Hari ini Medina dan Firo menikah.
Acara berjalan sangat lancar dan cepat tidak ada resepsi dan sangat tertutup.
bahkan acara pernikahannya hanya dihadiri Tuan bram, BI Inah, dan kedua orang tua Medina.
Nyonya Stella dan kedua anaknya sedang di luar negri tidak diberi tahu oleh Tuan Bram, Sementara Niki menunggu Niko di rumah sakit.
Tuan bram yang awalnya khawatir akhirnya bisa bernafas lega, takut acaranya menjadi kacau karena kelakuan Firo.
Bi Inah sebelumnya sudah memberikan arahan kepada Firo mempersiapkan diri agar firo bisa bersikap normal dan mengikuti instruksi yang BI Inah jelaskan.
Sementara itu,
Bu Sari tak henti hentinya menangis, Melihat Medina meneteskan air mata ketika acara ijab kabul selesai.
Hari ini lain dari biasanya Firo mampu bersikap tenang, sesekali dia melirik ke arah Medina yang terlihat sedih. Entah apa yang dipikirkannya sekarang.
Melihat Firo melihatnya, Medina merasa takut.
Ah, Kenapa nasibku tidak beruntung, kenapa aku harus menikah dengan seorang pria gila. Harusnya ini hari bahagia ku. batin Medina pasrah.
Acara selesai begitu sangat cepat.
Acara sudah selesai , Firo dan Medina sudah resmi menjadi suami istri. Pak Joko dan Bu Sari pamit pulang. Walaupun begitu tak henti hentinya mereka meminta maaf kepada Medina.
"Nak kabarin bapak, kalau terjadi apa-apa," ucap Pak Joko kepada Medina, "Tuan bram, aku titipkan anakku kepada Anda. tolong jaga anakku, Tuan" ucapnya lagi kepada Tuan Bram memelas.
"Baik, Pak Joko! Tenanglah, Mulai sekarang saya sudah menganggap Medina seperti anakku sendiri," jawab Tuan Bram sungguh-sungguh agar Pak Joko tidak khawatir.
***
Dengan mobil terpisah, Medina sampai rumah dahulu, dan disambut beberapa asisten rumah tangga.
Medina bingung kenapa dia tak tinggal di rumah utama, melainkan ia diarahkan ke ruangan yang seperti kontrakan petakan yang jaraknya jauh dari rumah utama.
"Selamat datang nona, Saya asisten rumah tangga yang mengurus Tuan Muda Firo, panggil saja saya Bi Inah, Mari nona saya tunjukkan kamar anda"
Bi Inah membawa Medina ke kamarnya.
karena hatinya sangat lelah akhirnya medina mengikuti langkah BI Inah.
"Panggil saja saya, Medina" Medina menjawab uluran tangan BI inah dengan ramah.
"ini kamar nona dan tuan muda Firo," ucap Bi inah sambil menunjuk sebuah kamar dengan jempolnya.
Ia menunjuk ke kamar yang mirip dengan kontrakan petakan yang dikelilingi taman di sampingnya.
Kenapa kamarnya begitu menyeramkan. Batin Medina.
Umur Bi Inah sudah menginjak 55 tahun wajar saja uban di rambutnya sudah terlihat merata.
"A-aku harus sekamar dengan tuan Firo, Bi? " Medina terkaget.
"Iya nona, Tidak baik kalau pasangan yang sudah menikah tidur terpisah," ucap Bi inah sambil tersenyum.
Menikah! Medina baru menyadari kalau ia sudah menikah dengan Firo.
"Silahkan masuk, Nona! tuan muda sudah menunggu di dalam," ucap Bi inah.
Medina melangkahkan kakinya pelan masuk kamar. ia menengok ke kanan dan ke kiri berjalan mengendap.
Huft!
"Aman tidak ada tuan Firo disini" pikirnya dalam hati sambil menghembuskan poninya.
Medina langsung merebahkan badannya di kasur.
Hah! Ternyata kamarnya begitu sangat nyaman. Batin Medina sambil tiduran.
Netra Medina masih memandangi suasana kamar itu. Luasnya saja bisa lima kali lipat dari kamarnya. Bahkan barang-barangnya tertata rapi dan mewah.
Baru berapa menit Medina memejamkan mata.
Tiba-tiba,
"Pergi kamu dari tempatku,"
Jerit Firo sambil mendorong tubuh Medina ke lantai.
Mata Medina membulat sempurna mendapati dirinya jatuh ke lantai.
"Au...punggungku!" teriak Medina mengelus punggungnya yang kesakitan.
Begini kah kalau sekamar dengan orang gila? batinnya sambil mengelus punggungnya, Medina perlahan bangun.
Firo mendorong tubuhnya yang tertidur ke lantai. Dia tersenyum melihat Medina.
BUG!
"Menjauh lah dariku," ucap Firo sambil melempar bantal ke muka Medina. dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Lemparannya tepat sekali kemuka Medina.
"Ahhhh..." teriak Medina lagi. Sekarang mukanya yang terkena bantal.
Kalau bukan orang gila sudah aku habisin kamu! ucap Medina dalam hati.
Posisi tangan Medina ingin mencengkram seperti harimau di belakang punggung Firo .
Firo yang tidur membelakangi medina tampak tersenyum senyum sendiri.
Medina yang sudah di usir dari tempat tidur itu terpaksa harus tidur di sofa.
Medina tampak memandangi punggung Firo dari belakang. Sebetulnya dia kagum melihat postur badan Firo dan muka Firo yang bisa dikatakan mirip oppa Korea. Sayangnya Firo memiliki gangguan jiwa. Coba kalau tidak, mungkin Medina bisa jatuh cinta kepada Firo.
Firo masih tersenyum membelakanginya.
Siang itu saking capeknya Medina sampai terlelap tidur di sofa.
Satu jam kemudian Medina terbangun dari tidurnya.
"Hoooaaaemmm,"
Sambil menguap seperti biasa setiap bangun tidur Medina langsung ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Ketika melihat ke cermin kamar mandi. Medina begitu kaget.
"Tidaaaakk... "
"Hal gila apa lagi ini!" teriak Medina.
Medina langsung terkaget mendapati mukanya yang di coret seperti badut.
"Sabar...sabar," Medina memegang dadanya agar bersabar.
Hanya itu yang harus ia lakukan. Medina menggerutu sambil terus membersihkan mukanya. Rasanya ingin sekali ia menjerit waktu itu.
Baru sehari menjadi istri Firo sudah membuat Medina emosi jiwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
inces worr
🤣🤣🤣🤣🤣tapi menurut ku ini lucu malah hehehh, Medina yg sabar ya dia itu bukan gila tapi trauma karena PD suatu hal menurut aq..
2023-01-25
1
Rosidah Wiswanda
sabar ya,semua ini baru permulaan din
2023-01-17
0
Ijah Sopiah
hahaha... udh tau kamar orang gila, kenapa tidur Nya nyenyak banget... untung cuma di coret coret, coba kalo di cekik.. udh nggak bisa bayangkan deh sekamar sama orang gila
2023-01-09
0