy Sakit
72 Indy Siuman
73 Cadar
74 Jalan Terbaik
75 Wanita Shalehah
76 Mencari Indekos
77 Kehilangan
78 Akur
79 Ada Lili dan Rio
80 Surprise to Indy
81 Teman Menuju Jannah
82 Liburan
83 Liburan Part 2
84 Rencana Terendus
85 Keikhlasan Lili
86 Cobaan Untuk Keluarga Indy
87 Siapakah Dia
88 Pinta Sang Mama
89 Kuputuskan, Aku Mau Menikah
90 Menuju Ijab Qobul
91 Ijab Qobul
92 Extra Part
93 BACA YUK
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kebohongan Yang Kesekian Kali
2
Rayuan Maut Bang Raka
3
Rencana Bima
4
Om Dhanu dan Rio
5
Untung Saja Itu Rio
6
Rio dan Rahasia
7
Tawaran Basa-basi
8
Hadiah dari Rio
9
Siapa Dia
10
Jadian
11
Putus
12
Sebuah Pengakuan
13
Misterius
14
Curhatan Indy
15
Seminggu Menuju Balap
16
Ritual Sebelum Balap Di Mulai
17
Bocornya Dua Rahasia
18
Kemenangan Pertama
19
Hari Buruk
20
HARI BURUK #2
21
PUTUS
22
Hanya Dengan Menangis
23
Obat Untuk Indy
24
Rio Oh Rio
25
Jemputan Untuk Indy
26
Berita Mengejutkan
27
Kecewa
28
Kepergian Indy
29
Menyesal
30
Bukan Penjilat
31
Aku Rindu Angga
32
Selamat Datang Mas Adi
33
Panggilan Sayang
34
Bertemunya Adi dan Rio
35
Bertemu Lagi
36
Adi Yang Manis
37
Jajan Time
38
Malam Minggu Beracun
39
Maling
40
Amarah Rio
41
Hadiah Permintaan Maaf
42
Ide Om Dhanu #1
43
Ide Om Dhanu #2
44
Kedatangan Adi
45
Raka Penasaran
46
Adu Mulut
47
Tetes Air Mata Adi
48
Malangnya Adi
49
Perasaan Bersalah dan Sebuah Penyesalan
50
Gantungan Kunci
51
Menahan Rindu
52
Lili
53
Gagal Ngekos
54
Sarapan Bersama Lili
55
Berkunjung Ke Rumah Lili
56
Cerita Lili
57
Ketulusan Lili
58
Gamis Magic
59
Candaan Rio
60
Indy Ketahuan
61
Pesanan Lala dan Lulu
62
Kode Dari Rio
63
Pertemuan Tak Disengaja
64
Pesan Dari Lili
65
Emosi Lili
66
Abi Sayang Umi, Sekarang
67
Lili dan Rio Bertemu
68
Sholawat Pengantar Tidur Dari Rio
69
Sikap Lili
70
POV Lili
71
Indy Sakit
72
Indy Siuman
73
Cadar
74
Jalan Terbaik
75
Wanita Shalehah
76
Mencari Indekos
77
Kehilangan
78
Akur
79
Ada Lili dan Rio
80
Surprise to Indy
81
Teman Menuju Jannah
82
Liburan
83
Liburan Part 2
84
Rencana Terendus
85
Keikhlasan Lili
86
Cobaan Untuk Keluarga Indy
87
Siapakah Dia
88
Pinta Sang Mama
89
Kuputuskan, Aku Mau Menikah
90
Menuju Ijab Qobul
91
Ijab Qobul
92
Extra Part
93
BACA YUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!