NovelToon NovelToon

Dokter Afifa

Pertemuan dengan cinta pertamanya

Afifa seorang dokter ahli bedah yang sangat cantik, lembut dan baik hati. Dia adalah salah seorang dokter ahli bedah yang Terbaik di Asia, selain itu Afifa adalah anak dari seorang pengusaha terbesar di negaranya Hamid Abdullah ya itulah nama ayahnya.

Meskipun dilahirkan di keluarga yang sangat kaya raya dan terkenal tetapi tidak membuat Afifa Fatiyya Abdullah menjadi sombong bahkan dia adalah sosok wanita yang sederhana dan bersahaja. Tak banyak yang mengetahui siapa sebenarnya Afifa hanya orang-orang terdekatnya lah yang mengetahui siapa Afifa.

Siang ini dirumah sakit milik keluarganya Afifa baru saja menyelesaikan operasi pasiennya.

setelah membersihkan diri pasca menyelesaikan operasi pasien Afifa beranjak menuju ruangannya dan tak selang beberapa kemudian datang Reina sahabatnya sekaligus teman seprofesinya.

"Hai fa boleh saya masuk" sapa Reina yang langsung aja masuk tanpa menunggu yang ditanya menjawab.

Afifa hanya tersenyum dan menggelengkan kepala saja menanggapi sahabatnya sejak kecil itu.

"Dah selesai operasi pasiennya" tanya Reina

"Udah rein baru aja selesai, emang kenapa?" tanya Afifa balik.

"gak kenapa2 sih cuma lagi bete aja, keluar yuk makan siang di cafe yang baru buka kemarin itu katanya sih makanannya enak dan tempatnya itu keren deh pokoknya" ajak Reina dengan muka puppy eye nya berharap Afifa menyetujui ajakannya.

"Oke baiklah, lagian aku juga sudah gak ada kerjaan lagi dan gak ada jadwal lagi"

Mereka pun akhirnya berjalan keluar menuju parkiran

"Pakai mobilmu apa mobilku nih" tanya Reina

"terserah mobil siapa aja boleh" jawab Afifa

"ya sudah pakai mobilku aja ya, nanti aku antar deh pulang sampai rumah dengan selamat" ucap Reina sambil mengedipkan matanya

"ah kau itu pasti kalau ada maunya pasti begitu"

dan mereka pun akhirnya tertawa ringan dengan celotehan mereka berdua.

Cuma butuh waktu 10 menit untuk sampai ke cafe starlite yang mereka tuju.

Kedua gadis cantik itu keluar dari mobilnya dan menuju pintu masuk dan tanpa sengaja mereka bertabrakan dengan seseorang yang sangat familiar dengan mereka ya Ardiansyah seorang laki-laki yang menjadi cinta pandangan pertama dari Afifa yang merupakan kakak tingkat dikampusnya tetapi berbeda jurusan dan fakultas.

"Hai maaf, aku gak sengaja" kata Ardiansyah

"Ah gpp kok lagian kita juga kurang berhati-hati" jaawab Afifa lembut

"kamu Afifa Fatiyya kan anak 1A kan" tanya Ardiansyah saat bertemu pandang dengan wajah cantik Afifa.

"Iya, kamu...??" Afifa menggantung kalimatnya sambil menghilangkan kegugupannya itu dengan berusaha bersikap setenang mungkin.

Bagaimana Afifa lupa dengan Ardiansyah cinta pertamanya sekaligus cinta dalam diamnya. Ya seseorang yang selama bertahun-tahun telah mencuri hatinya meski sudah sekian lama tidak berjumpa tetapi hati Afifa masih tertambat untuknya.

"Aku Ardiansyah kita satu sekolah dulu di SMA Unggulan dan ketika itu kamu kelas 1 dan aku kelas 3" Ardiansyah menjelaskan panjang lebar.

"Oh ya, maaf saya sedikit lupa karena ya tahu sendiri kan sudah berapa lama tidak berjumpa" bohong Afifa untuk menutupi kebohongannya.

"ehemmmm" rein berdehem untuk memecah perhatian mereka yang sedikit melupakan keberadaannya.

"Maaf kak, kenalin ini rein temen aku" kata Afifa saat sadar telah melupakan sahabatnya satu itu.

Reina dan Ardiansyah saling berjabat tangan dan saling menyebutkan nama masing-masing.

"Saya tinggal masuk dulu ya kak, maaf atas kejadian barusan" Kata Afifa tulus meminta maaf

"Seharusnya aku yang minta maaf karena terburu-buru dan tidak melihat jalan tadi" jawab Ardiansyah yang sama-sama saling berebut meminta maaf

"Oh ya, silahkan" Ardiansyah mempersilahkan mereka masuk ke cafe itu sambil tersenyum tipis dimulutnya

Afifa hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipis juga dibibir cantiknya.

Afifah dan Rein pun segera masuk dan mencari bangku yang kosong untuk mereka berdua dan dibelakang Ardiansyah mengikuti masuk tetapi Ardiansyah langsung menuju ruang private room yang telah dipesan oleh cliennya.

"Fa, cowok tadi tampan sekali ya" kata Reina saat mereka duduk dimeja yang dituju.

"Ah tampan itu relatif rein karena nilai kadar ketampanan setiap cowok itu berbeda disetiap cewek, iya kita bilang tampan tapi ada sebagian cewek ada yang bilang itu biasa ya kan" jelas Afifa untuk menutupi rasa deg-degan dihatinya yang belum kunjung berhenti saat bertemu Ardiansyah.

"Kamu kenal dekat fa sama dia" tanya Reina

"gak juga sih, cuma dia adalah salah satu anggota tim basket dan merupakan salah satu geng most wanted disekolah dulu. Banyak siswi-siswi yang berusaha mengejarnya cuma itu yang aku ketahui" Afifa menjelaskan panjang lebar ke sahabatnya.

"Tapi kelihatannya tahu betul tentang kamu fa" selidik Reina.

"Ah biasa aja, tidak seperti yang kamu pikirkan" kata Afifa saat pelayan datang menghampiri meja mereka.

Mereka menyebutkan pesanan masing-masing dari menu yang tersedia.

Sambil melanjutkan obrolan yang umum saja. Setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka datang.

Sambil mengobrol ringan mereka menyantap makanan itu.

Tak terasa mereka sudah terlalu lama di cafe itu karena keasyikan mengobrol.

" Oh ya ga nanti kamu langsung pulang atau mau kembali kerumah sakit mengambil mobil nih" tanya Reina disela-sela obrolannya tadi.

"Anterin aku kerumah aja deh, aku capek banget hari ini" yang memang begitu tampak terlihat titik-titik kelelahan diwajah Afifah.

"Ya udah yuk pulang" ajak Reina sambil beranjak berdiri.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju keparkiran sambil disertai obrolan ringan dan canda tawa.

Saat mau membuka pintu mobil tiba-tiba Ardiansyah menghampiri mereka.

"Hai fa!" sapa Ardiansyah yang sedikit mengejutkan Afifa dan Reina.

"Hai, juga. Sudah selesai urusannya kak" tanya Afifa disela-sela sapaannya tadi.

"Sudah, Kalian sudah mau pulang?"

"Iya nih, capek seharian kerja." Reina menjawabnya sebelum Afifa menjawab pertanyaan Ardiansyah.

" Oh, ya kami duluan ya kak" sambung Afifa melanjutkan ucapan Reina tadi karena Afifa ingin segera menyudahi percakapan mereka dan disisi lain Afifa berusaha menutupi kecanggungan ya dan debaran jantungnya yang berdetak sangat cepat seolah-olah ingin lompat dari tempatnya.

"Baiklah, silahkan"

"Sampai jumpa di lain waktu ya" lanjut Ardiansyah setelah mempersilahkan mereka pergi dari hadapannya.

Afifa dan Reina masuk kedalam mobil dan setelah itu segera Reina melajukan mobilnya.

Didalam mobil Reina mulai membuka percakapan.

"Fa kayaknya dari gelagat Ardiansyah sepertinya dia ada rasa deh sama kamu" kata Reina

"Ngaco kamu, tahu dari mana."

"Lagian mana mungkin kak Ardiansyah menyukaiku itu sangat mustahil kali, secara dulu banyak banget wanita yang mengejar-ngejar dia" kata Afifa berusaha untuk menutupi perasaannya tp reina lebih tahu gimana sahabatnya satu itu.

"Kamu cantik fa, mana mungkin Ardiansyah gak tertarik sama kamu"

"Selain itu dari bahasa tubuh Ardiansyah kelihatan banget dia menyimpan perasaan sama kamu" jelas Reina panjang lebar.

"Udahlah gak usah ngaco deh, sekarang yang penting kamu anterin aku pulang karena aku benar-benar sangat capek dan mau istirahat" kata Afifa ingin menyudahi perbincangan tentang Ardiansyah.

"Kamu beneran gak ada rasa nih sama Ardiansyah" goda Reina.

"Apaan sih rein, kamu jangan ngarang deh."

"Udah ah gak usah bahas Ardiansyah lagi deh oke"

"Aku lagi bak mood membahas masalah cowok kali ini" Afifa memberikan penjelasan agr Reina tidak tahu apa yang dirasakan saat ini.

tak berapa lama Afifa dan Reina sudah sampai didepan rumah Afifa.

Pintu gerbang terbuka dengan sendirinya.

Afifa tinggal dikawasan salah satu perumahan elit dan hanya orang-orang tertentu yang tinggal disana.

Mereka turun dan langsung masuk kedalam rumah.

"Uma..." Afifa langsung berhambur kedalam pelukan ibunya saat melihat uminya sedang bersantai diruang keluarga bersama Abi nya.

"Hanya uma saja nih yang disapa" Abi Afifa merasa cemburu karena hanya istrinya saja yang disapa oleh anak semata wayangnya ini.

"Abi... tumben Abi dirumah gak ngantor hari ini" tanya Afifa sambil tersenyum manis dan menghampiri Abi nya untuk mencium punggung tangan Abi nya.

"Sore Uma sama Abi" Reina menyapa kedua orang tua Afifa

"loh ada nak Reina toh tadi, maafkan Uma ya gak tahu kalau nak Reina ikut kemari" Uma Afifa beranjak Untuk memeluk Reina.

Sebenarnya Reina adalah saudara sepupu berhubung orangtua Reina sudah meninggal karena kecelakaan pesawat sejak Reina menginjak sekolah Menengah atas (SMA) dan sejak itu pula Reina dibiayai sekolah sama orangtua Afifa.

Kasih sayang orangtua Afifa terhadap Reina sama persis dengan kasih sayangnya ke Afifa.

Orangtua Reina adalah adik dari Uma nya Afifa.

Sejak meninggalnya orangtua Reina dan kakaknya Aziel Ramadhan, orangtua Reina mengambil hak asuh mereka dan menyekolahkan sampai mereka mampu menjalankan usaha peninggalan papanya mereka.

Tapi hanya Aziel yang menjalankan perusahaan peninggalan papanya sedangkan Reina mengikuti jejak Afifa untuk mengabdikan dirinya ke masyarakat untuk menjadi seorang dokter.

Cinta pertama

"Bagaimana kabar Aziel sayang, lama kalian tidak menginap dirumah utama ini" tanya uma

"Bang Ziel baik Uma, sekarang lagi sibuk-sibuknya di perusahaan peninggalan papa dan kabarnya bang Ziel rencana mau melebarkan sayapnya membuka cabang di Australia Uma" Jelas Reina.

"Wah bagus itu sayang, Abi sama Uma sangat bangga sama kalian" Abi menimpali dan merasa sangat bangga kepada anaknya yang kini sudah bukan anak remaja lagi tapi sudah menjadi anak2 yang dewasa.

"Besok kamu sama Ziel kemari ya Abi sama Uma rindu sama kalian dan kita makan malam bersama" lanjut Abi

"Ya Abi nanti akan saya sampaikan ke kak Ziel"

"Abi, Uma Reina pulang dulu ya!"

"Takut kemalaman nanti"

"Kamu tidak menginap disini rein sayang"

"Padahal Uma sangat kangen sama kamu" Uma membujuk rein agar tidak pulang.

"Hari Minggu saja Uma, kalau sekarang Rein ada janji Uma"

"Maaf ya Uma sayang" Rein berusaha membujuk Uma agar tidak memaksanya lagi untuk menginap kali ini dan memang karena Reina benar-benar sedang ada janji malam ini dengan seseorang.

" Ya sudah hati-hati ya sayang" ucap Uma saat rein menghampiri keduanya dan mencium punggung Uma dan Abi.

"Insya Allah Uma,"

"Assalamu'alaikum Uma dan Abi" Reina berpamitan dan kemudian beranjak pergi

Setelah Reina pergi tinggalkan mereka bertiga

"Fa apa kamu gak berkeinginan melanjutkan usaha Abi nak?" tanya Abi

"Abi sudah semakin tua dan Abi sudah tidak sekuat dulu"

"Maaf Abi kalau Afifa benar-benar tidak ada minat dalam bisnis karena Afifa benar-benar ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan masyarakat Abi."

" Aku mohon Abi menyetujui keputusanku" Afifa menolak dan menjelaskan ke Abi nya agar abunya mau mengerti dan memaklumi apa yang menjadi keinginannya.

"Setidaknya belajarlah sedikit demi sedikit nak, biar kelak saat Abi sudah tidak ada apa yang telah Abi rintis sejak kecil hingga menjadi sebesar ini ada yang meneruskannya dan hanya kamulah penerus dan ahli waris Abi."

"Saya akan mencobanya Abi, tapi Afifa gak bisa janji untuk fokus keperusahaan Abi, biar usaha Abi dikerjakan oleh orang kepercayaan Abi dan Afifa janji Afifa akan terus memantau, menjaga juga mengembangkan perusahaan Abi yang telah Abi rintis mulai dari nol" Afifa mencoba meyakinkan abi nya agar tidak terus mendesaknya terjun langsung keperusahaan.

"Baiklah kalau itu yang menjadi keinginanmu nak Abi dan Uma hanya bisa mendukungmu dan selalu mendoakan mu" Mereka berpelukan bertiga dan menangis haru.

"Afifa ke kamar dulu ya Uma, Abi."

"Seharian capek habis melakukan operasi tadi" Afifa pamit menuju ke kamarnya

" Ya nak, istirahatlah" kata kedua orangtua Afifa.

Afifa pun beranjak menuju kamar dan sesampainya dikamar Afifa menghempaskan badannya disofa dekat kamar tidurnya.

Setelah meletakkan tas dan melepaskan sepatunya Afifa beranjak menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebelum melakukan sholat karena memang dia belum sholat ashar dan masih beruntung Afifa belum kehabisan waktu ashar nya.

selesai sholat Afifa sedikit membaca Alquran sambil menunggu waktu Maghrib.

Tak lupa dia berdzikir juga setelah menyelesaikan bacaan Alquran nya.

seusai Maghrib Afifa turun kebawah dan membantu Uma dan bi Ijah memasak didapur.

"Uma, bi Ijah" sapa Afifa

" eh anak Uma gimana sudah fresh" tanya uma

"Masih capek sih ma,"

" Uma sama bi Ijah lagi masak apa nih"

" aku bantu ya ma ,bi" Afifa langsung nimbrung membantu mereka

"ini non Afifa bibi sama Uma lagi masak sapi lada hitam sama tumis brokoli" Jawab bi Ijah sebelum Uma menjawab.

"sini bi biar Afifa yang kupas bawang sama potong brokolinya" Afifa lalu mengambil alih kerjaan bi Ijah dan mulai mengupas bawang dan memotong sayuran.

1jam berlalu Afifa, Uma dan bi Ijah sudah menyelesaikan masakannya dan dilanjutkan dengan menata diatas meja makan.

"Biar Uma panggil Abi dulu ya" Uma beranjak pergi memanggil Abi.

"Iya Uma" jawab Afifa.

Mereka bertiga makan dengan hening dan hanya ada suara sendok dan garpu yang bersautan.

setelah makan malam Uma dan Abi beranjak menuju ruang keluarga sedang Afifa kembali menuju kamarnya

Sesampai dikamar Afifa menuju kamar mandi untuk berwudhu dan setelah itu sholat isya'

selesai sholat dan membaca bbrp surat dalam Alquran Afifa merebahkan tubuhnya di kasur king size yang sangat empuk.

Saat akan memejamkan mata Afifa kembali teringat akan cinta pertamanya yaitu Ardiansyah.

Flash back

Dulu tak sengaja saat Afifa berada di kantin yang mana letak kantin sekolah bersebelahan dengan lapangan bola basket dan saat itu Ardiansyah sedang bermain basket bersama tim nya.

Ketika Afifa sedang menikmati makanannya di kantin sekolah tanpa sengaja bola basket yang dilempar oleh Ardiansyah mengenai kepala Afifa.

"Innalilahi wainailaihi rojiun" kata Afifa yang sangat terkejut dengan hadirnya bola yang menimpanya sambil mengusap kepala nya yang sedikit terasa pusing itu.

"Maaf aku gak sengaja, Kamu tidak kenapa-kenapa kan" tanya Ardiansyah saat itu berlari menghampiri karena merasa sangat bersalah itu.

"Gak papa kok kak, cuma sedikit pusing aja" jawab Afifa jujur.

Afifa merasa canggung dan gugup yang tiba-tiba dihampiri oleh seorang siswa yang sangat tampan menurutnya.

Jantung Afifa berdebar-debar semakin keras seakan-akan mau melompat keluar.

Afifa berusaha mengalihkan pandangan nya karena Afifa takut dosa jika harus memandang lawan jenisnya.

"Aku antar ke UKS yuk untuk memeriksa kepalamu" ajak Ardiansyah.

"Gak usah kak paling sebentar lagi juga baikan kok" tolak Afifa halus dengan wajah sedatar mungkin dan menundukkan pandangannya untuk menutupi kecanggungannya.

"Beneran tidak apa-apa kamu?" Ardiansyah meyakinkan

" Beneran kak aku tidak apa-apa kok, bentar lagi juga sudah baikan" Afifa meyakinkan masih dengan wajah yang datarnya dan kepala yang menunduk"

"Oh ya kenalkan aku Ardiansyah anak kelas 3IPA1" Ardiansyah memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

"Afifa" balas Afifa sambil menautkan kedua tangannya.

"Oh ya kalau ada apa-apa nanti kamu kasih tau aku ya, takutnya kamu kenapa-kenapa lagi" kata Ardiansyah yang benar-benar merasa menyesal atas kejadian tadi.

"Baik kak" balas Afifa

"Maaf kak aku harus kembali ke kelas" lanjut Afifa pamit kepada Ardiansyah yang memang saat itu bel istirahat telah berakhir.

"baiklah, silahkan" kata Ardiansyah

Afifa pun melenggangkan tubuhnya pergi menuju kelasnya.

"Fa kemana aja sih, aku cari dari tadi gak ketemu-temu ?" tanya Aqila saat tahu Afifa sudah ada dimejanya.

"Oh tadi aku ke kantin kok la, tumben cari aku" tanya Afifa balik.

Aqila adalah teman 1 kelas Afifa dan kebetulan dia duduk bersebelahan dengan Afifa.

"Aku lagi bad mood nih fa" keluh Aqila

"Emangnya kenapa?" tanya Afifa

"tahu gak fa sainganku untuk mendapatkan kak Ardiansyah semakin bertambah banyak deh fa"

"Sedih deh fa, rasanya sangat tidak mungkin deh aku menggapai kak Ardiansyah" dengan bersedihnya itu.

"Udah kamu sabar aja yang penting kamu sekarang fokus deh sama sekolah kamu untuk urusan cowok pasti dia akan datang sendiri kok"

"kamu itu cantik jadi banyak cowok-cowok yang antri untuk mendapatkan kamu" kata Afifa menenangkan temannya itu.

"eh dah datang tuh gurunya, nanti aja kita lanjutkan lagi." kata Afifa lagi.

Mereka berduapun kembali memperhatikan pelajaran demi pelajaran hingga tak terasa bel pulang telah berbunyi.

"Fa, kamu langsung pulang atau gimana nih" tanya Aqila.

"Mau ke mushola dulu deh seperti biasa, kamu sendiri gimana langsung pulang atau gimana?" Afifa bertanya balik.

"Aku pulang dulu deh fa kayaknya"

"Ya udah deh aku langsung meluncur aja ya, sampai ketemu besok fa" Aqila berpamitan langsung pulang.

"oke, sampai ketemu besok" balas Afifa dan juga langsung melenggang pergi menuju mushola sekolah.

Saat di mushola tanpa sengaja ia bertemu lagi dengan Ardiansyah.

"Hai Afifa, kita ketemu lagi" Ardiansyah berjalan menghampiri Afifa

"gimana masih sakit kah kepalanya" tanya Ardiansyah kawatir.

"Dah baikan kok kak, dah gak pusing lagi" jawab Afifa.

"Oh ya kak, saya permisi dulu ya" lanjut Afifa

Afifa pun masuk kedalam mushola dan menaruh tasnya ditempat penyimpanan setelah itu dia menuju ke tempat ambil wudhu.

Setelah selesai Afifa melaksanakan sholat dhuhur selanjutnya Afifa pulang.

Itulah yang dilakukan Afifa setiap hari sepulang sekolah.

Saat digerbang sekolah Afifa mencari-cari mobil yang menjemputnya.

Dia menoleh kesana kemari tapi mang Diman belong kelihatan.

Tak beberapa lama mobil melintas dari arah dalam sekolah menuju keluar dan berhenti tepat disisi Afifa berdiri

"Mau pulang fa? Aku antar yuk!" sapa Ardiansyah sekaligus meminta ijin untuk mengantarnya pulang.

"Gak usah kak,. terima kasih."

"sebentar lagi jemputan saya datang kok" tolaknya.

"Ayolah fa, anggap aja ini sebagai rasa bersalahku atas kejadian tadi" kata Ardiansyah memelas agar Afifa mau menerima ajakannya.

"Maaf kak, saya gak bisa" Afifa masih kekeh tetap menolak.

"Ya udah aku duluan ya" kata Ardiansyah terus melajukan mobilnya kembali.

5 menit kemudian mang Diman menghentikan mobilnya tepat disebelah Afifa.

"Mari non, maaf saya terlambat menjemput soalnya tadi ban belakang Bocor non." kata mang Diman menjelaskan

" gpp mang lagian saya juga barusan aja kok nunggunya" jelas Afifa

Dalam mobil Afifa terus saja teringat sama Ardiansyah.

"Astaghfirullah... kenapa aku jadi kepikiran kak Ardiansyah ya" monolog Afifa dalam hati.

Dia bergelut dengan pikirannya sendiri tentang Ardiansyah sambil melihat kearah luar kaca mobil.

"Non, sudah sampai" kata mang Diman membuyarkan lamunan Afifa

"Eh.. iya mang, maaf aku sedikit melamun tadi" jujur Afifa

Hari - hari disekolah

Hari - hari disekolah Afifa selalu bertemu dengan Ardiansyah entah itu disengaja oleh Ardiansyah atau hanya kebetulan saja yang jelas Afifa semakin resah dengan keadaan ini.

Seperti Siang ini saat dikantin sekolah tiba-tiba Ardiansyah menghampirinya dan duduk dihadapannya.

"Hai fa, dah lama dikantin" sapa Ardiansyah

"Baru aja datang kok kak" jawab Afifa.

"Dah pesan makanan" tanya Ardiansyah

"Sudah kok kak, tuh dipesankan sama Aqila" jawab Afifa sambil menunjuk Aqila yang saat itu datang membawa makanan menghampiri Afifa dan Ardiansyah.

" Eh ada kak Ardiansyah" sapa Aqila ketika sudah sampai dimeja Afifa sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman mereka

" Iya, tadi kebetulan aja aku juga mau membeli makan" kata Ardiansyah menjelaskan.

"Kakak udah persen?" tanya Aqila

" Ni baru mau pesan" jawab Ardiansyah

" kakak mau apa biar aku pesankan" Aqila berusaha mencuri perhatian Ardiansyah

" Boleh kalau tidak keberatan sih" menerima permintaan Aqila sambil matanya sekilas melihat kearah Afifa karena ingin tahu bagaimana reaksi Afifa.

Sedangkan Afifa hanya diam dan masih menundukkan pandangan matanya ke makanannya.

Ardiansyah heran karena hanya Afifa aja yang begitu tak terpengaruh sama skali dengan pesonanya padahal disini hampir semua siswi disekolah ini mengejar-ngejar nya.

Hal ini yang membuat Ardiansyah begitu ingin sekali dekat dengan Afifa selain itu dia merasa jantungnya berdebar ketika berada disamping Afifa seakan ada kenyamanan dan kehangatan disana.

"Oh ya kakak mau makan apa nih" tanya Aqila lagi

" Aku mie ayam bakso aja deh" jawab Ardiansyah.

"Oke tunggu sebentar ya kak" sambil berlalu menuju tempat yang jual mie ayam bakso dengan hati yang berbunga-bunga karena dia merasa bisa sedekat ini dengan Ardiansyah yang menurut semua orang sangat sulit untuk didekati.

"Fa ada yang ingin aku bicarakan denganmu bisa" kata Ardiansyah memecah perhatian Afifa pada makanannya.

"Silahkan kak, kakak tinggal ngomong aja sekarang" Afifa menjawab tetapi masih tetap menikmati makanannya dengan santai.

"Tapi gak disini, nanti pulang sekolah aku antar ya" pinta Ardiansyah.

"Maaf kak kayaknya gak bisa deh, kita bukan muhrim juga"

"tidak baik seorang lelaki dan perempuan berduaan" jelas Afifa

"Tapi fa ini sangat penting banget" mohon Ardiansyah

"Maaf kak sebelumnya saya benar-benar tidak bisa, kasian mang Diman nanti mencari Afifa dan pasti kalau tidak menjemput Afifa mang Diman bisa disalahkan Abi" jelas Afifa yang masih kekeh menolak permintaan Ardiansyah.

Tak berapa lama Aqila sudah datang menghampiri mereka dengan membawa pesanan Ardiansyah.

" nih kak pesanannya" kata Aqila sambil menyodorkannya kehadapan Ardiansyah

"Terima kasih ya" sambil tersenyum manis

Aqila begitu terpesona dengan senyum Ardiansyah yang membuatnya seakan melayang di awan.

Sambil duduk ditatapnya wajah tampan Ardiansyah dengan mata yang penuh pesona.

Afifa yang mengetahui itu langsung dehem untuk menghentikan tingkah konyol sahabatnya itu.

Tapi Aqila tak menghiraukannya dan masih menatap wajah tampan itu.

"Aqila, aku dah selesai nih makannya. Aku kembali ke kelas dulu ya" berusaha memecah perhatian Aqila terhadap Ardiansyah.

Aqila hanya mengangguk dan masih tetap menatap Ardiansyah.

"Kak, maaf aku kembali ke kelas dulu ya" pamitnya dan langsung melaju menuju kelas tanpa menunggu jawaban dari Ardiansyah.

"Kenapa terburu buru sih Afifa" teriak Ardiansyah saat tau Afifa sudah pergi meninggalkan mereka berdua.

Ardiansyah pun akhirnya juga ikut beranjak dari duduknya ingin mengejar Afifa.

"Lho kak, mau kemana kan makanannya belum habis" tanya Aqila ketika melihat Ardiansyah beranjak pergi juga.

" Maaf aku lupa tadi aku ada urusan sama Fano untuk membahas pertandingan persahabatan atas sekolah" alasan Ardiansyah agar tak mendatangkan kecurigaan dihatinya Aqila.

"Oh ya sudah, semoga sukses ya kak pertandingannya" kata Aqila kemudian.

"Kak Ardiansyah ada hubungan apa ya sama Afifa kok akhir-akhir ini kelihatan sekali kak Ardiansyah berusaha menarik perhatian Afifa" monolog Aqila dan masih berusaha keras menerka-nerka apa yang dipikirkan

" apa jangan-jangan kak Ardiansyah mempunyai perasaan ya sama Afifa, ah tapi mana mungkin Afifa begitu cuek gitu sama kak Ardiansyah"

masih berputar-putar dengan pikirannya sendiri dan akhirnya Aqila menggendikkan bahunya karena tidak menemukan jawaban atas apa yang dipikirkan.

Setelah selesai makan Aqila kembali ke kelas dan menjumpai Afifa. Sedangkan Afifa yang dicari dikelas tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

"Kemana ya Afifa ya" monolog Aqila

"Ah udahlah mending aku pergi duduk di teras kelas"

tak beberapa lama kemudian Afifa kelihatan dari kejauhan sambil membawa beberapa buku.

Saat sudah dekat Aqila mulai memberondong Afifa dengan pertanyaan - pertanyaan.

"Dari mana aja sih fa, dari tadi aku cari juga"

"Oh hanya meminjam beberapa buku ke perpustakaan" jawabnya sambil duduk di samping sahabatnya itu.

"Kamu ada hubungan apa sih sama kak Ardiansyah kelihatannya dia akhir-akhir ini mendekatimu deh, jangan bilang kamu juga naksir kak Ardiansyah ya karena setahuku kamu begitu dingin sama kak Ardiansyah." masih menyerangnya dengan banyak pertanyaan.

"Ah itu hanya perasaanmu saja kali la, aku sama kak Ardiansyah gak ada hubungan apapun beneran."

" Aku disini sekolah dan aku mau fokus untuk belajar."

"Aku tidak ada waktu untuk suatu hubungan" jelas Afifa memberi pengertian ke sahabatnya itu.

"Beneran kamu tidak bohong kan fa?" tanya Aqila sambil menatap dua Bola mata Afifa mencari kebenaran tapi dia tidak bisa mengartikan apa yang dilihat. begitu datar dan misterius.

"Ih kamu nih, ngapain juga aku bohong."

" Kamu lihat sendiri kan sikap ku ke kak Ardiansyah karena aku memang gak ada hubungan apapun".

" Ya dah yuk masuk dah bunyi tuh bel nya" ajak Afifa

mereka pun beriringan memasuki kelasnya.

seperti hari - hari biasanya pelajaran demi pelajaran diselesaikan dengan baik dan penuh perhatian.

Saat bel pulang seperti biasa Aqila menuju mushola.

Saat selesai menjalankan ibadahnya Afifa beranjak pergi menuju gerbang tetapi tangannya ditarik oleh seseorang dari arah belakang.

"Afifa, kenapa kamu seakan - akan menghindari aku sih" tanya Ardiansyah yang membuat Afifa sangat terkejut dan hilang kendali mau terjatuh tapi untung pinggangnya dipegang oleh Ardiansyah.

"Astaghfirullah... maaf ka" kata Afifa berusaha menjauhkan dirinya dari Ardiansyah.

"Maaf gara - gara aku kamu jadi mau terjatuh" sesal Ardiansyah.

Saat Ardiansyah memegang pinggang Afifa dari kejauhan ada sepasang mata yang lagi mengintai mereka.

Aqila begitu terkejut melihat adegan itu dan kemudian direkamnya adegan tadi dengan hp nya.

Dengan wajah marah dan penuh emosi Aqila pergi meninggalkan mereka

Aqila merasa dibohongi oleh Afifa sahabatnya itu.

Tapi apa yang dilihat Aqila tidak seperti yang dipikirkannya.

Afifa memang benar-benar tidak melakukan kesalahan apapun disini dan dia adalah korban disini.

"Maaf kak aku harus segera pulang, mang Diman sudah menunggu aku didepan" ucap Afifa dan segera mempercepat langkahnya pergi meninggalkan Ardiansyah.

"Afifa kasih aku kesempatan untuk berbicara dengan mu."

"Aku mohon fa sekali ini saja" Dengan penuh harap agar Afifa mau berbicara dengannya berdua.

"Maaf kak, saya tidak bisa dan sekarang saya sudah ditunggu"

"Saya kasihan jika mang Diman menunggu lama" Ucapnya dan terus mempercepat jalannya dan berharap Ardiansyah tidak mengejarnya.

Tapi harapan tinggal harapan karena Ardiansyah masih membuntuti nya.

Saat melihat mobil jemputan nya dengan langkah seribu Afifa berlari dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Cepat jalan mang" perintah Afifa sambil melihat keluar kearah Ardiansyah yang masih mengejarnya.

"Baik non" jawab mang Diman lalu dengan cepat melajukan mobilnya.

"Afifa tunggu" teriak Ardiansyah saat mobil Afifa sudah melaju.

tapi mobil yang dikendarai mang Diman dan Afifa tetap melaju.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!