Pagi ini Afifa dengan semua sahabatnya berangkat ke rumah sakit bersama-sama.
"Pagi semua" sapa Afifa ketika melewati beberapa karyawan rumah sakit.
"Pagi dokter Afifa" balas mereka hampir bersamaan.
Afifa langsung memasuki ruangannya.
" Suster Anna" panggil Afifa
"Iya dokter Afifa" jawab suster Anna
"Hari ini jadwalku apa saja ya" tanya suster Anna.
Suster Anna menyebutkan satu persatu jadwal dokter Afifa.
Hari ini adalah kunjungan ke rawat inap pasien di ruang VIP.
Satu per satu Afifa mengunjungi bilik VIP.
Saat di bilik terakhir ada seorang wanita yang sudah tua tapi kalau dilihat dari wajahnya masa kelihatan lebih muda
"Pagi nyonya apa yang anda rasakan saat ini" kaya dokter Afifa saat masuk dan langsung memeriksanya.
"Pagi dok, hari ini saya merasa lebih baik dok"
"apa ada keluhan nyonya" tanya Afifa lagi dengan lembut
"sepertinya tidak ada dok" kata ibu itu.
Mereka berbincang-bincang sedikit karena ini adalah ruangan terakhir yang dikunjungi Afifa.
Sejak bertemu Afifa pasien itu sudah merasa suka dengan Afifa dan berniat menjodohkannya dengan anaknya.
"Dok boleh saya bertanya yang agak pribadi" tanya pasien itu yang bernama nyonya Habibah.
"Iya nyonya silahkan" kata Afifa memperbolehkan.
"suster apa boleh saya berbicara sama dokter secara pribadi berdua saja" kata nyonya Habibah.
"baik nyonya" jawab suster Anna dan segera melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dok apakah dokter sudah menikah" kata Bu Habibah itu.
"Maaf sebelumnya kalau saya bertanya seperti itu dok" kata ibu itu lagi.
"Gak papa nyonya, saya mengerti”
"sampai hari ini saya masih belum menikah" jawab jujur Afifa.
"Apa dokter sudah mempunyai calon"
"Saya berkeinginan menjodohkan dokter dengan anak saya" kata ibu Habibah itu.
"Masih belum nyonya" jawab Afifa sedikit malu.
"Maukah dokter saya jodohkan dengan anak saya" kata ibu Habibah.
"Kalau masalah itu sebaiknya ibu membicarakan dengan pihak keluarga saya" kata Afifa.
"Baiklah kalau begitu, Insya Allah secepatnya saya akan menemui keluarga dokter Afifa" jelas ibu.
"Baik nyonya,"jawab Afifa lembut.
"Ada lagi yang mau nyonya sampaikan lagi" kata Afifa selanjutnya.
"Tidak dok, untuk saat ini sudah saya utarakan maksud hati saya" kata ibu Habibah.
"Kalau begitu saya pamit melanjutkan tugas dulu ya nyonya" pamit Afifa kepada ibu Habibah.
"Silahkan dok" kata ibu Habibah sambil tersenyum cerah diwajahnya.
Afifa pun melenggang keluar saat hendak menuju ke ruangannya Afifa tanpa sengaja bertabrakan lagi dengan seseorang.
"Afifa" kata orang itu
"Kak Ardiansyah" jawab Afifa terkejut saat bertemu dengan seseorang yang selalu berlabuh di hati nya.
"Jadi kamu dokter disini" tanya Ardiansyah.
"Iya kak"
"kak Ardiansyah ke sini ada urusan apa?"
"Apa ada saudara kakak yang sakit" tanya Afifa berusaha menutupi kegugupannya.
"Iya, aku mau menengok bunda ku yang lagi dirawat disini" jawab Ardiansyah.
"Oh ya, kalau boleh tahu siapa kak" tanya Afifa.
Belum sempat Ardiansyah menjawab Afifa sudah dipanggil oleh suster Anna.
"Dokter Afifa, maaf ada pasien darurat dan saat ini dokter ditunggu dokter Reina diruang operasi" kata suster Anna dengan nafas yang terengah-engah karena tadi berlari.
"Baik suster Anna, saya akan segera kesana sekarang" kata Afifa.
"Maaf kak Ardiansyah, saya permisi dulu" pamit Afifa dan langsung melangkah pergi.
Sedangkan Ardiansyah hanya mengangguk dan mempersilahkan Afifa berlalu pergi.
Saat sampai diruang operasi Afifa segera mengganti baju nya dan langsung menemui Reina.
"Dokter Reina" sapa Afifa
"Bisa melihat rekam medisnya" tanya Afifa
Reina menyerahkan hasil rekam medis pasien dan menjelaskan secara rinci tentang sakit pasien.
Setelah itu mereka berdua menuju kamar operasi dimana pasien sudah siap dan sudah di anatesi.
Ditempat lain Ardiansyah memasuki kamar bunda nya.
"Assalamu'alaikum bunda" Ardiansyah mengucap salam seraya mencium punggung tangan Bunda nya.
"Kelihatannya bunda lagi bahagia, kok dari tadi Ardiansyah lihat bunda senyum-senyum sendiri" tanya Ardiansyah sambil duduk disisi bunda nya.
"Ah biasa aja" jawab bunda.
"Nak tadi bunda ketemu sama dokter yang sangat cantik, kelihatannya dia sangat baik, santun dan lembut deh" kata bunda.
"Oh ya, terus apa hubungannya dengan senyum bunda" kata Ardiansyah.
"Ya bunda berniat menjodohkan kamu dengan dokter itu"
"Dan tahu gak ternyata dokter itu juga belum menikah dan belum ada yang mendekati juga"
"Jadi pas deh" kata bundanya begitu kelihatan berbinar bahagia.
"Bunda bisa aja"
"Mana mau dokter itu dengan ku Bun" kata Ardiansyah.
"Pasti mau lah"
"Kamu tampan dan banyak gadis-gadis yang mengejar-ngejar kamu, selain itu kamu juga sudah mapan dan seorang CEO perusahaan yang sukses"
"Pasti tidak ada seorangpun yang akan menolaknya" kata bunda panjang lebar.
"Tapi Ardiansyah bisa mencari sendiri bunda" kata Ardiansyah.
"Tapi bunda tidak setuju kalau kamu kembali kepada Clara" kata bunda tegas.
"Siapa yang mau kembali kepada Clara bunda."
"Dulu aja bunda begitu ngototnya aku menikah sama Clara padahal bunda tahu sendiri aku tidak mencintainya, sekarang aja bunda ngelarang aku bersama Clara" ledek Ardiansyah.
"Dulu kan bunda tidak tahu sayang kalau Clara itu hanya mengincar hartamu saja dan selain itu bunda juga tidak tahu kalau Clara itu orang yang tidak setia dan suka ke klub malam" jawab bunda penuh dengan penyesalan.
"Sudah bunda, lagian Ardiansyah juga sudah melupakan itu semua kok" Ardiansyah berusaha menenangkan bundanya agar tidak larut dalam penyesalan.
"Bunda tenang aja ya"
"Ardiansyah sudah bertemu dengan seseorang yang sangat Ardiansyah cintai selama bertahun-tahun ini bunda" jawab Ardiansyah.
"Oh ya, siapa dia" tanya bunda
"Ada deh bunda nanti kalau bunda sembuh pasti akan Ardiansyah ajak kerumah dan aku kenalkan dengan bunda" jawab Ardiansyah.
"Ih bunda jadi tidak sabar deh"
"Eh tapi gimana dengan dokter itu" kata bunda.
"Emang bunda kenal sama dokter itu kata Ardiansyah" bertanya ke bunda nya.
"Aku lupa nama dokter tadi karena bunda juga baru bertemu hari ini" jawab Ardiansyah.
"Ya sudah lupakan saja Bun" kata Ardiansyah menenangkan bundanya agar tidak terlalu dipikirkan.
"Oh ya bunda sudah makan?" tanya Ardiansyah mengalihkan topik pembicaraan.
"Belum" kata bunda lirih.
"Ya sudah bunda makan dulu ya, sini biar Ardiansyah suapin bunda" Ardiansyah langsung mengambil nampan yang ber isi makanan bunda dan segera membawanya ketempat bunda berbaring dan kemudian menyuapi bundanya dengan telaten.
"Habiskan ya bunda, katanya sudah gak sabar ketemu calon pilihan Ardiansyah" kata Ardiansyah membujuk bundanya agar mau menghabiskan makanannya.
Setelah makanan itu habis dimakan bunda Ardiansyah segera meletakkan diatas nakas dekat tempat tidur bunda.
"Sekarang bunda minum obatnya ya" kata Ardiansyah sambil menyerahkan obat dan segelas air putih kepada bunda nya.
Setalah obat nya diminum Ardiansyah merapikan selimut bunda nya dan menyuruh bundanya ber istirahat.
"Bunda Ardiansyah pamit dulu ya, hari ini Ardiansyah ada meeting dengan clien penting" kata Ardiansyah di samping bundanya.
"Nanti setelah meeting Ardiansyah balik kesini lagi ya Bun"
"Biar bi Nanik nanti yang menjaga bunda" kata Ardiansyah.
Tak beberapa lama bi Nanik tiba diruang rawat bundanya.
"Pagi nyonya, pagi tuan muda" sapa bi Nanik.
"pagi bi" jawab Ardiansyah dan bunda bersamaan.
"Oh ya Bu tolong jaga bunda ya, saya mau ada meeting sebentar nanti saya akan kembali lagi setelah meeting" kata Ardiansyah
"Baik tuan" kata bi Nanik.
"Bunda Ardiansyah permisi dulu ya" pamit Ardiansyah dan segera mencium tangan bundanya
"Assalamu'alaikum" Ardiansyah mengucap salam dan terus melenggang pergi.
"Wa'alaikumsalam" jawab bunda dan bi Nanik.
Jangan lupa vote, komen dan like ya biar author semakin bersemangat.
terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Fadhil
yaaa betul/Good/
2024-05-13
0
Helen Apriyanti
wahh trnyata yg mau d jodihkn ibu habibah itu ansknya kak ardiansyah yh .. jdoh mh memng gk kmn yh .. jdoh psti brtemu kmbli .. hee
2021-08-15
2