Dikantor tuan Hamid

Setelah Afifa dan Ardiansyah makan siang berdua mereka akhirnya berangkat kekantor Abi Afifa.

Diperjalanan Afifa tampak terdiam karena sejak tadi jantungnya selalu berdetak kencang, dia menatap kearah luar kaca mobil.

"Fa melamun aja entar kesambet lho" goda Ardiansyah yang melihat dari tadi Afifa hanya terdiam saja.

"Ah cuma lagi kepikiran dirumah sakit aja kok kak" kata Afifa berbohong.

"Jangan bilang kamu lagi mikirin dokter tengil itu ya fa, aku gak mau kamu sampai menjadi milik dokter tengil itu" batin Ardiansyah yang sedikit cemburu karena Afifa lebih memikirkan rumah sakit saat bersama dia jadi pikirannya Afifa lagi memikirkan dokter Nicholas.

Mereka berdua terdiam dan tiba-tiba hp Afifa berdering.

Afifa mengangkat telepon seluler nya yang ternyata dari Abi nya itu.

"Assalamu'alaikum Abi" kata Afifa memberi salam pembuka dari balik hp nya.

"Wa'alaikumsalam nak, apa kamu sudah dijemput sama tuan Ardiansyah nak.

Tadi beliau meminta ijin sama Abi karena beliau kebetulan dirumah sakit dan sekalian saja berangkat bersama dengan kamu" kata Hamid.

"Sudah Abi, ini Afifa sedang dalam perjalanan menuju kantor Abi" kata Afifa.

"Oh ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati dijalan ya nak.

Jangan lupa email sudah dikirim oleh sekretaris Abi tolong kamu pelajari" kata Abi nya mengingatkan.

"Baik Abi, kalau gitu Afifa tutup dulu ya Abi.

assalamu'alaikum" kata Afifa mengakhiri percakapannya.

"Wa'alaikumsalam nak" jawab Abi Hamid.

Setelah sambungan teleponnya terputus Afifa langsung mengecek email yang tadi telah dikirim oleh sekretaris Abi nya.

Sedang Ardiansyah yang tadi mendengar percakapan Afifa dengan Abi nya hanya diam.

Dikepala nya dipenuhi dengan memikirkan Afifa saja.

Sekitar 20 menit perjalanan menuju kekantor Abi Afifa dari restoran tadi akhirnya mereka pun sampai dihalaman gedung yang menjulang tinggi.

Afifa dan Ardiansyah memasuki gedung dan menuju lobby dan menyampaikan kalau mereka sudah ada janji dengan tuan Hamid.

Resepsionis menelepon melalui sambungan pararel.

setelah diijinkan oleh sekretaris tuan Hamid resepsionis itu pun mempersilahkan dan mengantarkan Afifa dan Ardiansyah menuju ruangan tuan Hamid.

Tak ada satu orang pun karyawan tuan Hamid mengenali kalau Afifa adalah satu-satunya putri tuan Hamid yang mana akan mewarisi semua kekayaannya dan bisnis nya.

Mereka bertiga memasuki lift dan langsung menuju ke lantai 30 tempat ruangan CEO.

Saat sudah sampai di lantai 30 mereka bertiga keluar dari lift itu dan menuju ke meja sekretaris tuan Hamid.

Sekretaris tuan Hamid mengantarkan Afifa dan juga Ardiansyah menuju ke ruang meeting dan setelah itu sekretaris itu langsung menuju keruang CEO dan mengabari kalau Afifa dan Ardiansyah sudah berada diruang meeting.

Tuan Hamid pun segera menuju ruang meeting dan diikuti oleh sekretarisnya dengan membawa berkas-berkas.

Sesampainya tuan Hamid diruang meeting mereka semua langsung memulai meetingnya yang memakan waktu sedikit lama hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 sore.

Mereka menyudahi meetingnya dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Saat keluar dari ruang meeting tiba-tiba hp Afifa berbunyi.

Tak lama kemudian Afifa langsung mengangkat telepon itu dan menjawabnya.

"Assalamu'alaikum, ya Anna ada apa ya?" tanya Afifa dari balik hp nya.

"Afifa kamu ditunggu untuk melakukan meeting di rumah sakit karena ada beberapa orang yang terjangkit virus yang sangat serius dan sekarang para dokter sedang menunggu kedatangan mu" kata Anna menjelaskan.

"Baiklah aku akan segera kesana" jawab Afifa.

"Abi aku harus segera kembali ke rumah sakit karena ada beberapa pasien terjangkit virus yang sangat serius dan aku masih belum tahu itu virus apa" kata Afifa pamit dan menjelaskan kepada Abi nya yang mana masih berjalan beriringan bersama Ardiansyah.

"Ya sudah kalau begitu nak, kamu diantar sama sopir Abi saja ya" jawab Abi nya.

"Ya sudah kalau begitu Afifa pamit dulu ya, assalamu'alaikum" pamit Afifa dan langsung berlari keluar karena ada panggilan darurat.

"Wa'alaikumsalam" jawab Ardiansyah dan sekretaris Abi nya

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya fa" kata Abi nya.

Entah didengar atau tidak balasan salam mereka bertiga karena Afifa sudah tergesa-gesa meninggalkan mereka.

"Apa aku harus minta ijin sekarang ya pada tuan Hamid kalau ingin meminang Afifa" batin Ardiansyah.

Karena sejak Afifa kembali ke rumah sakit perasaannya kembali tidak tenang.

"Kayaknya harus sekarang deh karena aku gak mau keduluan sama orang lain" Ardiansyah masih melamun dan membatin dalam hati.

"Tuan Ardiansyah... tuan Ardiansyah" panggil tuan Hamid berkali-kali dan akhirnya menepuk pundak Ardiansyah untuk membuyarkan lamunannya.

"Eh maaf... maaf... tuan Hamid, sampai mana tadi obrolan kita" jawab Ardiansyah gelagapan karena terkejut.

"Ada yang sedang mengganggu pikiran anda tuan Ardiansyah" tanya Hamid.

Sebenarnya Hamid Abdullah sudah tahu kalau Ardiansyah adalah orang yang disukai anaknya sejak dulu dari Uma Aisyah, dan dia sudah menyelidiki tentang Ardiansyah yang ternyata juga menyimpan perasaan yang sama terhadap anaknya.

Hamid bisa memahami kegelisahan dan apa yang sedang dipikirkan Ardiansyah.

"Saya lihat dari tadi anda tidak fokus, apa ada yang ingin Anda sampaikan mungkin" lanjut Hamid kemudian dan tepat pada sasaran.

"Sebenarnya ada tuan, apakah bisa kita berbicara berdua saja tuan" kata Ardiansyah.

"Baiklah kalau begitu kita keruangan saya saja" kata Hamid mempersilahkan dan mengajaknya menuju ruangannya.

Mereka berdua duduk disofa yang ada di ruangan Hamid Abdullah.

"Silahkan duduk tuan Ardiansyah" kata Hamid mempersilahkan dengan santun dan lembut tetapi masih tetap tidak mengurangi wibawa nya.

"Terima kasih tuan Hamid Abdullah" jawab Ardiansyah dan langsung duduk.

"Sekarang ceritakan apa yang ingin anda sampaikan" kata Hamid.

Ardiansyah pun akhirnya menceritakan kisahnya bersama Afifa mulai dari awal dan perasaannya kepada Afifa kepada tuan Hamid selama ini.

"Begitulah ceritanya tuan Hamid dan saya disini mau meminta ijin tuan ingin meminang Afifa untuk menjadi pendamping hidup saya" kata Ardiansyah dengan mengumpulkan keberaniannya akhirnya mengutarakan apa isi hatinya.

"Jadi begitu ceritanya, kalau begitu ajaklah orang tua kamu kerumah saya" kata Hamid memberi restu.

"Apa ini artinya anda merestui saya dengan Afifa tuan Hamid" kata Ardiansyah yang sangat senang karena dia sudah mendapatkan lampu hijau dari tuan Hamid.

"Ya begitulah, mau tunggu apalagi" kata Hamid sambil tersenyum.

"Mau nunggu Afifa diambil lelaki lain emang" lanjut Hamid mencoba menggoda Ardiansyah.

"Tidak tuan, insya allah secepatnya saya akan membawa bunda saya kerumah tuan" kata Ardiansyah.

"Baiklah kalau begitu saya pamit dulu tuan karena saya harus segera memberi kabar gembira ini kepada orang tua saya" kata Ardiansyah kemudian.

Ardiansyah tidak bisa berkata-kata lagi karena sangat bahagianya.

Dia langsung mencium tangan Hamid.

Tuan Hamid yang melihat itu tersenyum saja karena melihat Ardiansyah yang salah tingkah.

"Baiklah kalau begitu, saya tunggu kabarnya tuan akan mendatangi rumah saya" membalas ucapan Ardiansyah.

"Assalamu'alaikum" pamit Ardiansyah dengan mengucap salam.

"Wa'alaikumsalam" kata Hamid membalas ucapan salam Ardiansyah.

Ardiansyah pun keluar dengan hati yang berbunga-bunga.

Perasaan sangat bahagia karena kini dia sudah mengantongi restu dari Abi Afifa.

Bergegas dia pulang karena dia sudah tidak sabar memberi tahu bunda nya.

Terpopuler

Comments

zahra ou

zahra ou

aqillanya udah dead jd gk pp lah

2022-05-27

0

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

horeee akhirnya ngomong juga kak Ardiansyah mo meminang Affifah ..

2021-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan dengan cinta pertamanya
2 Cinta pertama
3 Hari - hari disekolah
4 Kebencian seorang Aqila.
5 Pertemuan
6 Disekolah hari ini
7 Tak sengaja bertemu.
8 Pertemuan Rahasia
9 Bertemu tanpa sengaja.
10 Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11 Perasaan yang berkecamuk
12 rahasia yang terkuak.
13 Kebetulan yang tidak disengaja.
14 Dokter baru
15 Cinta pandangan pertama
16 Dimarkas three Angel
17 Strategi baru
18 strategi awal dimulai
19 Makan siang berdua
20 Dikantor tuan Hamid
21 Dikediaman Ardiansyah
22 Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23 Makan malam special
24 Markas Three Angel
25 Abang Aziel mengambil alih.
26 Kemarahan yang terpendam
27 Kejutan disaat makan siang.
28 Rencana pertama dimulai
29 Pertemuan rahasia musuh
30 Kegelisahan Ardiansyah
31 Janji bertemu Reina
32 Pengumuman
33 Keresahan Ardiansyah
34 Aziel jatuh cinta
35 Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36 Perubahan rencana profesor Alfaro
37 kedatangan Abi Hamid dimarkas
38 Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39 Kekacauan dirumah sakit
40 Dokter Rio
41 Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42 Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43 Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44 Kemarahan profesor Alfaro
45 Penjelasan Afifa
46 Afifa berhasil menghajar Nicholas
47 Penyesalan Ardiansyah
48 Kejadian yang tak disangka-sangka
49 Afifa dan Reina tertangkap
50 Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51 Keterkejutan Uma Hamida
52 Jati diri Ardiansyah
53 Restu keluarga
54 Dua kebahagiaan sekaligus.
55 Ibadah bersama
56 penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57 Pembicaraan tentang misi penting
58 kecurigaan profesor Alfaro
59 Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60 Makan bakso
61 Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62 Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63 Diapartemen Fano
64 Penyesalan Reina
65 Ke kantor Ardiansyah
66 Bertemu sang mantan
67 Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68 Berlatih dan memasak
69 Misi dimulai
70 Misi 1 dijalankan
71 Misi terus berjalan
72 Visual tokohnya
73 Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74 Diruang pemantauan
75 Terbongkarnya identitas Mr. X
76 Lolosnya profesor Alfaro
77 Kejujuran Nicholas
78 Kecemburuan Ardiansyah
79 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80 Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81 Kebahagiaan Afifa
82 Reina dilamar
83 Pengumuman
84 Rumah baru Afifa
85 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86 Malam pertama yang tertunda
87 Honeymoon
88 Makan malam romantis
89 Seseorang mengikuti
90 Virus jenis baru
91 Kegagalan rencana Clara
92 Afifa dan Ardiansyah diserang
93 Kisah Nicholas
94 Rencana
95 Mengatur strategi penyerangan
96 Kenyataan hidup Nicholas
97 Misi belum berhasil sempurna
98 Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99 Kerja drone yang dibuat Aziel
100 Kemampuan Afifa
101 Pembaharuan strategi
102 Mulai berangkat menjalankan misi
103 Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104 Serangan dimulai
105 Gerald berhasil dibekuk
106 Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107 Afifa mendadak sakit
108 Kekhawatiran Aisyah
109 Keanehan Afifa
110 Kehamilan Afifa
111 Kebahagiaan kehamilan Afifa
112 Ardiansyah panik
113 Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114 Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115 Rencana Pernikahan
116 Afifa kembali kerumah
117 Kehangatan keluarga kecil Afifa
118 Acara Aqiqah Aldrict
119 Hari pernikahan yang menyedihkan
120 Pengejaran
121 Anna berhasil diselamatkan
122 Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123 Formula ajaib
124 Membantu mengobati Anna
125 Bayi ajaib
126 Kecurigaan Afifa
127 Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128 Tamat
129 Keikhlasan hati RAINA
130 promosi
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan dengan cinta pertamanya
2
Cinta pertama
3
Hari - hari disekolah
4
Kebencian seorang Aqila.
5
Pertemuan
6
Disekolah hari ini
7
Tak sengaja bertemu.
8
Pertemuan Rahasia
9
Bertemu tanpa sengaja.
10
Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11
Perasaan yang berkecamuk
12
rahasia yang terkuak.
13
Kebetulan yang tidak disengaja.
14
Dokter baru
15
Cinta pandangan pertama
16
Dimarkas three Angel
17
Strategi baru
18
strategi awal dimulai
19
Makan siang berdua
20
Dikantor tuan Hamid
21
Dikediaman Ardiansyah
22
Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23
Makan malam special
24
Markas Three Angel
25
Abang Aziel mengambil alih.
26
Kemarahan yang terpendam
27
Kejutan disaat makan siang.
28
Rencana pertama dimulai
29
Pertemuan rahasia musuh
30
Kegelisahan Ardiansyah
31
Janji bertemu Reina
32
Pengumuman
33
Keresahan Ardiansyah
34
Aziel jatuh cinta
35
Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36
Perubahan rencana profesor Alfaro
37
kedatangan Abi Hamid dimarkas
38
Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39
Kekacauan dirumah sakit
40
Dokter Rio
41
Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42
Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43
Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44
Kemarahan profesor Alfaro
45
Penjelasan Afifa
46
Afifa berhasil menghajar Nicholas
47
Penyesalan Ardiansyah
48
Kejadian yang tak disangka-sangka
49
Afifa dan Reina tertangkap
50
Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51
Keterkejutan Uma Hamida
52
Jati diri Ardiansyah
53
Restu keluarga
54
Dua kebahagiaan sekaligus.
55
Ibadah bersama
56
penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57
Pembicaraan tentang misi penting
58
kecurigaan profesor Alfaro
59
Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60
Makan bakso
61
Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62
Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63
Diapartemen Fano
64
Penyesalan Reina
65
Ke kantor Ardiansyah
66
Bertemu sang mantan
67
Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68
Berlatih dan memasak
69
Misi dimulai
70
Misi 1 dijalankan
71
Misi terus berjalan
72
Visual tokohnya
73
Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74
Diruang pemantauan
75
Terbongkarnya identitas Mr. X
76
Lolosnya profesor Alfaro
77
Kejujuran Nicholas
78
Kecemburuan Ardiansyah
79
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80
Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81
Kebahagiaan Afifa
82
Reina dilamar
83
Pengumuman
84
Rumah baru Afifa
85
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86
Malam pertama yang tertunda
87
Honeymoon
88
Makan malam romantis
89
Seseorang mengikuti
90
Virus jenis baru
91
Kegagalan rencana Clara
92
Afifa dan Ardiansyah diserang
93
Kisah Nicholas
94
Rencana
95
Mengatur strategi penyerangan
96
Kenyataan hidup Nicholas
97
Misi belum berhasil sempurna
98
Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99
Kerja drone yang dibuat Aziel
100
Kemampuan Afifa
101
Pembaharuan strategi
102
Mulai berangkat menjalankan misi
103
Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104
Serangan dimulai
105
Gerald berhasil dibekuk
106
Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107
Afifa mendadak sakit
108
Kekhawatiran Aisyah
109
Keanehan Afifa
110
Kehamilan Afifa
111
Kebahagiaan kehamilan Afifa
112
Ardiansyah panik
113
Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114
Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115
Rencana Pernikahan
116
Afifa kembali kerumah
117
Kehangatan keluarga kecil Afifa
118
Acara Aqiqah Aldrict
119
Hari pernikahan yang menyedihkan
120
Pengejaran
121
Anna berhasil diselamatkan
122
Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123
Formula ajaib
124
Membantu mengobati Anna
125
Bayi ajaib
126
Kecurigaan Afifa
127
Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128
Tamat
129
Keikhlasan hati RAINA
130
promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!