Tak sengaja bertemu.

Setelah Uma Aisyah berpamitan, Afifa dan seluruh keluarga kembali ke kamar masing-masing.

Tetapi rein mengikuti Afifa menuju kamarnya.

Tanpa disuruh masuk Reina langsung ber hambur ke kamar Afifa dan langsung duduk di sofa dekat tempat tidur yang berukurang king size itu.

"Aku sedang menunggu penjelasan kamu nih"

"Ayo cerita, aku dah gak sabar nih"

Mau tidak mau akhirnya Afifa menceritakan semua yang telah terjadi selama ini.

Tanpa menyebut nama Ardiansyah maupun Aqila.

Reina masih kepo dengan siapa yang dimaksud Afifa dalam ceritanya ini.

"Terus siapa sih mereka itu, kan aku ingin tahu siapa dia fa. Ya kali aja aku bertemu mereka suatu saat nanti" rasa keingintahuan Reina begitu tinggi.

"Udahlah rein ini kan sudah berakhir dan aku gak mau menyebut siapa mereka karena aku ingin memulai lembaran baru dan tidak mau mengingat masalah itu kembali"

"Aku mohon kamu memahami aku ya rein, please!!" pinta Afifa dengan wajah memohon.

"Baiklah kalau begitu" kata Reina akhirnya.

"Lain kali kalau ada apa-apa kamu cerita dong ke aku"

"Apa kamu sudah tidak menganggap ku heh" kata Reina

"Baiklah, kamu memang yang terbaik deh Reina" ucap Afifa dan mereka berpelukan berdua.

"Ya sudah kamu pasti capek, kamu istirahat sana" perintah Reina

" aku akan kembali ke kamarku" jawab Reina sambil beranjak pergi meninggalkan Afifa.

"Terima kasih ya rein, atas perhatiannya dan kamu memang yang terbaik" kata Afifa tulus.

flash back off.

Pagi ini Afifa berangkat ke rumah sakit tempat dia bekerja.

Walaupun itu rumah sakit keluarga tetapi Afifa disana hanyalah seorang dokter biasa bukan sebagai pemilik.

Dan tidak ada yang mengetahui kalau rumah sakit itu milik keluarganya hanya Reina saja yang mengetahui.

Setiba di ruangannya Afifa menaruh tas dan mendudukkan tubuhnya di atas kursi yang sangat empuk dan nyaman.

Selang beberapa menit datang seorang suster kepercayaannya yang selalu membantu pekerjaannya.

"Dok permisi diluar sudah banyak pasien mengantri" kata suster Anna

"Baik sus, kira-kira berapa pasien hari ini sus?" tanya Afifa.

"Kalau sampai waktu sekarang sekitar ada 53 pendaftar dok" jawab suster.

"Apakah hari ini ada jadwal operasi sus?" tanya Afifa kembali.

"Tidak ada dok" jawab suster Anna.

"Ya sudah batasi saja pasien untuk hari ini sampai no antrian 60 setelah itu stop buat besok saja" kata Afifa

"Baik dok" suster Anna menjawab dengan santun.

Afifa pun melayani pasiennya satu persatu dengan sangat teliti dan penuh kesabaran.

Sifatnya yang lembut membuat banyak pasiennya yang begitu takjub dengan keahliannya dan pelayanannya.

Mereka sangat puas dengan pelayanan dokter Afifa.

Saat terdengar adzan dhuhur Afifa memanggil susternya.

"Sus tolong hentikan sebentar ya saya mau istirahat dahulu" ucap Afifa

"Baik dok" suster Anna menuruti perintah dokter Afifa.

Afifa langsung beranjak dari kursi kebesarannya dan langsung melenggang menuju masjid yang ada didalam rumah sakit ini.

Setelah ibadah nya usai Afifa menuju kantin untuk makan siang.

Tapi dari kejauhan tampak dokter Reina memanggilnya

"Dokter Afifa" teriak dokter Reina memanggilnya.

"Hai dokter Reina, mau kemana nih?" tanya Afifa

"Mencari kamu lah" jawab dokter Reina.

Memang kalau dirumah sakit mereka selalu menjaga profesionalitas mereka.

Walau semua tahu bahwa dokter Reina dan dokter Afifa adalah sahabat.

"Ada apa men cariku?" tanya Afifa

"Cuma ngajakin makan siang aja sih" jawab Reina santai

"Kalau begitu ayo tunggu apa lagi" ajak Afifa akhirnya.

mereka melenggang ke kantin rumah sakit.

Mereka menyantap makan siangnya dengan sangat lahap dan diselingi sambil ngobrol-ngobrol ringan.

" Fa kamu tahu tidak teman kamu yang kemarin saat kita jumpa di cafe tadi sedang ada dirumah sakit ini" kata Reina disela-sela makannya.

"Maksud kamu kak Ardiansyah" tanya Afifa penasaran.

"Iya betul" jawab Reina.

"Ah kamu mungkin salah lihat kali rein, mana mungkin dia berada disini" kata Afifa tak percaya.

"Ih ni anak dibilangin juga gak percaya amat sih sama diriku" Reina merajuk

"Iya aku percaya deh, sudah jangan merajuk lagi deh" bujuk Afifa agar Reina tak merajuk.

Tak beberapa lama makan siang mereka sudah habis tak tersisa.

"Rein aku balik dulu ya? " pamit Afifa

" Baik lah kalau begitu. Aku juga banyak pasien juga hari ini" kata Reina yang juga ikut beranjak untuk pergi ketempat mereka masing-masing.

Afifa memasuki ruangannya dan menyelesaikan tugasnya yang tadi tertunda.

Pasien demi pasien telah dilayani dengan baik dan tak terasa hari sudah menunjukkan waktu sholat ashar.

Afifa bertanya pada suster Anna.

"Sus apa masih ada pasien lagi?"

"Sudah tidak ada dok, tetapi diluar sana ada 1 pasien darurat yang membutuhkan bantuan dokter"

"Ya sudah tolong katakan pada dokter Reina Untuk menanganinya dahulu nanti setelah sholat saya akan menuju kesana" perintah Afifa kepada susternya itu.

"Baik dok" kata suster Anna dan langsung pamit undur diri untuk menuju ke tempat dokter Reina.

Afifa bergegas menuju masjid dan setelah menyelesaikan ibadahnya Afifa bergegas menuju ruang ICU.

"Dokter Reina, analisa apa yang sudah anda dapatkan" Tanya Afifa saat mereka berada ditempat pasien yang benar-benar sangat memprihatinkan keadaannya.

Reina menjelaskan dengan seksama semua analisa yang didapat.

Afifa kembali memeriksanya dan melihat ada pendarahan di otak pasien.

"Sepertinya kita harus segera melakukan operasi terhadap pasien ini."

Setelah memeriksa kesiapan dan kondisi pasien Untuk melakukan operasi akhirnya Afifa dan Reina berencana melakukan operasi terhadap pasien 2 hari lagi.

"Suster, tolong persiapkan untuk operasi pasien ini dan tolong siapkan semua nya.

Tolong beri tahu keluarga pasien dan minta persetujuannya"

"Jangan lupa semua berkas sudah harus selesai besok" perintah Afifa.

"Baik dokter Afifa" suster penjaga itu mematuhi perintah Afifa.

Afifa dan Reina melenggang pergi meninggalkan ruang pasien tadi.

"Rein jangan lupa kita besok yang akan menangani operasi pasien tadi jadi persiapkan diri kamu ya" kata Afifa sambil tersenyum.

"Siap dokter Afifa yang cantik" goda rein sambil mengangkat tangannya seperti sedang hormat.

Mereka pun tertawa riang

"Fa kamu masih ada pasien atau bagaimana?"

tanya Reina.

"Tugasku hari ini sudah selesai, aku mau langsung pulang saja." kata Afifa

"Kamu kapan nginap dirumah besar" tanya Afifa

Yang dimaksud rumah besar adalah rumah orang tua Afifa

"Minggu aja deh fa kayaknya, sampaikan salam buat Abi sama Uma aja ya"

"Maaf putri nya yang bandel ini masih ada urusan" lanjut Reina sambil mengedipkan matanya nakal.

"Ish kau itu pasti mau kencan kan sama dokter Anwar" kata Afifa.

"Sttt jangan bilang sama Abi sama Uma fa bisa-bisa aku kena ceramah deh" pinta Reina agar merahasiakan.

"Gak usah pacaran deh mending kalian langsung nikah aja" kata Afifa menasehati.

"Aku belum siap fa" jelas Reina

"Nunggu siap mau sampai kapan"

"Ingat dosa lho rein" Afifa memperingatkan sahabat sekaligus saudaranya itu.

"Siap gak siap kita harus siap rein"

"Pacaran setelah menikah itu sangat menyenangkan lho" lanjut Afifa

"Ih kamu kayak sudah menikah aja tahu pacaran setelah menikah" kata Reina

Saat menyadari perkataan barusan mereka berdua pun tertawa.

Saat hendak keluar dari pintu rumah sakit Afifa dikejutkan dengan seorang pasien yang mengalami banyak luka.

Ya pasien itu adalah sahabat dia waktu SMA yaitu Aqila.

Dengan bergegas Afifa mengikuti pasien itu menuju ICU.

"Biar saya yang periksa" kata Afifa

Afifa tidak tahan melihat kondisi Aqila yang saat ini penuh dengan luka.

Pertemuan yang tak sengaja ini dengan situasi seperti ini membuat perasaan Afifa tak menentu.

"Apa kamu mengenalnya dokter Afifa" tanya Reina yang sejak tadi tanpa disadari Afifa mengikuti langkahnya.

"Iya, aku mengenalnya dokter Reina"

"Dia adalah temanku SMA yang pernah aku ceritakan kepadamu dahulu" jawab Afifa yang masih diselimuti perasaan yang sedih.

"Oh jadi ini yang pernah berebut sama kamu. Kamu memang sangat baik fa padahal dia begitu membencimu tetapi kamu masih saja mau menyelamatkan nya" kata Reina

"Aku adalah dokter rein, kamu ingat itu"

"ya... ya... aku tahu itu."

"Aku akan menunggunya hingga siuman" kata Afifa

"Ya sudah kalau begitu, aku tinggal pulang dulu ya."

"ingat kalau ada apa-apa kabari aku" kata rein

Akhirnya Aqila siuman dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Afifa yang sedang menunggu nya.

"Aku dimana ini" tanya Aqila.

"Kamu dirumah sakit Aqila"

"Apa yang telah terjadi padamu Aqila hingga kamu seperti ini" tanya Afifa yang disertai tangis yang tak bisa ditahan lagi sambil mengusap puncak kepala Aqila.

"afifa tolong maaf kan aku, selama ini aku sudah membencimu karena perasaan iri dan kedengkian ku" kata Aqila tulus.

Baru kali ini Afifa melihat Aqila yang mengucapkan sesuatu dengan tulusnya.

"Aku sudah memaafkan mu kok Aqila " jawab Afifa sambil tersenyum lembut.

"Sekarang ceritakan apa yang telah terjadi denganmu Aqila"

Aqila akhirnya menceritakan bahwa dirinya sedang dikejar-kejar oleh sekelompok orang yang tidak dia kenal.

Orang yang mengejar itu sedang mencari sebuah chip data penting suatu perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan.

"Tolong simpan chip ini Afifa, jangan sampai ini sampai pada orang yang salah"

"Aku mohon Afifa bantu aku, waktuku sudah tidak lama lagi"

Lebih mendekatkan Afifa, aku ingin mengatakan rahasia penting tentang chip itu"

setelah menjelaskan Aqila meminta tolong Afifa lebih mendekat.

"Aku adalah salah satu asisten profesor Robert, Sebelum profesor Robert meninggal beliau berpesan untuk memberikan chip data ini keseseorang yang tepat karena didalam nya beri isi tentang penelitian sebuah virus yang sangat berbahaya bagi manusia dan didalamnya juga ada penawar virus itu."

"Teman profesor Robert yang bernama profesor Alfaro ingin menguasai itu dan ingin melakukan kehancuran manusia dengan menyebarkan virus itu" bisik Aqila menjelaskan.

"Aku mohon simpan chip ini, karena didalamnya terdapat penawar dari semua virus yang begitu ampuh untuk menyembuhkan manusia" seraya menyerahkan sebuah chip yang berukuran sangat kecil yang memuat banyak data-data penting itu.

Afifa menerimanya dan menyembunyikannya dibalik sakunya.

"Aku yakin kamu adalah orang yang tepat untuk menyimpan dan mempelajari apa yang ada didalam chip ini, Tolong selamatkan manusia - manusia yang tak berdosa Afifa." pinta Aqila

"Daan saa tuuu laa giii too long jaga iii dentitas muuu jaaa ngan sam paaiii ada ooo rang yang ta huuu kamu meee ngenaliii kuuu" pinta Aqila dengan terbata-bata dan akhirnya Aqila menghembuskan nafas panjangnya...

Itu lah pertemuan tak sengaja antara Afifa dan Aqila yang berakhir dengan kesedihan yang mendalam di hati Afifa karena sahabatnya yang dahulu pernah membencinya meninggal sekaligus memberikan amanat yang sangat berat dan berbahaya.

Afifa menghapus air mata yang menetes di pipinya sebelum ada orang yang mengetahuinya.

"Suster Anna, tolong bantu aku, kabari keluarga korban bahwa pasien ini telah meninggal." perintah Afifa tegas

"Kamu sudah mengetahui indentitas pasien kan" tanya Afifa.

"Sudah dokter, tetapi keluarga pasien sudah meninggal semua dokter" kata susternya.

"Hanya ada seorang kakak lelakinya tetapi saya tidak mengetahui keberadaannya karena saat dirumah pasien terjadi pembantaian itu, kakak nya berhasil meloloskan diri dan sekarang tidak tahu dimana keberadaannya" jelas suster.

Suster Anna adalah orang andalan Afifa selain dia begitu cerdas, Suster Anna merupakan salah satu Hecker terbaik di seluruh dunia.

"Tolong rahasiakan semua ini suster Anna dan tolong hapus semua identitas saya juga identitas tentang pasien" perintah Afifa.

"Nanti malam kita bertemu dimarkas kita tolong kabari Reina" kata Afifa.

"Aku mau pulang dulu sebentar" kata afifa selanjutnya dan langsung beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut.

Terpopuler

Comments

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

Berarti Afifa titik2

2021-08-21

1

Ahmat Hapids

Ahmat Hapids

weeeiiisssss markas bro

2021-08-16

1

Nur hikmah

Nur hikmah

kiraiin bertemu lgi dgn kak ardiansyah

2021-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan dengan cinta pertamanya
2 Cinta pertama
3 Hari - hari disekolah
4 Kebencian seorang Aqila.
5 Pertemuan
6 Disekolah hari ini
7 Tak sengaja bertemu.
8 Pertemuan Rahasia
9 Bertemu tanpa sengaja.
10 Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11 Perasaan yang berkecamuk
12 rahasia yang terkuak.
13 Kebetulan yang tidak disengaja.
14 Dokter baru
15 Cinta pandangan pertama
16 Dimarkas three Angel
17 Strategi baru
18 strategi awal dimulai
19 Makan siang berdua
20 Dikantor tuan Hamid
21 Dikediaman Ardiansyah
22 Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23 Makan malam special
24 Markas Three Angel
25 Abang Aziel mengambil alih.
26 Kemarahan yang terpendam
27 Kejutan disaat makan siang.
28 Rencana pertama dimulai
29 Pertemuan rahasia musuh
30 Kegelisahan Ardiansyah
31 Janji bertemu Reina
32 Pengumuman
33 Keresahan Ardiansyah
34 Aziel jatuh cinta
35 Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36 Perubahan rencana profesor Alfaro
37 kedatangan Abi Hamid dimarkas
38 Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39 Kekacauan dirumah sakit
40 Dokter Rio
41 Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42 Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43 Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44 Kemarahan profesor Alfaro
45 Penjelasan Afifa
46 Afifa berhasil menghajar Nicholas
47 Penyesalan Ardiansyah
48 Kejadian yang tak disangka-sangka
49 Afifa dan Reina tertangkap
50 Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51 Keterkejutan Uma Hamida
52 Jati diri Ardiansyah
53 Restu keluarga
54 Dua kebahagiaan sekaligus.
55 Ibadah bersama
56 penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57 Pembicaraan tentang misi penting
58 kecurigaan profesor Alfaro
59 Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60 Makan bakso
61 Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62 Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63 Diapartemen Fano
64 Penyesalan Reina
65 Ke kantor Ardiansyah
66 Bertemu sang mantan
67 Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68 Berlatih dan memasak
69 Misi dimulai
70 Misi 1 dijalankan
71 Misi terus berjalan
72 Visual tokohnya
73 Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74 Diruang pemantauan
75 Terbongkarnya identitas Mr. X
76 Lolosnya profesor Alfaro
77 Kejujuran Nicholas
78 Kecemburuan Ardiansyah
79 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80 Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81 Kebahagiaan Afifa
82 Reina dilamar
83 Pengumuman
84 Rumah baru Afifa
85 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86 Malam pertama yang tertunda
87 Honeymoon
88 Makan malam romantis
89 Seseorang mengikuti
90 Virus jenis baru
91 Kegagalan rencana Clara
92 Afifa dan Ardiansyah diserang
93 Kisah Nicholas
94 Rencana
95 Mengatur strategi penyerangan
96 Kenyataan hidup Nicholas
97 Misi belum berhasil sempurna
98 Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99 Kerja drone yang dibuat Aziel
100 Kemampuan Afifa
101 Pembaharuan strategi
102 Mulai berangkat menjalankan misi
103 Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104 Serangan dimulai
105 Gerald berhasil dibekuk
106 Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107 Afifa mendadak sakit
108 Kekhawatiran Aisyah
109 Keanehan Afifa
110 Kehamilan Afifa
111 Kebahagiaan kehamilan Afifa
112 Ardiansyah panik
113 Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114 Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115 Rencana Pernikahan
116 Afifa kembali kerumah
117 Kehangatan keluarga kecil Afifa
118 Acara Aqiqah Aldrict
119 Hari pernikahan yang menyedihkan
120 Pengejaran
121 Anna berhasil diselamatkan
122 Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123 Formula ajaib
124 Membantu mengobati Anna
125 Bayi ajaib
126 Kecurigaan Afifa
127 Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128 Tamat
129 Keikhlasan hati RAINA
130 promosi
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan dengan cinta pertamanya
2
Cinta pertama
3
Hari - hari disekolah
4
Kebencian seorang Aqila.
5
Pertemuan
6
Disekolah hari ini
7
Tak sengaja bertemu.
8
Pertemuan Rahasia
9
Bertemu tanpa sengaja.
10
Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11
Perasaan yang berkecamuk
12
rahasia yang terkuak.
13
Kebetulan yang tidak disengaja.
14
Dokter baru
15
Cinta pandangan pertama
16
Dimarkas three Angel
17
Strategi baru
18
strategi awal dimulai
19
Makan siang berdua
20
Dikantor tuan Hamid
21
Dikediaman Ardiansyah
22
Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23
Makan malam special
24
Markas Three Angel
25
Abang Aziel mengambil alih.
26
Kemarahan yang terpendam
27
Kejutan disaat makan siang.
28
Rencana pertama dimulai
29
Pertemuan rahasia musuh
30
Kegelisahan Ardiansyah
31
Janji bertemu Reina
32
Pengumuman
33
Keresahan Ardiansyah
34
Aziel jatuh cinta
35
Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36
Perubahan rencana profesor Alfaro
37
kedatangan Abi Hamid dimarkas
38
Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39
Kekacauan dirumah sakit
40
Dokter Rio
41
Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42
Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43
Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44
Kemarahan profesor Alfaro
45
Penjelasan Afifa
46
Afifa berhasil menghajar Nicholas
47
Penyesalan Ardiansyah
48
Kejadian yang tak disangka-sangka
49
Afifa dan Reina tertangkap
50
Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51
Keterkejutan Uma Hamida
52
Jati diri Ardiansyah
53
Restu keluarga
54
Dua kebahagiaan sekaligus.
55
Ibadah bersama
56
penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57
Pembicaraan tentang misi penting
58
kecurigaan profesor Alfaro
59
Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60
Makan bakso
61
Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62
Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63
Diapartemen Fano
64
Penyesalan Reina
65
Ke kantor Ardiansyah
66
Bertemu sang mantan
67
Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68
Berlatih dan memasak
69
Misi dimulai
70
Misi 1 dijalankan
71
Misi terus berjalan
72
Visual tokohnya
73
Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74
Diruang pemantauan
75
Terbongkarnya identitas Mr. X
76
Lolosnya profesor Alfaro
77
Kejujuran Nicholas
78
Kecemburuan Ardiansyah
79
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80
Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81
Kebahagiaan Afifa
82
Reina dilamar
83
Pengumuman
84
Rumah baru Afifa
85
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86
Malam pertama yang tertunda
87
Honeymoon
88
Makan malam romantis
89
Seseorang mengikuti
90
Virus jenis baru
91
Kegagalan rencana Clara
92
Afifa dan Ardiansyah diserang
93
Kisah Nicholas
94
Rencana
95
Mengatur strategi penyerangan
96
Kenyataan hidup Nicholas
97
Misi belum berhasil sempurna
98
Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99
Kerja drone yang dibuat Aziel
100
Kemampuan Afifa
101
Pembaharuan strategi
102
Mulai berangkat menjalankan misi
103
Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104
Serangan dimulai
105
Gerald berhasil dibekuk
106
Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107
Afifa mendadak sakit
108
Kekhawatiran Aisyah
109
Keanehan Afifa
110
Kehamilan Afifa
111
Kebahagiaan kehamilan Afifa
112
Ardiansyah panik
113
Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114
Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115
Rencana Pernikahan
116
Afifa kembali kerumah
117
Kehangatan keluarga kecil Afifa
118
Acara Aqiqah Aldrict
119
Hari pernikahan yang menyedihkan
120
Pengejaran
121
Anna berhasil diselamatkan
122
Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123
Formula ajaib
124
Membantu mengobati Anna
125
Bayi ajaib
126
Kecurigaan Afifa
127
Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128
Tamat
129
Keikhlasan hati RAINA
130
promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!