Menuju Cinta Sejati

Menuju Cinta Sejati

Kebohongan Yang Kesekian Kali

Malam itu lagi dan lagi dia membohongi orang tuanya dengan alasan mau main dengan temannya. Setiap malam minggu meskipun dia anak perempuan satu-satunya di keluarganya, ia tetap di berikan sebuah kebebasan untuk keluar malam seperti anak muda pada umumnya. Meskipun tetap saja ada sebuah peraturan yang harus dia patuhi.

Peraturan itu lebih tepatnya adalah sebuah perjanjian antara dirinya dengan bapak kesayangannya. Perjanjian itu melarang keras Indy masih berkeliaran di luar rumah lewat dari jam 12 malam.

Jika di jam 12 malam tepat dia belum sampai di rumahnya. Maka Indy tidak akan bisa tidur dengan nyenyak di kamarnya yang hangat juga nyaman.

"Pak, Indy mau main sama Lika." ucapnya meminta izin.

"Iya, tapi ingat, pulangnya jangan lewat dari...," belum sempat bapaknya menyelesaikan kalimat itu, si gadis kurang ajar memotongnya seenak jidat karena sudah hafal dengan kata selanjutnya.

"Jam 12. Ya udah, Indy udah di tungguin Lika, nih."

 

Dengan sopan santun yang masih dia miliki, Indy mencium punggung tangan kedua orang tuanya, tidak ketinggalan dia juga mengucapkan salam sebelum pergi.

Cewek berambut panjang yang lebih sering menguncir kuda rambutnya itu, mengeluarkan motor kesayangannya dari garasi. Dia cewek yang cukup nyeleneh di bandingkan dengan kebanyakan cewek seusianya.

Itu karena dia lebih menyukai motor berkopling yang tentu saja cukup ribet untuk di kendarai seorang cewek. Bukankah kebanyakan cewek-cewek lebih suka mengendarai motor matic yang suara knalpotnya halus dan hampir tidak terdengar di telinga?

Tidak dengan Indy, meski kedua orang tuanya dan kedua kakak lelakinya sudah menasehatinya, tetap saja ia memodifikasi knalpot motornya dengan knalpot bersuara cempreng yang sangat bising.

Bahkan dia lebih rela mendorong motor itu sampai ke jalan Raya dari pada harus menggantinya dengan knalpot normal.

Seperti malam ini, dia kembali mendorong motor sampai di gang depan agar tetangganya tidak mendengar knalpot bising kemudian mengutuknya dengan ucapan sumpah serapah atau lebih parahnya menyiramnya dengan air bekas cucian piring.

Untuk menuju rumah Lika hanya membutuhkan waktu 5 menit juga dengan satu tarikan pedal gas saja. Sangat mudah baginya mengendarai motor ribet itu.

 "Buruan, gue udah hampir telat nih!" ucapnya pada Lika lewat voice note saat dia sudah berhasil sampai di depan rumah temannya itu.

Mereka sangat akrab meskipun hanya bertemu setiap malam minggu saja. Lika menjadi teman Indy sejak mereka SD. Sampai di bangku SMP pun mereka masih di satu sekolah yang sama walaupun beda kelas.

Malangnya, saat memasuki SMA mereka harus berpisah karena keinginan yang berbeda. Indy yang menuruti permintaan orang tuanya dengan bersekolah di SMA favorit. Sementara Lika bersekolah di SMK.

Lika adalah gadis yatim piatu, dia hidup bersama neneknya setelah kedua orang tuanya meninggal. Hidupnya tidak terurus dengan baik. Bisa di bilang dia hidup semuanya sendiri karena memang tidak ada yang menasehatinya dengan serius. Berbeda sekali dengan Indy.

Meski saling memanfaatkan dan menjadikan satu sama lain sebagai alasan agar bisa lolos dari pertanyaan orang tua. Hubungan pertemanan mereka tetap langgeng.

Indy selalu menjadikan Lika alasan agar bisa keluar dari rumah saat malam minggu tiba. Lika juga sebaliknya, dia menjadikan Indy alasan agar bisa bertemu pacarnya yang setiap minggu berganti-ganti.

Brummmm...brummmm....

Suara knalpot racing mengalun dengan bisingnya, membuat suasana semakin riuh dan ramai. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Itu artinya sudah waktunya Indy bertarung.

Ya, Indy adalah seorang joki balap liar. Dia sangat suka dunia balap, bukan demi uang melainkan itu sudah menjadi hobinya. Baginya balap liar itu sangat menyenangkan juga menantang adrenalinnya karena harus menaklukan jalan Raya yang ramai akan kendaraan bermotor.

   Meskipun harus bertaruh nyawa, bodohnya otak Indy tidak begitu memikirkan hal itu dan lebih memprioritaskan kesenangannya.

...   Lady bike sudah memegang bendera, itu artinya sebentar lagi pertarungan akan segera di mulai....

"Tuhan, gue pasrahkan hidup dan mati kepada-MU."

Dia tak lupa berdoa sesaat sebelum bertarung, karena tidak munafik. Indy hanyalah manusia biasa yang takut mati sebelum ajal sesungguhnya menjemput.

Pedal gas terus di gebernya, raungan suara knalpot racing saling beradu di antara Indy dan lawan balapnya malam ini. Sorak-sorai dari penonton di tepian jalan Raya yang tengah mereka sulap sebagai lintasan balap liar terdengar begitu riuh.

"Satu, Dua, Tiga.."

   Lady bike melepas bendera, menjatuhkannya ke aspal sebagai tanda pertarungan di mulai.

Tanpa ragu Indy menarik pedal gas motornya dengan kecepatan tinggi, menyusuri jalan raya dan beradu dengan lawan balapnya yang juga seorang joki cewek.

   Sejauh ini, belum pernah Indy kalah dalam pertarungan. Keahlian balap liarnya tidak bisa di remehkan oleh joki-joki lainnya.

Pertarungan sengit itu berlangsung dengan singkat. Hanya beberapa menit membelah jalanan dengan menggadaikan nyawanya kepada Tuhan sesaat, Indy berhasil sampai di garis finish lebih dulu dari lawannya. Raut wajah yang begitu kesal tergambar jelas di wajah joki lawan. Dia menatap Indy dengan sinis. Seakan menaruh dendam yang begitu dalam.

Seperti biasanya, walaupun menang dalam pertandingan dia tidak menyombongkan dirinya. Indy tetap menyambangi lawan dan berjabat tangan sebagai salam perdamaian. Tapi kali ini joki lawan pergi begitu saja dan mengabaikan saat dia memberikan uluran tangannya.

Bukannya merasa terhina, Indy justru tersenyum. Dia berbalik badan dan apa yang dia lihat? Dia melihat dengan jelas semua tim balapnya sedang berbahagia atas kemenangannya. Ketua dari tim memberikan separuh bagian hasil taruhan padanya saat Indy berdiri tepat di depannya.

"Nih Ndy, bagian lo. Thankyou banget buat malam ini. Lo nggak pernah kecewain tim gue, nggak salah gue booking lo jadi joki gue."

   Ketua tim muji kehebatan Indy dengan bangga, tanpa basa-basi ia langsung menerima uang di dalam amplop putih yang di sodorkan ketua tim.

"Sama-sama,Bang. Jangan lupa calling gue kalau ada job lagi."

"Pasti lah Ndy, lo tenang aja."

Sedang asiknya ngobrol, seseorang datang memotong obrolan Indy dengan ketua timnya. Dengan percaya diri, cowok itu mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan pada mereka berdua yang masih bingung karena tidak mengenalnya.

"Sorry ganggu kalian. Kenalin, gue Angga."

"Indy."

"Eh sorry nih Ndy, gue mau balik duluan. Tuh anak-anak udah pada nggak sabar nungguin pesta."

   Ketua tim justru pamit saat Angga datang. Sepertinya dia paham maksud Angga. Setelah bersalaman, ketua langsung pergi meninggalkan Indy berdua saja dengan Angga.

"Gue tadi nonton lo, lo hebat banget sih bisa ngalahin Siska."

"Oh. Jadi, namanya Siska."

"Iya, dia satu sekolah sama gue."

"Oh."

Indy terus menjawab seperlunya, sampai Angga menyadari bahwa cewek itu sangat cuek, tapi Angga tidak menyerah. Dia terus memulai obrolan. Karena tidak mungkin Indy yang akan memulainya.

"Gue sih niatnya mau ngajak lo gabung ke tim gue."

"Tim lo?" tanya Indy penasaran.

"Iya, tapi tim gue udah resmi. Jadi lo nggak perlu main liar kayak gini dan lebih safety tentunya. Mau nggak?"

"Gue pikir-pikir dulu deh."

"Oke, nggak papa kok. Ini kartu nama gue, kalo lo udah punya keputusan, lo bisa hubungin gue di nomer yang tertulis di situ."

"Oke, udah kan? Soalnya gue mau balik."

"Oh, silahkan."

Indy langsung pergi dan buru-buru mengambil motor yang terparkir di pinggir jalan raya. Sempat dia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam 12.

Kocar-kacir dia memberondong Lika dengan pesan whatsapp.

"Lika!"

"Woyy.. Lika."

"Gue mau balik nih, lo dimana?"

"Lika.. Nggak jawab pesen, gue tinggalin nih!"

     Begitu isi rentetan Chat Whatsapp-nya ke Lika. Dia sempat mengulur kesabarannya dengan menunggu balasan pesan dari Lika selama beberapa menit.

"Ndy, lo ke tempat biasa, gue udah di tempat biasa."

"Siap, Ndan."

Segera Indy menyusul Lika. Detik jarum jam terus bergerak. Situasi sudah tidak santai lagi. Begitu bertemu Lika. Indy menyuruh Lika berpegangan erat padanya. Lika pun paham dengan intruksi Indy, sebab mereka berdua harus cepat sampai di rumah.

 

Tepat sepuluh menit memacu motornya, Indy berhasil mengantarkan Lika dengan selamat. Tinggal lima menit tersisa waktu yang harus dia kejar agar bisa sampai di rumahnya.

Tidak sia-sia cewek itu menjadi joki balap liar, keahliannya dalam menarik pedal gas kali ini bisa menyelamatkannya. Terbukti dengan waktu yang sudah mepet itu, dia bisa sampai di rumahnya tepat sebelum bapaknya mengunci pintu.

"Paaaakkk! jangan dulu di kunci, Indy mau masuk."

     Langsung saja dia menerobos masuk garasi dan memarkirkan motornya asal.

"Makasih Bapak." ucapnya lengkap dengan senyuman manisnya.

"Langsung tidur, jangan begadang." pesan bapaknya.

"Iya."

Terpopuler

Comments

Taufik Alfiriadi

Taufik Alfiriadi

btul bngat dak slah Lg

2022-08-20

0

Sri MM.

Sri MM.

mampir Thor
#seperti sampah
#my husband is a Gay

2021-05-30

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Inilah cinta sejati ku, yang kupersembah kan hanya untukmu, sayangku, segala ku, dan masa depanku 🙏🙏♥️♥️🤗🤗

2021-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Kebohongan Yang Kesekian Kali
2 Rayuan Maut Bang Raka
3 Rencana Bima
4 Om Dhanu dan Rio
5 Untung Saja Itu Rio
6 Rio dan Rahasia
7 Tawaran Basa-basi
8 Hadiah dari Rio
9 Siapa Dia
10 Jadian
11 Putus
12 Sebuah Pengakuan
13 Misterius
14 Curhatan Indy
15 Seminggu Menuju Balap
16 Ritual Sebelum Balap Di Mulai
17 Bocornya Dua Rahasia
18 Kemenangan Pertama
19 Hari Buruk
20 HARI BURUK #2
21 PUTUS
22 Hanya Dengan Menangis
23 Obat Untuk Indy
24 Rio Oh Rio
25 Jemputan Untuk Indy
26 Berita Mengejutkan
27 Kecewa
28 Kepergian Indy
29 Menyesal
30 Bukan Penjilat
31 Aku Rindu Angga
32 Selamat Datang Mas Adi
33 Panggilan Sayang
34 Bertemunya Adi dan Rio
35 Bertemu Lagi
36 Adi Yang Manis
37 Jajan Time
38 Malam Minggu Beracun
39 Maling
40 Amarah Rio
41 Hadiah Permintaan Maaf
42 Ide Om Dhanu #1
43 Ide Om Dhanu #2
44 Kedatangan Adi
45 Raka Penasaran
46 Adu Mulut
47 Tetes Air Mata Adi
48 Malangnya Adi
49 Perasaan Bersalah dan Sebuah Penyesalan
50 Gantungan Kunci
51 Menahan Rindu
52 Lili
53 Gagal Ngekos
54 Sarapan Bersama Lili
55 Berkunjung Ke Rumah Lili
56 Cerita Lili
57 Ketulusan Lili
58 Gamis Magic
59 Candaan Rio
60 Indy Ketahuan
61 Pesanan Lala dan Lulu
62 Kode Dari Rio
63 Pertemuan Tak Disengaja
64 Pesan Dari Lili
65 Emosi Lili
66 Abi Sayang Umi, Sekarang
67 Lili dan Rio Bertemu
68 Sholawat Pengantar Tidur Dari Rio
69 Sikap Lili
70 POV Lili
71 Indy Sakit
72 Indy Siuman
73 Cadar
74 Jalan Terbaik
75 Wanita Shalehah
76 Mencari Indekos
77 Kehilangan
78 Akur
79 Ada Lili dan Rio
80 Surprise to Indy
81 Teman Menuju Jannah
82 Liburan
83 Liburan Part 2
84 Rencana Terendus
85 Keikhlasan Lili
86 Cobaan Untuk Keluarga Indy
87 Siapakah Dia
88 Pinta Sang Mama
89 Kuputuskan, Aku Mau Menikah
90 Menuju Ijab Qobul
91 Ijab Qobul
92 Extra Part
93 BACA YUK
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kebohongan Yang Kesekian Kali
2
Rayuan Maut Bang Raka
3
Rencana Bima
4
Om Dhanu dan Rio
5
Untung Saja Itu Rio
6
Rio dan Rahasia
7
Tawaran Basa-basi
8
Hadiah dari Rio
9
Siapa Dia
10
Jadian
11
Putus
12
Sebuah Pengakuan
13
Misterius
14
Curhatan Indy
15
Seminggu Menuju Balap
16
Ritual Sebelum Balap Di Mulai
17
Bocornya Dua Rahasia
18
Kemenangan Pertama
19
Hari Buruk
20
HARI BURUK #2
21
PUTUS
22
Hanya Dengan Menangis
23
Obat Untuk Indy
24
Rio Oh Rio
25
Jemputan Untuk Indy
26
Berita Mengejutkan
27
Kecewa
28
Kepergian Indy
29
Menyesal
30
Bukan Penjilat
31
Aku Rindu Angga
32
Selamat Datang Mas Adi
33
Panggilan Sayang
34
Bertemunya Adi dan Rio
35
Bertemu Lagi
36
Adi Yang Manis
37
Jajan Time
38
Malam Minggu Beracun
39
Maling
40
Amarah Rio
41
Hadiah Permintaan Maaf
42
Ide Om Dhanu #1
43
Ide Om Dhanu #2
44
Kedatangan Adi
45
Raka Penasaran
46
Adu Mulut
47
Tetes Air Mata Adi
48
Malangnya Adi
49
Perasaan Bersalah dan Sebuah Penyesalan
50
Gantungan Kunci
51
Menahan Rindu
52
Lili
53
Gagal Ngekos
54
Sarapan Bersama Lili
55
Berkunjung Ke Rumah Lili
56
Cerita Lili
57
Ketulusan Lili
58
Gamis Magic
59
Candaan Rio
60
Indy Ketahuan
61
Pesanan Lala dan Lulu
62
Kode Dari Rio
63
Pertemuan Tak Disengaja
64
Pesan Dari Lili
65
Emosi Lili
66
Abi Sayang Umi, Sekarang
67
Lili dan Rio Bertemu
68
Sholawat Pengantar Tidur Dari Rio
69
Sikap Lili
70
POV Lili
71
Indy Sakit
72
Indy Siuman
73
Cadar
74
Jalan Terbaik
75
Wanita Shalehah
76
Mencari Indekos
77
Kehilangan
78
Akur
79
Ada Lili dan Rio
80
Surprise to Indy
81
Teman Menuju Jannah
82
Liburan
83
Liburan Part 2
84
Rencana Terendus
85
Keikhlasan Lili
86
Cobaan Untuk Keluarga Indy
87
Siapakah Dia
88
Pinta Sang Mama
89
Kuputuskan, Aku Mau Menikah
90
Menuju Ijab Qobul
91
Ijab Qobul
92
Extra Part
93
BACA YUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!