Dokter Afifa
Afifa seorang dokter ahli bedah yang sangat cantik, lembut dan baik hati. Dia adalah salah seorang dokter ahli bedah yang Terbaik di Asia, selain itu Afifa adalah anak dari seorang pengusaha terbesar di negaranya Hamid Abdullah ya itulah nama ayahnya.
Meskipun dilahirkan di keluarga yang sangat kaya raya dan terkenal tetapi tidak membuat Afifa Fatiyya Abdullah menjadi sombong bahkan dia adalah sosok wanita yang sederhana dan bersahaja. Tak banyak yang mengetahui siapa sebenarnya Afifa hanya orang-orang terdekatnya lah yang mengetahui siapa Afifa.
Siang ini dirumah sakit milik keluarganya Afifa baru saja menyelesaikan operasi pasiennya.
setelah membersihkan diri pasca menyelesaikan operasi pasien Afifa beranjak menuju ruangannya dan tak selang beberapa kemudian datang Reina sahabatnya sekaligus teman seprofesinya.
"Hai fa boleh saya masuk" sapa Reina yang langsung aja masuk tanpa menunggu yang ditanya menjawab.
Afifa hanya tersenyum dan menggelengkan kepala saja menanggapi sahabatnya sejak kecil itu.
"Dah selesai operasi pasiennya" tanya Reina
"Udah rein baru aja selesai, emang kenapa?" tanya Afifa balik.
"gak kenapa2 sih cuma lagi bete aja, keluar yuk makan siang di cafe yang baru buka kemarin itu katanya sih makanannya enak dan tempatnya itu keren deh pokoknya" ajak Reina dengan muka puppy eye nya berharap Afifa menyetujui ajakannya.
"Oke baiklah, lagian aku juga sudah gak ada kerjaan lagi dan gak ada jadwal lagi"
Mereka pun akhirnya berjalan keluar menuju parkiran
"Pakai mobilmu apa mobilku nih" tanya Reina
"terserah mobil siapa aja boleh" jawab Afifa
"ya sudah pakai mobilku aja ya, nanti aku antar deh pulang sampai rumah dengan selamat" ucap Reina sambil mengedipkan matanya
"ah kau itu pasti kalau ada maunya pasti begitu"
dan mereka pun akhirnya tertawa ringan dengan celotehan mereka berdua.
Cuma butuh waktu 10 menit untuk sampai ke cafe starlite yang mereka tuju.
Kedua gadis cantik itu keluar dari mobilnya dan menuju pintu masuk dan tanpa sengaja mereka bertabrakan dengan seseorang yang sangat familiar dengan mereka ya Ardiansyah seorang laki-laki yang menjadi cinta pandangan pertama dari Afifa yang merupakan kakak tingkat dikampusnya tetapi berbeda jurusan dan fakultas.
"Hai maaf, aku gak sengaja" kata Ardiansyah
"Ah gpp kok lagian kita juga kurang berhati-hati" jaawab Afifa lembut
"kamu Afifa Fatiyya kan anak 1A kan" tanya Ardiansyah saat bertemu pandang dengan wajah cantik Afifa.
"Iya, kamu...??" Afifa menggantung kalimatnya sambil menghilangkan kegugupannya itu dengan berusaha bersikap setenang mungkin.
Bagaimana Afifa lupa dengan Ardiansyah cinta pertamanya sekaligus cinta dalam diamnya. Ya seseorang yang selama bertahun-tahun telah mencuri hatinya meski sudah sekian lama tidak berjumpa tetapi hati Afifa masih tertambat untuknya.
"Aku Ardiansyah kita satu sekolah dulu di SMA Unggulan dan ketika itu kamu kelas 1 dan aku kelas 3" Ardiansyah menjelaskan panjang lebar.
"Oh ya, maaf saya sedikit lupa karena ya tahu sendiri kan sudah berapa lama tidak berjumpa" bohong Afifa untuk menutupi kebohongannya.
"ehemmmm" rein berdehem untuk memecah perhatian mereka yang sedikit melupakan keberadaannya.
"Maaf kak, kenalin ini rein temen aku" kata Afifa saat sadar telah melupakan sahabatnya satu itu.
Reina dan Ardiansyah saling berjabat tangan dan saling menyebutkan nama masing-masing.
"Saya tinggal masuk dulu ya kak, maaf atas kejadian barusan" Kata Afifa tulus meminta maaf
"Seharusnya aku yang minta maaf karena terburu-buru dan tidak melihat jalan tadi" jawab Ardiansyah yang sama-sama saling berebut meminta maaf
"Oh ya, silahkan" Ardiansyah mempersilahkan mereka masuk ke cafe itu sambil tersenyum tipis dimulutnya
Afifa hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipis juga dibibir cantiknya.
Afifah dan Rein pun segera masuk dan mencari bangku yang kosong untuk mereka berdua dan dibelakang Ardiansyah mengikuti masuk tetapi Ardiansyah langsung menuju ruang private room yang telah dipesan oleh cliennya.
"Fa, cowok tadi tampan sekali ya" kata Reina saat mereka duduk dimeja yang dituju.
"Ah tampan itu relatif rein karena nilai kadar ketampanan setiap cowok itu berbeda disetiap cewek, iya kita bilang tampan tapi ada sebagian cewek ada yang bilang itu biasa ya kan" jelas Afifa untuk menutupi rasa deg-degan dihatinya yang belum kunjung berhenti saat bertemu Ardiansyah.
"Kamu kenal dekat fa sama dia" tanya Reina
"gak juga sih, cuma dia adalah salah satu anggota tim basket dan merupakan salah satu geng most wanted disekolah dulu. Banyak siswi-siswi yang berusaha mengejarnya cuma itu yang aku ketahui" Afifa menjelaskan panjang lebar ke sahabatnya.
"Tapi kelihatannya tahu betul tentang kamu fa" selidik Reina.
"Ah biasa aja, tidak seperti yang kamu pikirkan" kata Afifa saat pelayan datang menghampiri meja mereka.
Mereka menyebutkan pesanan masing-masing dari menu yang tersedia.
Sambil melanjutkan obrolan yang umum saja. Setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka datang.
Sambil mengobrol ringan mereka menyantap makanan itu.
Tak terasa mereka sudah terlalu lama di cafe itu karena keasyikan mengobrol.
" Oh ya ga nanti kamu langsung pulang atau mau kembali kerumah sakit mengambil mobil nih" tanya Reina disela-sela obrolannya tadi.
"Anterin aku kerumah aja deh, aku capek banget hari ini" yang memang begitu tampak terlihat titik-titik kelelahan diwajah Afifah.
"Ya udah yuk pulang" ajak Reina sambil beranjak berdiri.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju keparkiran sambil disertai obrolan ringan dan canda tawa.
Saat mau membuka pintu mobil tiba-tiba Ardiansyah menghampiri mereka.
"Hai fa!" sapa Ardiansyah yang sedikit mengejutkan Afifa dan Reina.
"Hai, juga. Sudah selesai urusannya kak" tanya Afifa disela-sela sapaannya tadi.
"Sudah, Kalian sudah mau pulang?"
"Iya nih, capek seharian kerja." Reina menjawabnya sebelum Afifa menjawab pertanyaan Ardiansyah.
" Oh, ya kami duluan ya kak" sambung Afifa melanjutkan ucapan Reina tadi karena Afifa ingin segera menyudahi percakapan mereka dan disisi lain Afifa berusaha menutupi kecanggungan ya dan debaran jantungnya yang berdetak sangat cepat seolah-olah ingin lompat dari tempatnya.
"Baiklah, silahkan"
"Sampai jumpa di lain waktu ya" lanjut Ardiansyah setelah mempersilahkan mereka pergi dari hadapannya.
Afifa dan Reina masuk kedalam mobil dan setelah itu segera Reina melajukan mobilnya.
Didalam mobil Reina mulai membuka percakapan.
"Fa kayaknya dari gelagat Ardiansyah sepertinya dia ada rasa deh sama kamu" kata Reina
"Ngaco kamu, tahu dari mana."
"Lagian mana mungkin kak Ardiansyah menyukaiku itu sangat mustahil kali, secara dulu banyak banget wanita yang mengejar-ngejar dia" kata Afifa berusaha untuk menutupi perasaannya tp reina lebih tahu gimana sahabatnya satu itu.
"Kamu cantik fa, mana mungkin Ardiansyah gak tertarik sama kamu"
"Selain itu dari bahasa tubuh Ardiansyah kelihatan banget dia menyimpan perasaan sama kamu" jelas Reina panjang lebar.
"Udahlah gak usah ngaco deh, sekarang yang penting kamu anterin aku pulang karena aku benar-benar sangat capek dan mau istirahat" kata Afifa ingin menyudahi perbincangan tentang Ardiansyah.
"Kamu beneran gak ada rasa nih sama Ardiansyah" goda Reina.
"Apaan sih rein, kamu jangan ngarang deh."
"Udah ah gak usah bahas Ardiansyah lagi deh oke"
"Aku lagi bak mood membahas masalah cowok kali ini" Afifa memberikan penjelasan agr Reina tidak tahu apa yang dirasakan saat ini.
tak berapa lama Afifa dan Reina sudah sampai didepan rumah Afifa.
Pintu gerbang terbuka dengan sendirinya.
Afifa tinggal dikawasan salah satu perumahan elit dan hanya orang-orang tertentu yang tinggal disana.
Mereka turun dan langsung masuk kedalam rumah.
"Uma..." Afifa langsung berhambur kedalam pelukan ibunya saat melihat uminya sedang bersantai diruang keluarga bersama Abi nya.
"Hanya uma saja nih yang disapa" Abi Afifa merasa cemburu karena hanya istrinya saja yang disapa oleh anak semata wayangnya ini.
"Abi... tumben Abi dirumah gak ngantor hari ini" tanya Afifa sambil tersenyum manis dan menghampiri Abi nya untuk mencium punggung tangan Abi nya.
"Sore Uma sama Abi" Reina menyapa kedua orang tua Afifa
"loh ada nak Reina toh tadi, maafkan Uma ya gak tahu kalau nak Reina ikut kemari" Uma Afifa beranjak Untuk memeluk Reina.
Sebenarnya Reina adalah saudara sepupu berhubung orangtua Reina sudah meninggal karena kecelakaan pesawat sejak Reina menginjak sekolah Menengah atas (SMA) dan sejak itu pula Reina dibiayai sekolah sama orangtua Afifa.
Kasih sayang orangtua Afifa terhadap Reina sama persis dengan kasih sayangnya ke Afifa.
Orangtua Reina adalah adik dari Uma nya Afifa.
Sejak meninggalnya orangtua Reina dan kakaknya Aziel Ramadhan, orangtua Reina mengambil hak asuh mereka dan menyekolahkan sampai mereka mampu menjalankan usaha peninggalan papanya mereka.
Tapi hanya Aziel yang menjalankan perusahaan peninggalan papanya sedangkan Reina mengikuti jejak Afifa untuk mengabdikan dirinya ke masyarakat untuk menjadi seorang dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Setiaji Muhammad
gasken thor
2023-11-13
0
susi 2020
🤩🤩
2023-10-22
0
susi 2020
🥰🥰
2023-10-22
0