Perasaan yang berkecamuk

Saat masuk kedalam restoran itu Ardiansyah melihat Afifa dengan seorang laki-laki yang kelihatan begitu akrabnya.

Hati Ardiansyah saat itu sangat sakit melihat kedekatan Afifa dengan lelaki itu.

Akhirnya Ardiansyah kembali menuju mobilnya.

Dan kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Perasaan Ardiansyah sedang berkecamuk dan tidak tahu harus berbuat apa.

Jantungnya saat itu ingin berhenti berdetak.

Seakan ribuan sembilu menusuk langsung ke jantungnya.

Ardiansyah langsung memarkirkan mobilnya dibibir pantai yang sangat sepi dan tidak ada seorangpun yang berkunjung.

Dia turun dan langsung berteriak.

Afifa......

Afifa......

Nama Afifa menggema di udara.

Kemudian Ardiansyah berlutut dan bersimpuh diatas pasir putih yang begitu lembut.

Setelah dirasa puas berteriak Ardiansyah duduk sambil memandang indahnya matahari yang tenggelam.

Pikirannya masih kacau hatinya masih bergemuruh.

"Apakah Afifa sudah menikah dan apakah dia adalah suami Afifa" monolog Ardiansyah.

"Bertahun-tahun aku berusaha hingga bisa sesukses seperti sekarang ini semua hanya ingin memperjuangkan mu agar aku pantas bersanding denganmu.

Tapi kenapa aku harus melihat kebersamaan mu dengan lelaki lain."

Tak terasa matahari sudah mulai terbenam dan Ardiansyah pun kembali masuk ke mobilnya dan meninggalkan pantai itu.

Dia mencari mushola terdekat karena dia tersadar bahwa tadi belum menjalankan ibadah sholat.

Tak jauh dari pantai itu ada sebuah mushola dan dengan langkah ringan Ardiansyah mengayunkan kaki nya menuju mushola itu.

Dia menuju tempat ber wudhu.

Setelah usai dia langsung masuk kedalam mushola itu dan menjalankan ibadah sholat.

Hati Ardiansyah sekarang lebih tenang dari keadaan yang tadi.

Kemudian Ardiansyah kembali menuju rumah sakit tempat bunda nya dirawat.

Ditempat lain Afifa sudah kembali ke apartemen nya setelah sedikit mengobrol dengan kakaknya Aziel.

Di apartemennya sudah ada Reina dan juga Anna.

"Fa gimana nih tadi dirumah sakit ada yang mengintai lagi dan mencari info tentang almarhum Aqila." Tanya Reina sedikit cemas.

"Anna apakah semua akses tentang Aqila sudah kamu hapus?" tanya Afifa.

"Sudah fa tapi ada seseorang yang berusaha meretasnya tapi sejauh ini Alhamdulillah masih belum ada yang berhasil" kata Anna.

"Sekarang tugas kamu jaga jangan sampai indentitas diketahui siapapun dan satu lagi, apapun yang terjadi kita harus bersatu dan tetap menjaga kerahasiaan ini sampai nafas berakhir" kata Afifa tenang.

"Ya sudah Anna kamu lanjutkan tugasmu" perintah Afifa.

"Reina kamu dan aku harus mengembangkan anti virus itu dengan baik agar bisa mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan." lanjut Afifa dan kemudian mengajak Reina menuju ruang rahasia.

mereka bertiga pun tidak lupa menutup akses ruang rahasia itu sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menembusnya.

Waktu tak terasa sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi mereka belum ada satupun yang makan malam. Afifa, Reina dan Anna hanya meninggalkan pekerjaan sebentar hanya untuk beribadah karena mereka tidak pernah meninggalkan ibadahnya.

"Fa sudah berapa persen perkembangannya?" tanya Reina

"Sepertinya skitar 65% hasil keberhasilannya" jelas Afifa

"Kita membutuhkan sedikit waktu lagi agar menghasilkan formulasi yang sempurna" kata Afifa lagi

"Baiklah kalau begitu untuk hari ini kita udahan dulu yuk, aku dah laper banget nih" kata Reina

"Ya sudah kalau begitu, yuk kita keluar" ajak Afifa.

Mereka bertiga keluar dari ruang rahasia itu.

"Fa laper nih, kita masak atau makan diluar aja nih atau persen aja delivery" tanya Reina yang memang dia sudah sangat kelaparan banget.

"Keluar aja yuk, kalau kamu gimana Anna" kata Afifa

"Kita keluar aja deh, ya sekalian sambil mengrefresh otak lah kan seharian tadi kita sudah sibuk banget ya gak" kata Anna.

"Ya kan dah lama kita gak jalan bareng ya kan" kata Reina menyetujui perkataan Anna.

"Ya sudah kalau begitu" jawab Afifa.

Mereka bertiga langsung berganti baju dan setelah itu beranjak meninggalkan apartemen nya.

Mereka menuju mobil Afifa dan setelah itu Afifa melajukan mobilnya mencari tempat makan yang masih buka.

Tak jauh dari apartemen Afifa ada sebuah taman dan disana masih ada pedagang nasi goreng yang masih buka.

"Fa ke taman itu aja deh, kebetulan ada penjual nasi goreng tuh"kata Anna.

"Ya fa, kan kita dah lama gak makan dipinggir jalan kayak gini"Kata Reina menyetujui usul Anna.

"Oke kalau begitu" kata Afifa dan segera menepikan mobilnya didekat penjual nasi goreng.

Mereka bertiga turun dari mobil dan menghampiri penjual nasi goreng.

"Pak nasi goreng nya 3 ya" kata Reina

"Baik nona" kata penjual nasi goreng itu.

Mereka bertiga kemudian duduk di kursi taman yang ada dibelakang penjual itu.

"Fa lama ya kita gak nongki disini ya malam-malam gini" kata Reina lagi.

"Yups betul sekali" Afifa mengiyakan perkataan Reina.

"Fa, rein mendekatlah sebentar" kata Anna mengkode sahabatnya itu.

"Ada apaan Anna" kata Reina dan Afifa kompak.

"Kayaknya ada yang mengawasi kita bertiga deh dari tadi" kata Anna

"Kalian gak usah menengok kita pura-pura tidak tahu saja oke" kata Afifa kepada kedua sahabatnya itu.

"Kalian lihat arah jam 9 orangnya sedang mengamati kita" kata Anna memberitahu keberadaan orang yang sedang mengintai mereka.

Mereka tetap tenang dan waspada dengan kemungkinan buruk nantinya.

Mereka berpura-pura ngobrol dan bersenda gurau untuk mengecoh lawannya agar musuh yang mengintainya tidak menyadari kalau Afifa dan kedua sahabatnya mengetahuinya.

Tak lama kemudian nasi goreng pesanan mereka datang.

"Nih non silahkan" kata penjual nasi goreng itu.

"Fa aku ke supermarket depan itu ya buat beli minuman" kata Reina menunjuk ke arah supermarket diseberang jalan dekat mereka duduk.

"Ya sudah, tapi tetap hati-hati dan waspada ya Reina" pinta Afifa kepada sahabat sekaligus sepupunya itu.

Reina pun beranjak pergi menuju supermarket itu.

Selang beberapa menit Reina sudah keluar dari supermarket itu dan ketika akan menyeberang Reina dihadang oleh seseorang yang tadi mengintainya.

Yang kebetulan sedang sepi tidak banyak pengunjung.

Untung Afifa dan Reina sudah dibekali ilmu bela diri sejak kecil oleh Abi Hamid Abdullah.

Dengan gerakan cepat Reina bisa meringkus orang yang mengintainya tadi.

Afifa dan Anna yang mengetahui Reina tadi dihadang tadi langsung beranjak berdiri berlari keseberang.

Saat sampai disana ternyata Reina sudah berhasil meringkus pengintai tadi.

"Rein kamu gak papa kan?" kata Afifa yang kelihatan begitu khawatir sekali.

"Tenang fa semua beres kok" kata Reina.

"Sepertinya kita cari tempat lain aja deh" kata Anna.

"Aku merasa tempat ini ada yang janggal deh" lanjut Anna.

"Baiklah kalau begitu, tapi sebelumnya kita bayar dulu nasi gorengnya" kata Afifa

"Fa orang ini bagaimana" tanya Reina menunjuk orang yang sudah terkapar dilantai depan supermarket itu.

"Kita suruh orang-orang Abi deh untuk membawanya kemarkas Abi yang dihutan" jawab Afifa.

Afifa mengeluarkan hp nya dan cepat menghubungi orang kepercayaan Abi nya.

"Mario kamu bersama anak buah kamu cepat kesini ada tugas penting untuk kamu, tolong ini rahasiakan dari Abi ya" kata Afifa

"Baik nona, sekarang nona berada dimana" tanya Mario dibalik teleponnya.

"Saya share lokasi nya ya"

Reina segera mengikat dan memberikan obat bius kepada pengintai tadi sebelum dia sadar dari pingsan nya.

Untung Reina kemanapun selalu membawanya untuk berjaga-jaga ketika dijalan ada yang darurat.

Tak lama Afifa sudah meng Share lokasi keberadaan mereka.

15 menit kemudian Mario datang.

"Nona apa yang bisa saya bantu" kata Mario saat sudah sampai didekat Afifa.

"Tolong bawa orang ini kemarkas Abi yang ada di tengah hutan" kata Afifa

"Tolong jangan sampai Abi mengetahuinya" pinta Afifa

"Baik nona" kata Mario patuh

Segera Mario menyuruh anak buahnya untuk membawa pengintai tadi kedalam mobil dan segera meluncur menuju markas yang dimaksud oleh Afifa.

Ditempat lain Abi Hamid Abdullah menerima telepon dari salah satu anak buahnya yang lain dan mengatakan kalau Afifa sedang menyuruh Mario dan anak buahnya

"Tolong selidiki semuanya" perintah tuan Hamid Abdullah.

10menit kemudian Orang suruhan Abi Afifa sudah memberikan informasi yang didapatnya.

"Aku harus menelepon Afifa"kata Abi Hamid Abdullah bermonolog.

Saat hendak menelepon Afifa tiba-tiba Uma Afifa menghampiri Abi nya.

"Ada apa Abi kok kelihatannya gelisah gitu" kata Uma

"Ah kata siapa mungkin Uma salah lihat tadi" kata Abi menutupi apa yang didengarnya tadi biar tidak ketahuan oleh istrinya.

"Terus tadi siapa yang telepon" tanya Uma.

"Oh tadi hanya ada sedikit kendala aja proyek yang akan kita kerjakan dan sekarang Abi harus pergi kayaknya untuk melihat langsung ke proyek tersebut" kata Abi ber alasan

"Apa gak besok saja Abi" kata Uma yang sedikit khawatir itu.

"Tidak bisa Uma karena ini sangat penting dan darurat. kalau begitu Abi berangkat dulu ya" kata Abi nya Afifa.

Abi Afifa segera menuju kamarnya dan berganti pakaian dan kemudian pergi keluar yang mana diluar sopir kepercayaannya sudah menunggu karena sebelumnya Abi sudah menelepon sopirnya itu.

Didalam mobil Abi Afifa langsung menelepon Afifa.

Terpopuler

Comments

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

genting ..

2021-08-15

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan dengan cinta pertamanya
2 Cinta pertama
3 Hari - hari disekolah
4 Kebencian seorang Aqila.
5 Pertemuan
6 Disekolah hari ini
7 Tak sengaja bertemu.
8 Pertemuan Rahasia
9 Bertemu tanpa sengaja.
10 Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11 Perasaan yang berkecamuk
12 rahasia yang terkuak.
13 Kebetulan yang tidak disengaja.
14 Dokter baru
15 Cinta pandangan pertama
16 Dimarkas three Angel
17 Strategi baru
18 strategi awal dimulai
19 Makan siang berdua
20 Dikantor tuan Hamid
21 Dikediaman Ardiansyah
22 Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23 Makan malam special
24 Markas Three Angel
25 Abang Aziel mengambil alih.
26 Kemarahan yang terpendam
27 Kejutan disaat makan siang.
28 Rencana pertama dimulai
29 Pertemuan rahasia musuh
30 Kegelisahan Ardiansyah
31 Janji bertemu Reina
32 Pengumuman
33 Keresahan Ardiansyah
34 Aziel jatuh cinta
35 Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36 Perubahan rencana profesor Alfaro
37 kedatangan Abi Hamid dimarkas
38 Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39 Kekacauan dirumah sakit
40 Dokter Rio
41 Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42 Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43 Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44 Kemarahan profesor Alfaro
45 Penjelasan Afifa
46 Afifa berhasil menghajar Nicholas
47 Penyesalan Ardiansyah
48 Kejadian yang tak disangka-sangka
49 Afifa dan Reina tertangkap
50 Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51 Keterkejutan Uma Hamida
52 Jati diri Ardiansyah
53 Restu keluarga
54 Dua kebahagiaan sekaligus.
55 Ibadah bersama
56 penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57 Pembicaraan tentang misi penting
58 kecurigaan profesor Alfaro
59 Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60 Makan bakso
61 Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62 Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63 Diapartemen Fano
64 Penyesalan Reina
65 Ke kantor Ardiansyah
66 Bertemu sang mantan
67 Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68 Berlatih dan memasak
69 Misi dimulai
70 Misi 1 dijalankan
71 Misi terus berjalan
72 Visual tokohnya
73 Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74 Diruang pemantauan
75 Terbongkarnya identitas Mr. X
76 Lolosnya profesor Alfaro
77 Kejujuran Nicholas
78 Kecemburuan Ardiansyah
79 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80 Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81 Kebahagiaan Afifa
82 Reina dilamar
83 Pengumuman
84 Rumah baru Afifa
85 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86 Malam pertama yang tertunda
87 Honeymoon
88 Makan malam romantis
89 Seseorang mengikuti
90 Virus jenis baru
91 Kegagalan rencana Clara
92 Afifa dan Ardiansyah diserang
93 Kisah Nicholas
94 Rencana
95 Mengatur strategi penyerangan
96 Kenyataan hidup Nicholas
97 Misi belum berhasil sempurna
98 Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99 Kerja drone yang dibuat Aziel
100 Kemampuan Afifa
101 Pembaharuan strategi
102 Mulai berangkat menjalankan misi
103 Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104 Serangan dimulai
105 Gerald berhasil dibekuk
106 Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107 Afifa mendadak sakit
108 Kekhawatiran Aisyah
109 Keanehan Afifa
110 Kehamilan Afifa
111 Kebahagiaan kehamilan Afifa
112 Ardiansyah panik
113 Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114 Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115 Rencana Pernikahan
116 Afifa kembali kerumah
117 Kehangatan keluarga kecil Afifa
118 Acara Aqiqah Aldrict
119 Hari pernikahan yang menyedihkan
120 Pengejaran
121 Anna berhasil diselamatkan
122 Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123 Formula ajaib
124 Membantu mengobati Anna
125 Bayi ajaib
126 Kecurigaan Afifa
127 Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128 Tamat
129 Keikhlasan hati RAINA
130 promosi
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan dengan cinta pertamanya
2
Cinta pertama
3
Hari - hari disekolah
4
Kebencian seorang Aqila.
5
Pertemuan
6
Disekolah hari ini
7
Tak sengaja bertemu.
8
Pertemuan Rahasia
9
Bertemu tanpa sengaja.
10
Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11
Perasaan yang berkecamuk
12
rahasia yang terkuak.
13
Kebetulan yang tidak disengaja.
14
Dokter baru
15
Cinta pandangan pertama
16
Dimarkas three Angel
17
Strategi baru
18
strategi awal dimulai
19
Makan siang berdua
20
Dikantor tuan Hamid
21
Dikediaman Ardiansyah
22
Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23
Makan malam special
24
Markas Three Angel
25
Abang Aziel mengambil alih.
26
Kemarahan yang terpendam
27
Kejutan disaat makan siang.
28
Rencana pertama dimulai
29
Pertemuan rahasia musuh
30
Kegelisahan Ardiansyah
31
Janji bertemu Reina
32
Pengumuman
33
Keresahan Ardiansyah
34
Aziel jatuh cinta
35
Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36
Perubahan rencana profesor Alfaro
37
kedatangan Abi Hamid dimarkas
38
Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39
Kekacauan dirumah sakit
40
Dokter Rio
41
Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42
Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43
Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44
Kemarahan profesor Alfaro
45
Penjelasan Afifa
46
Afifa berhasil menghajar Nicholas
47
Penyesalan Ardiansyah
48
Kejadian yang tak disangka-sangka
49
Afifa dan Reina tertangkap
50
Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51
Keterkejutan Uma Hamida
52
Jati diri Ardiansyah
53
Restu keluarga
54
Dua kebahagiaan sekaligus.
55
Ibadah bersama
56
penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57
Pembicaraan tentang misi penting
58
kecurigaan profesor Alfaro
59
Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60
Makan bakso
61
Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62
Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63
Diapartemen Fano
64
Penyesalan Reina
65
Ke kantor Ardiansyah
66
Bertemu sang mantan
67
Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68
Berlatih dan memasak
69
Misi dimulai
70
Misi 1 dijalankan
71
Misi terus berjalan
72
Visual tokohnya
73
Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74
Diruang pemantauan
75
Terbongkarnya identitas Mr. X
76
Lolosnya profesor Alfaro
77
Kejujuran Nicholas
78
Kecemburuan Ardiansyah
79
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80
Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81
Kebahagiaan Afifa
82
Reina dilamar
83
Pengumuman
84
Rumah baru Afifa
85
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86
Malam pertama yang tertunda
87
Honeymoon
88
Makan malam romantis
89
Seseorang mengikuti
90
Virus jenis baru
91
Kegagalan rencana Clara
92
Afifa dan Ardiansyah diserang
93
Kisah Nicholas
94
Rencana
95
Mengatur strategi penyerangan
96
Kenyataan hidup Nicholas
97
Misi belum berhasil sempurna
98
Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99
Kerja drone yang dibuat Aziel
100
Kemampuan Afifa
101
Pembaharuan strategi
102
Mulai berangkat menjalankan misi
103
Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104
Serangan dimulai
105
Gerald berhasil dibekuk
106
Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107
Afifa mendadak sakit
108
Kekhawatiran Aisyah
109
Keanehan Afifa
110
Kehamilan Afifa
111
Kebahagiaan kehamilan Afifa
112
Ardiansyah panik
113
Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114
Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115
Rencana Pernikahan
116
Afifa kembali kerumah
117
Kehangatan keluarga kecil Afifa
118
Acara Aqiqah Aldrict
119
Hari pernikahan yang menyedihkan
120
Pengejaran
121
Anna berhasil diselamatkan
122
Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123
Formula ajaib
124
Membantu mengobati Anna
125
Bayi ajaib
126
Kecurigaan Afifa
127
Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128
Tamat
129
Keikhlasan hati RAINA
130
promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!