Sudah beberapa hari ini Medina berada dirumahnya Firo. Banyak hal hal yang membuat emosi Medina naik turun seperti menaiki roller coaster.
Entah itu Medina di suruh panjat pohon. disuruh memakai kumis palsu. Bahkan Firo sering Mengerjai Medina saat tidur seperti mengikatkan pakaiannya dengan ekor boneka monyet.
Firo sangat senang mengerjai mainan barunya.
Kala itu saat Medina terbangun, tanpa sadar semua pelayan di rumah menahan tawanya ketika melihat medina berjalan terdapat ekor di belakangnya. Tentunya ekor palsu yang sengaja dipasang Firo saat dirinya tertidur. Medina baru sadar ketika salah satu pelayan bernama Mita membisikan sesuatu ke telinganya.
"Nona, ada ekor yang menempel di belakang Nona,"
Medina menengok ke belakang punggungnya, dengan di bantu mita dia mencopot ekornya.
"Awas kamu! Kalau tidak gila udah tak bikin bonyok kamu!"
Medina mengepalkan tangannya.
Semua yang dilakukan Firo membuat medina geram dan selalu memutar otaknya agar mendapatkan cara bagaimana ia harus menghadapi Firo.
"Aku tak yakin dia benar benar gila atau malahan aku yang akan dibuat jadi gila!" ucap Medina begitu sangat kesal.
***
Malam itu ketika Firo tertidur,
Ting!
Sebuah ide mendadak muncul di kepala Medina .
"Rasain kamu!"
Medina mengikat kaki dan tangan Firo ketika dia tertidur pulas.
"Kalau kaya gini aku bisa tidur nyenyak,"
Tak ingin dikerjai lagi medina mengikat Firo dengan tali.
Pekerjaannya sudah beres. Karena rasa kantuknya Medina memutuskan untuk tidur.
Zzzzz.
Tak menunggu berapa lama Medina yang tukang tidur. Langsung terlelap di sofa.
Firo membuka perlahan matanya. Dari tadi dia pura-pura tidur membiarkan Medina bertindak semaunya.
Sret... srett..
Firo melepas tali di tangan dan kakinya.
Hah, baru segini doang kemampuanmu! Batin Firo.
Firo tersenyum miring mendapati kedua tangannya yang sudah terlepas dari tali yang sengaja diikat istrinya.
Firo mendekati Medina yang sudah tidur nyenyak.
Dipandanginya wajah medina dalam dalam.
Gadis dengan kulit putih itu sedang tertidur nyenyak di sofa.
Kamu masih seperti yang dulu. Gumamnya.
****
Flashback,
Hari itu pertama kali Firo mengenal Medina. ketika Firo berumur 10 tahun. Saat itu ibunya baru beberapa minggu meninggalkannya untuk selamanya.
Saat itu Firo sedang depresi berat karena kepergian ibunya yang mendadak membuat dia shock. Ketika itu juga Firo dinyatakan gila karena tidak bisa mengendalikan dirinya. Firo juga sempat di pasung karena mencoba melukai orang-orang di sekelilingnya.
Nyonya Stella mengurungnya dikamar jauh terpisah dari rumah utama yang dia tempati. Kamarnya terletak tidak jauh dari taman.
Di kamarnya, Firo yang sedang duduk di tepi jendela sedang memperhatikan gadis kecil bersama bapaknya yang sedang merapihkan taman.
"Bapak, ini bekalnya. Ibu sudah membuat ayam goreng dan sambal goreng khusus buat bapak,"
ucap medina kepada bapaknya yang kala itu sedang merawat taman di rumah tuan bram.
Pak joko memang pernah bekerja kepada tuan bram, Untuk mengurus taman di perusahan dan rumahnya.
Tuan Bram sangat menyukai suasana nyaman dan asri sehingga dirumahnya pun sudah seperti perkebunan berisi banyak sekali bunga dan tanaman.
Ada tiga taman yang terpisah. Pertama taman depan yang letaknya di depan halaman rumah utama. Yang kedua taman tengah yang memisahkan rumah utama dan kamar Firo yang di tempati sekarang. Dan yang ketiga taman samping, Taman yang sangat luas yang tidak boleh sembarang orang memasukinya.
Pak Joko hanya mengurus taman depan Dan taman tengah.
Saat itu pak Joko sedang membenahi taman tengah di depan kamar Firo. Medina kecil biasa membantu bapaknya merawat berbagai bunga dan sekalian mengantarkan makanan kepada bapaknya.
Sebenarnya di rumah Tuan Bram sudah disediakan makanan. Akan tetapi Pak Joko lebih senang memakan masakan yang dibuat istrinya dari pada masakan orang lain.
Dan kebetulan jarak rumah Pak Joko dan Tuan Bram waktu belum pindah tidak terlalu jauh.
"Terima kasih ya nak bekalnya," ucap Pak Joko, "Kamu sudah makan belum? ayo makan sama bapak di sana," tambahnya sambil menunjuk kursi yang tidak jauh dari situ.
"Aku sudah makan, Pak! aku bantuin sirami bunganya saja ya, Pak" sahut Medina.
Medina lalu mengambil ember siram di tangan bapaknya.
"Yasudah, Bapak makan dulu ya nak," ucap Pak Joko sambil mengusap kepala Medina.
Medina kecil sangat senang menyiram tanaman sambil menyanyi dan bergoyang goyang menggerakkan badannya yang kecil.
Gadis kecil itu terlihat lucu dan menggemaskan.
Sementara itu sudah lama Firo dari jauh memperhatikannya lewat jendela kamarnya.
Firo tertawa di kamarnya melihat tingkah medina yang lucu. Untuk pertama kalinya ia melupakan kematian ibunya.
Tiba-tiba.
Prang!!
Tak sengaja kaki medina menendang pot bunga, karena saking asiknya dia bergoyang.
"Gawat hancur deh pot bunganya! bagaimana ini bunganya," gadis kecil itu terlihat kebingungan.
Medina terkaget dia juga takut bapaknya akan memarahinya karena dia menghancurkan tiga pot bunga sekaligus.
"Bagaimana ini! Tidak, Aku harus bilang apa sama bapak," ucap Medina sambil merapikan pecahan pot.
Semoga bapak tak melihatnya.
"Ha...ha...ha..."
Firo dari dalam kamar tertawa kegirangan. Posisi Medina memang tidak jauh dari kamarnya.
"Dasar gadis payah! gadis ceroboh, Bisa bisanya dia tidak tahu ada pot bunga di depannya. Padahal jelas jelas dia baru saja menyiramnya,"
"Ha...ha...lucu sekali gadis itu," ucap Firo di kamarnya.
Firo benar benar senang karena mendapatkan hiburan gratis. Untuk pertama kalinya dia tertawa setelah kematian ibunya.
"Hem..." Medina tampak berpikir dia seperti mendengar seseorang sedang tertawa. Medina menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara.
"Suara siapa itu? Kenapa ada orang tertawa tapi tidak ada wujudnya"
Kata Pak Joko, Tuan Bram melarangnya memasuki taman samping dan kamar yang letaknya ada di belakang taman tengah. Pak Joko sendiri tidak tahu kenapa Tuan Bram melarangnya.
Suaranya berasal dari kamar itu.
Medina memikirkan hal yang aneh bulu kuduknya berdiri meremang.
"Ah, ini pasti cuman perasaanku saja gara-gara sering melihat film horor,"
GDubrag!!
Tak berapa lama sebuah pot besar jatuh miring pas berada di depannya.
Medina yang melihat itu semakin ketakutan.
"Bapak... Di sini ada setan..." Medina berlari sambil menjerit ketakutan.
"Ha... ha... ha...bodoh! itu bukan setan. Dasar gadis ceroboh dan penakut...ha... ha... "
Firo tertawa terpingkal di kamarnya. karena mengetahui yg menyenggol pot besar itu adalah kucing yang sedang berlari mengejar temannya.
Semenjak hari itu, keesokan harinya Firo diam diam memperhatikan Medina dari jauh ketika mengantarkan makanan untuk bapaknya.
Medina selalu membuat Firo tertawa di kamarnya. karena tingkah konyol dan ceroboh medina. yang dilihatnya dari jauh. Sayangnya itu hanya berlangsung beberapa tahun hingga saat Pak Joko di pecat. Gadis periang itu sudah tak pernah terlihat mengurus taman di depan kamar Firo.
Firo begitu sangat kehilangan gadis itu yang ternyata adalah Medina.
Sementara itu dibalik kamar Firo saat dia sering menertawai Medina.
"Dengar kan, Firo benar benar sudah gila, bahkan dia tertawa sendiri" Nyonya Stella berkata kepada Tuan Bram di sebelahnya.
Tuan Bram hanya diam tidak menanggapi.Kemudian Nyonya Stella meninggalkannya sendiri.
Terukir senyum kemenangan di bibir Stella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Kenyang
semoga Medina bisa mnjadi obt penenang hti buat firo🥰🥰
2022-12-25
0
Merry Moningka
j
2022-12-14
0
Tatiastarie
tn Bram yg salah membiarkan orang lain masuk dlm rumahnya yaitu stela penyebabnya....
2022-10-27
0