Cinta pertama

"Bagaimana kabar Aziel sayang, lama kalian tidak menginap dirumah utama ini" tanya uma

"Bang Ziel baik Uma, sekarang lagi sibuk-sibuknya di perusahaan peninggalan papa dan kabarnya bang Ziel rencana mau melebarkan sayapnya membuka cabang di Australia Uma" Jelas Reina.

"Wah bagus itu sayang, Abi sama Uma sangat bangga sama kalian" Abi menimpali dan merasa sangat bangga kepada anaknya yang kini sudah bukan anak remaja lagi tapi sudah menjadi anak2 yang dewasa.

"Besok kamu sama Ziel kemari ya Abi sama Uma rindu sama kalian dan kita makan malam bersama" lanjut Abi

"Ya Abi nanti akan saya sampaikan ke kak Ziel"

"Abi, Uma Reina pulang dulu ya!"

"Takut kemalaman nanti"

"Kamu tidak menginap disini rein sayang"

"Padahal Uma sangat kangen sama kamu" Uma membujuk rein agar tidak pulang.

"Hari Minggu saja Uma, kalau sekarang Rein ada janji Uma"

"Maaf ya Uma sayang" Rein berusaha membujuk Uma agar tidak memaksanya lagi untuk menginap kali ini dan memang karena Reina benar-benar sedang ada janji malam ini dengan seseorang.

" Ya sudah hati-hati ya sayang" ucap Uma saat rein menghampiri keduanya dan mencium punggung Uma dan Abi.

"Insya Allah Uma,"

"Assalamu'alaikum Uma dan Abi" Reina berpamitan dan kemudian beranjak pergi

Setelah Reina pergi tinggalkan mereka bertiga

"Fa apa kamu gak berkeinginan melanjutkan usaha Abi nak?" tanya Abi

"Abi sudah semakin tua dan Abi sudah tidak sekuat dulu"

"Maaf Abi kalau Afifa benar-benar tidak ada minat dalam bisnis karena Afifa benar-benar ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan masyarakat Abi."

" Aku mohon Abi menyetujui keputusanku" Afifa menolak dan menjelaskan ke Abi nya agar abunya mau mengerti dan memaklumi apa yang menjadi keinginannya.

"Setidaknya belajarlah sedikit demi sedikit nak, biar kelak saat Abi sudah tidak ada apa yang telah Abi rintis sejak kecil hingga menjadi sebesar ini ada yang meneruskannya dan hanya kamulah penerus dan ahli waris Abi."

"Saya akan mencobanya Abi, tapi Afifa gak bisa janji untuk fokus keperusahaan Abi, biar usaha Abi dikerjakan oleh orang kepercayaan Abi dan Afifa janji Afifa akan terus memantau, menjaga juga mengembangkan perusahaan Abi yang telah Abi rintis mulai dari nol" Afifa mencoba meyakinkan abi nya agar tidak terus mendesaknya terjun langsung keperusahaan.

"Baiklah kalau itu yang menjadi keinginanmu nak Abi dan Uma hanya bisa mendukungmu dan selalu mendoakan mu" Mereka berpelukan bertiga dan menangis haru.

"Afifa ke kamar dulu ya Uma, Abi."

"Seharian capek habis melakukan operasi tadi" Afifa pamit menuju ke kamarnya

" Ya nak, istirahatlah" kata kedua orangtua Afifa.

Afifa pun beranjak menuju kamar dan sesampainya dikamar Afifa menghempaskan badannya disofa dekat kamar tidurnya.

Setelah meletakkan tas dan melepaskan sepatunya Afifa beranjak menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebelum melakukan sholat karena memang dia belum sholat ashar dan masih beruntung Afifa belum kehabisan waktu ashar nya.

selesai sholat Afifa sedikit membaca Alquran sambil menunggu waktu Maghrib.

Tak lupa dia berdzikir juga setelah menyelesaikan bacaan Alquran nya.

seusai Maghrib Afifa turun kebawah dan membantu Uma dan bi Ijah memasak didapur.

"Uma, bi Ijah" sapa Afifa

" eh anak Uma gimana sudah fresh" tanya uma

"Masih capek sih ma,"

" Uma sama bi Ijah lagi masak apa nih"

" aku bantu ya ma ,bi" Afifa langsung nimbrung membantu mereka

"ini non Afifa bibi sama Uma lagi masak sapi lada hitam sama tumis brokoli" Jawab bi Ijah sebelum Uma menjawab.

"sini bi biar Afifa yang kupas bawang sama potong brokolinya" Afifa lalu mengambil alih kerjaan bi Ijah dan mulai mengupas bawang dan memotong sayuran.

1jam berlalu Afifa, Uma dan bi Ijah sudah menyelesaikan masakannya dan dilanjutkan dengan menata diatas meja makan.

"Biar Uma panggil Abi dulu ya" Uma beranjak pergi memanggil Abi.

"Iya Uma" jawab Afifa.

Mereka bertiga makan dengan hening dan hanya ada suara sendok dan garpu yang bersautan.

setelah makan malam Uma dan Abi beranjak menuju ruang keluarga sedang Afifa kembali menuju kamarnya

Sesampai dikamar Afifa menuju kamar mandi untuk berwudhu dan setelah itu sholat isya'

selesai sholat dan membaca bbrp surat dalam Alquran Afifa merebahkan tubuhnya di kasur king size yang sangat empuk.

Saat akan memejamkan mata Afifa kembali teringat akan cinta pertamanya yaitu Ardiansyah.

Flash back

Dulu tak sengaja saat Afifa berada di kantin yang mana letak kantin sekolah bersebelahan dengan lapangan bola basket dan saat itu Ardiansyah sedang bermain basket bersama tim nya.

Ketika Afifa sedang menikmati makanannya di kantin sekolah tanpa sengaja bola basket yang dilempar oleh Ardiansyah mengenai kepala Afifa.

"Innalilahi wainailaihi rojiun" kata Afifa yang sangat terkejut dengan hadirnya bola yang menimpanya sambil mengusap kepala nya yang sedikit terasa pusing itu.

"Maaf aku gak sengaja, Kamu tidak kenapa-kenapa kan" tanya Ardiansyah saat itu berlari menghampiri karena merasa sangat bersalah itu.

"Gak papa kok kak, cuma sedikit pusing aja" jawab Afifa jujur.

Afifa merasa canggung dan gugup yang tiba-tiba dihampiri oleh seorang siswa yang sangat tampan menurutnya.

Jantung Afifa berdebar-debar semakin keras seakan-akan mau melompat keluar.

Afifa berusaha mengalihkan pandangan nya karena Afifa takut dosa jika harus memandang lawan jenisnya.

"Aku antar ke UKS yuk untuk memeriksa kepalamu" ajak Ardiansyah.

"Gak usah kak paling sebentar lagi juga baikan kok" tolak Afifa halus dengan wajah sedatar mungkin dan menundukkan pandangannya untuk menutupi kecanggungannya.

"Beneran tidak apa-apa kamu?" Ardiansyah meyakinkan

" Beneran kak aku tidak apa-apa kok, bentar lagi juga sudah baikan" Afifa meyakinkan masih dengan wajah yang datarnya dan kepala yang menunduk"

"Oh ya kenalkan aku Ardiansyah anak kelas 3IPA1" Ardiansyah memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

"Afifa" balas Afifa sambil menautkan kedua tangannya.

"Oh ya kalau ada apa-apa nanti kamu kasih tau aku ya, takutnya kamu kenapa-kenapa lagi" kata Ardiansyah yang benar-benar merasa menyesal atas kejadian tadi.

"Baik kak" balas Afifa

"Maaf kak aku harus kembali ke kelas" lanjut Afifa pamit kepada Ardiansyah yang memang saat itu bel istirahat telah berakhir.

"baiklah, silahkan" kata Ardiansyah

Afifa pun melenggangkan tubuhnya pergi menuju kelasnya.

"Fa kemana aja sih, aku cari dari tadi gak ketemu-temu ?" tanya Aqila saat tahu Afifa sudah ada dimejanya.

"Oh tadi aku ke kantin kok la, tumben cari aku" tanya Afifa balik.

Aqila adalah teman 1 kelas Afifa dan kebetulan dia duduk bersebelahan dengan Afifa.

"Aku lagi bad mood nih fa" keluh Aqila

"Emangnya kenapa?" tanya Afifa

"tahu gak fa sainganku untuk mendapatkan kak Ardiansyah semakin bertambah banyak deh fa"

"Sedih deh fa, rasanya sangat tidak mungkin deh aku menggapai kak Ardiansyah" dengan bersedihnya itu.

"Udah kamu sabar aja yang penting kamu sekarang fokus deh sama sekolah kamu untuk urusan cowok pasti dia akan datang sendiri kok"

"kamu itu cantik jadi banyak cowok-cowok yang antri untuk mendapatkan kamu" kata Afifa menenangkan temannya itu.

"eh dah datang tuh gurunya, nanti aja kita lanjutkan lagi." kata Afifa lagi.

Mereka berduapun kembali memperhatikan pelajaran demi pelajaran hingga tak terasa bel pulang telah berbunyi.

"Fa, kamu langsung pulang atau gimana nih" tanya Aqila.

"Mau ke mushola dulu deh seperti biasa, kamu sendiri gimana langsung pulang atau gimana?" Afifa bertanya balik.

"Aku pulang dulu deh fa kayaknya"

"Ya udah deh aku langsung meluncur aja ya, sampai ketemu besok fa" Aqila berpamitan langsung pulang.

"oke, sampai ketemu besok" balas Afifa dan juga langsung melenggang pergi menuju mushola sekolah.

Saat di mushola tanpa sengaja ia bertemu lagi dengan Ardiansyah.

"Hai Afifa, kita ketemu lagi" Ardiansyah berjalan menghampiri Afifa

"gimana masih sakit kah kepalanya" tanya Ardiansyah kawatir.

"Dah baikan kok kak, dah gak pusing lagi" jawab Afifa.

"Oh ya kak, saya permisi dulu ya" lanjut Afifa

Afifa pun masuk kedalam mushola dan menaruh tasnya ditempat penyimpanan setelah itu dia menuju ke tempat ambil wudhu.

Setelah selesai Afifa melaksanakan sholat dhuhur selanjutnya Afifa pulang.

Itulah yang dilakukan Afifa setiap hari sepulang sekolah.

Saat digerbang sekolah Afifa mencari-cari mobil yang menjemputnya.

Dia menoleh kesana kemari tapi mang Diman belong kelihatan.

Tak beberapa lama mobil melintas dari arah dalam sekolah menuju keluar dan berhenti tepat disisi Afifa berdiri

"Mau pulang fa? Aku antar yuk!" sapa Ardiansyah sekaligus meminta ijin untuk mengantarnya pulang.

"Gak usah kak,. terima kasih."

"sebentar lagi jemputan saya datang kok" tolaknya.

"Ayolah fa, anggap aja ini sebagai rasa bersalahku atas kejadian tadi" kata Ardiansyah memelas agar Afifa mau menerima ajakannya.

"Maaf kak, saya gak bisa" Afifa masih kekeh tetap menolak.

"Ya udah aku duluan ya" kata Ardiansyah terus melajukan mobilnya kembali.

5 menit kemudian mang Diman menghentikan mobilnya tepat disebelah Afifa.

"Mari non, maaf saya terlambat menjemput soalnya tadi ban belakang Bocor non." kata mang Diman menjelaskan

" gpp mang lagian saya juga barusan aja kok nunggunya" jelas Afifa

Dalam mobil Afifa terus saja teringat sama Ardiansyah.

"Astaghfirullah... kenapa aku jadi kepikiran kak Ardiansyah ya" monolog Afifa dalam hati.

Dia bergelut dengan pikirannya sendiri tentang Ardiansyah sambil melihat kearah luar kaca mobil.

"Non, sudah sampai" kata mang Diman membuyarkan lamunan Afifa

"Eh.. iya mang, maaf aku sedikit melamun tadi" jujur Afifa

Terpopuler

Comments

Fadhil

Fadhil

CLBk ya kak semoga lancar dan sukses

2024-05-13

0

susi 2020

susi 2020

🤩🤩😘

2023-10-22

0

susi 2020

susi 2020

🤩🤩😘😘

2023-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan dengan cinta pertamanya
2 Cinta pertama
3 Hari - hari disekolah
4 Kebencian seorang Aqila.
5 Pertemuan
6 Disekolah hari ini
7 Tak sengaja bertemu.
8 Pertemuan Rahasia
9 Bertemu tanpa sengaja.
10 Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11 Perasaan yang berkecamuk
12 rahasia yang terkuak.
13 Kebetulan yang tidak disengaja.
14 Dokter baru
15 Cinta pandangan pertama
16 Dimarkas three Angel
17 Strategi baru
18 strategi awal dimulai
19 Makan siang berdua
20 Dikantor tuan Hamid
21 Dikediaman Ardiansyah
22 Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23 Makan malam special
24 Markas Three Angel
25 Abang Aziel mengambil alih.
26 Kemarahan yang terpendam
27 Kejutan disaat makan siang.
28 Rencana pertama dimulai
29 Pertemuan rahasia musuh
30 Kegelisahan Ardiansyah
31 Janji bertemu Reina
32 Pengumuman
33 Keresahan Ardiansyah
34 Aziel jatuh cinta
35 Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36 Perubahan rencana profesor Alfaro
37 kedatangan Abi Hamid dimarkas
38 Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39 Kekacauan dirumah sakit
40 Dokter Rio
41 Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42 Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43 Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44 Kemarahan profesor Alfaro
45 Penjelasan Afifa
46 Afifa berhasil menghajar Nicholas
47 Penyesalan Ardiansyah
48 Kejadian yang tak disangka-sangka
49 Afifa dan Reina tertangkap
50 Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51 Keterkejutan Uma Hamida
52 Jati diri Ardiansyah
53 Restu keluarga
54 Dua kebahagiaan sekaligus.
55 Ibadah bersama
56 penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57 Pembicaraan tentang misi penting
58 kecurigaan profesor Alfaro
59 Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60 Makan bakso
61 Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62 Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63 Diapartemen Fano
64 Penyesalan Reina
65 Ke kantor Ardiansyah
66 Bertemu sang mantan
67 Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68 Berlatih dan memasak
69 Misi dimulai
70 Misi 1 dijalankan
71 Misi terus berjalan
72 Visual tokohnya
73 Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74 Diruang pemantauan
75 Terbongkarnya identitas Mr. X
76 Lolosnya profesor Alfaro
77 Kejujuran Nicholas
78 Kecemburuan Ardiansyah
79 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80 Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81 Kebahagiaan Afifa
82 Reina dilamar
83 Pengumuman
84 Rumah baru Afifa
85 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86 Malam pertama yang tertunda
87 Honeymoon
88 Makan malam romantis
89 Seseorang mengikuti
90 Virus jenis baru
91 Kegagalan rencana Clara
92 Afifa dan Ardiansyah diserang
93 Kisah Nicholas
94 Rencana
95 Mengatur strategi penyerangan
96 Kenyataan hidup Nicholas
97 Misi belum berhasil sempurna
98 Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99 Kerja drone yang dibuat Aziel
100 Kemampuan Afifa
101 Pembaharuan strategi
102 Mulai berangkat menjalankan misi
103 Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104 Serangan dimulai
105 Gerald berhasil dibekuk
106 Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107 Afifa mendadak sakit
108 Kekhawatiran Aisyah
109 Keanehan Afifa
110 Kehamilan Afifa
111 Kebahagiaan kehamilan Afifa
112 Ardiansyah panik
113 Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114 Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115 Rencana Pernikahan
116 Afifa kembali kerumah
117 Kehangatan keluarga kecil Afifa
118 Acara Aqiqah Aldrict
119 Hari pernikahan yang menyedihkan
120 Pengejaran
121 Anna berhasil diselamatkan
122 Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123 Formula ajaib
124 Membantu mengobati Anna
125 Bayi ajaib
126 Kecurigaan Afifa
127 Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128 Tamat
129 Keikhlasan hati RAINA
130 promosi
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan dengan cinta pertamanya
2
Cinta pertama
3
Hari - hari disekolah
4
Kebencian seorang Aqila.
5
Pertemuan
6
Disekolah hari ini
7
Tak sengaja bertemu.
8
Pertemuan Rahasia
9
Bertemu tanpa sengaja.
10
Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11
Perasaan yang berkecamuk
12
rahasia yang terkuak.
13
Kebetulan yang tidak disengaja.
14
Dokter baru
15
Cinta pandangan pertama
16
Dimarkas three Angel
17
Strategi baru
18
strategi awal dimulai
19
Makan siang berdua
20
Dikantor tuan Hamid
21
Dikediaman Ardiansyah
22
Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23
Makan malam special
24
Markas Three Angel
25
Abang Aziel mengambil alih.
26
Kemarahan yang terpendam
27
Kejutan disaat makan siang.
28
Rencana pertama dimulai
29
Pertemuan rahasia musuh
30
Kegelisahan Ardiansyah
31
Janji bertemu Reina
32
Pengumuman
33
Keresahan Ardiansyah
34
Aziel jatuh cinta
35
Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36
Perubahan rencana profesor Alfaro
37
kedatangan Abi Hamid dimarkas
38
Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39
Kekacauan dirumah sakit
40
Dokter Rio
41
Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42
Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43
Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44
Kemarahan profesor Alfaro
45
Penjelasan Afifa
46
Afifa berhasil menghajar Nicholas
47
Penyesalan Ardiansyah
48
Kejadian yang tak disangka-sangka
49
Afifa dan Reina tertangkap
50
Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51
Keterkejutan Uma Hamida
52
Jati diri Ardiansyah
53
Restu keluarga
54
Dua kebahagiaan sekaligus.
55
Ibadah bersama
56
penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57
Pembicaraan tentang misi penting
58
kecurigaan profesor Alfaro
59
Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60
Makan bakso
61
Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62
Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63
Diapartemen Fano
64
Penyesalan Reina
65
Ke kantor Ardiansyah
66
Bertemu sang mantan
67
Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68
Berlatih dan memasak
69
Misi dimulai
70
Misi 1 dijalankan
71
Misi terus berjalan
72
Visual tokohnya
73
Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74
Diruang pemantauan
75
Terbongkarnya identitas Mr. X
76
Lolosnya profesor Alfaro
77
Kejujuran Nicholas
78
Kecemburuan Ardiansyah
79
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80
Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81
Kebahagiaan Afifa
82
Reina dilamar
83
Pengumuman
84
Rumah baru Afifa
85
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86
Malam pertama yang tertunda
87
Honeymoon
88
Makan malam romantis
89
Seseorang mengikuti
90
Virus jenis baru
91
Kegagalan rencana Clara
92
Afifa dan Ardiansyah diserang
93
Kisah Nicholas
94
Rencana
95
Mengatur strategi penyerangan
96
Kenyataan hidup Nicholas
97
Misi belum berhasil sempurna
98
Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99
Kerja drone yang dibuat Aziel
100
Kemampuan Afifa
101
Pembaharuan strategi
102
Mulai berangkat menjalankan misi
103
Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104
Serangan dimulai
105
Gerald berhasil dibekuk
106
Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107
Afifa mendadak sakit
108
Kekhawatiran Aisyah
109
Keanehan Afifa
110
Kehamilan Afifa
111
Kebahagiaan kehamilan Afifa
112
Ardiansyah panik
113
Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114
Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115
Rencana Pernikahan
116
Afifa kembali kerumah
117
Kehangatan keluarga kecil Afifa
118
Acara Aqiqah Aldrict
119
Hari pernikahan yang menyedihkan
120
Pengejaran
121
Anna berhasil diselamatkan
122
Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123
Formula ajaib
124
Membantu mengobati Anna
125
Bayi ajaib
126
Kecurigaan Afifa
127
Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128
Tamat
129
Keikhlasan hati RAINA
130
promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!