Strategi baru

Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu sholat isya.

Afifa, Reina dan juga Anna kembali melakukan aktifitas ibadahnya dan mereka memohon petunjuk.

Setelah selesai aktifitas ibadahnya Afifa dan kedua sahabatnya kembali berkumpul diruang tengah sambil menonton berita di televisi.

"Fa lihat deh sepertinya virus itu semakin menyebar deh" kata Anna menunjukkan berita yang ada ditelevisi.

"Iya, sekarang apa yang harus kita lakukan" kata Afifa bertanya kepada kedua sahabatnya.

Tak beberapa lama terdengar orang mengetuk pintu apartemen.

Setelah dilihat dari balik lobang kecil yang ada di pintu akhir nya Anna membukakan pintu karena dia tahu yang datang adalah Abi Afifa bersama orang kepercayaannya.

"Silahkan masuk tuan" kata Anna sopan.

"Iya, terima kasih ya Anna" kata Hamid dan langsung bergabung dengan Afifa dan yang lainnya.

"Abi" sapa Afifa dan Reina bersamaan dan mereka langsung menghampiri Abi nya sambil mencium punggung tangan Abi nya.

"Anna, mulai sekarang kamu panggil aja saya seperti anak-anak saya ini ya, karena bagiku kamu sama seperti anak saya yang lain" kata Abi Hamid.

"Baik tuu..aaann, eh maaf aaabbi" jawab Anna gugup dan sekaligus bahagia karena dia merasa sekarang memiliki keluarga.

"Sekarang apa rencana kalian bertiga" tanya Hamid setelah duduk bersama mereka.

"Kita ke ruangan rahasia kita aja deh Abi menjelaskannya"Ajak Afifa.

"Baiklah kalau begitu" kata Abi nya.

"Ku tunggu disini dan terus pantau jika ada sesuatu yang mencurigakan" perintah Hamid tegas kepada kepercayaannya yang bernama Lionel.

Lionel adalah petinggi dari para bodyguard yang sangat disegani didunia.

Dia adalah salah satu inteligent dunia yang handal dan piawai juga merupakan snipers terbaik.

"Baik tuan" kata Lionel patuh.

Lionel menyuruh beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga disekitar apartemen milik Afifa tetapi tetap harus menjaga agar tidak dicurigai oleh orang.

Sejak diperintahkan oleh tuan Hamid pagi tadi lionels menyusupkan beberapa anak buahnya untuk bekerja digedung apartemen Afifa.

Setelah memasuki ruang rahasia mereka berempat mulai mendiskusikan rencana nya.

"Abi akan menyiapkan peralatan terbaik, modern dan tercanggih ditengah hutan, aku harap kalian bisa memindahkan markas kalian" kata Abi memecahkan keheningan sesaat.

"Afifa punya usul bi, bagaimana tempat ini tetap menjadi markas kita tetapi markas utama kita ada disana.

Tidak mungkin kita setiap hari harus pulang pergi dari sana secara tempatnya yang sangat jauh dan juga terpencil.

Disini memudahkan kita juga mendapatkan logistik untuk membuat anti virus itu.

Kita akan bergantian kesana untuk melakukan penelitian disana, tetapi disini kami juga akan tetap melakukan penelitian dan Afifa mohon kirim kan staf ahli yang terpercaya untuk bisa menyalurkan hasil penelitian kita kemarkas pusat ditengah hutan.

Untuk sementara hanya itu saja pendapat Afifa, Abi" kata Afifa panjang lebar.

"Saya setuju dengan Afifa Bi, selain itu aku rasa akan menghilangkan kecurigaan dari para musuh" Kata Reina.

"Kalau saya akan tetap bertugas disini saja" jelas Anna.

"Baiklah kalau keputusan kalian begitu, Abi juga setuju." kata Hamid menyetujui gagasan anaknya.

"Abi akan menempatkan beberapa orang untuk mengawasi pergerakan disekitar apartemen" kata Abi Hamid meneruskan perkataannya.

"Kamu Anna harus tetap waspada dan berhati-hati" pinta Hamid.

"Baik Abi" kata Anna.

"Afifa dan juga kamu Reina setiap gerak gerik kalian usahakan jangan sampai menaruh curiga para musuh yang sedang mengincar kalian"

"Setidaknya kamu dan Reina agak jaga jarak biar tidak dicurigai" terang Abi karena Abi tahu Reina adalah target dari mereka.

"Abi aku menyiapkan bodyguard buat kamu Reina karena kamu target utama mereka" lanjut Abi Hamid.

Reina hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

"Afifa kamu tolong berhati-hati dan selalu waspada" perintah Abi Hamid.

"Baik Abi" kata Afifa

"Untuk kemarkas utama sebaiknya kalian perginya tengah malam saja dan akan dijemput langsung oleh kaki tangan Lionel yaitu Maxi.

Dan selalu berkoordinasi setiap ada apa saja" kata Hamid tegas.

"Baik Abi" jawab mereka bertiga serempak.

"Fa besok jangan lupa kekantor Abi"perintahnya kepada putrinya

"Baik Abi" kata Afifa.

Tak terasa setelah merancang strategi-strategi yang akan dijalani waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Kayak nya sudah malam deh, Abi harus pulang kasian Uma pasti khawatir menunggu Abi" kata Abi hendak berpamitan.

Mereka kemudian keluar dari ruang rahasia itu.

"Abi pulang dulu ya, dan ingat pesan Abi buat kalian.

Assalamu'alaikum" kata Abi langsung beranjak pulang dan diikuti oleh orang kepercayaannya.

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka.

Sepeninggal Abi nya Afifa dan kedua sahabatnya merancang sesuatu.

"Rein untuk sementara kita harus ditempat terpisah, kamu kembalilah ke rumah dan tolong rahasiakan dari Abang Aziel" kata Afifa

"Baik fa, siap" jawab Reina.

"Kamu Anna sementara ku tetap disini sendirian dan kalau ada perintah berkumpul kita bertiga disini" lanjut Afifa.

"Aku akan pulang kerumah Uma Aisyah" kata Afifa memutuskan tinggal bersama Uma Aisyah dan suaminya didalam ponpes.

"Rencana kita ini kita mulai besok dan untuk sekarang kita beristirahat disini" perintah Afifa dan diangguki oleh Reina dan juga Anna.

"Ya sudah kalau begitu kita tidur yuk" Ajak Reina.

Mereka akhirnya menuju kamar masing-masing dan tidur dengan nyeyaknya.

Sementara diluar sana ada seseorang yang sedang mengintai apartemen tempat Afifa tetapi berhasil diringkus oleh orang suruhan Abi Hamid yang menyamar sebagai pegawai keamanan wilayah apartemen.

Mereka membawa pengintai keruang bawah tanah yang ada didalam gedung apartemen sebagai markas bayangan mereka.

Benar dugaan setelah diintrogasi mereka adalah orang suruhan seorang dokter tetapi pengintai itu tidak mau menyebutkan identitas pengirimnya itu.

Pengintai itu berani mati demi pengemban tugasnya.

Sebelum mendapat informasi tentang penyuruhnya pengintai itu sudah mati bunuh diri dengan menenggak pil.

Anak buah Lionel akhirnya membawa mayat itu dan membuangnya kelaut lepas.

Tetapi sebelumnya anak buah Lionel mendapatkan pil disalah satu saku pengintai itu dan membawanya untuk diserahkan Lionel untuk diteliti.

Tengah malam yaitu sekitar pukul setengah 4 seperti biasa Afifa sudah bangun dan menjalankan rutinitasnya seperti hari-hari biasanya.

Setelah menjalankan rutinitasnya hingga jam stengah 6, Afifa kemudian menuju kedapur untuk memasak sesuatu untuk sarapan mereka bertiga.

Afifa membuat nasi goreng sosis dengan toping telur ceplok diatas nasi goreng itu.

Afifa meletakkan nasi goreng itu menjadi 3 piring dengan toping yang sama.

Tak beberapa lama Anna dan Reina tampak sudah siap dengan pakaian rapi menuju meja makan.

"Wah kelihatannya enak sekali, kamu yang masak fa" kata Reina basa basi.

"Udah tau nanya" kata Afifa menimpali Reina dengan sinis.

"Hmmm gitu aja ngambek" goda Reina sambil mencolek pipi Afifa.

"Udah sekarang kita makan dan bersiap-siap ke rumah sakit, tetapi sebelumnya kita harus sendiri-sendiri berangkatnya" kata Afifa

"Kamu Anna seperti biasa aja ya" kata Afifa

"Rein kamu jalan memutar ya" perintah Afifa

"Aku akan kerumah Abi dulu, mungkin aku akan sedikit terlambat, untuk itu tolong Anna kamu handel semua dulu dirumah sakit" kata Afifa.

Mereka pun akhirnya pergi seperti yang diperintahkan Afifa sedangkan Afifa langsung meluncur kerumah utama yaitu mansion Abdullah.

Terpopuler

Comments

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

wahhh sprtinya authornya seorang dokter yh .. klo tbakan ku slh maaf yh thorr .. hnybtbkn & imajinasi ku sja authornya seorang dokter yg mnangani anti virus .. hee

2021-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan dengan cinta pertamanya
2 Cinta pertama
3 Hari - hari disekolah
4 Kebencian seorang Aqila.
5 Pertemuan
6 Disekolah hari ini
7 Tak sengaja bertemu.
8 Pertemuan Rahasia
9 Bertemu tanpa sengaja.
10 Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11 Perasaan yang berkecamuk
12 rahasia yang terkuak.
13 Kebetulan yang tidak disengaja.
14 Dokter baru
15 Cinta pandangan pertama
16 Dimarkas three Angel
17 Strategi baru
18 strategi awal dimulai
19 Makan siang berdua
20 Dikantor tuan Hamid
21 Dikediaman Ardiansyah
22 Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23 Makan malam special
24 Markas Three Angel
25 Abang Aziel mengambil alih.
26 Kemarahan yang terpendam
27 Kejutan disaat makan siang.
28 Rencana pertama dimulai
29 Pertemuan rahasia musuh
30 Kegelisahan Ardiansyah
31 Janji bertemu Reina
32 Pengumuman
33 Keresahan Ardiansyah
34 Aziel jatuh cinta
35 Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36 Perubahan rencana profesor Alfaro
37 kedatangan Abi Hamid dimarkas
38 Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39 Kekacauan dirumah sakit
40 Dokter Rio
41 Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42 Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43 Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44 Kemarahan profesor Alfaro
45 Penjelasan Afifa
46 Afifa berhasil menghajar Nicholas
47 Penyesalan Ardiansyah
48 Kejadian yang tak disangka-sangka
49 Afifa dan Reina tertangkap
50 Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51 Keterkejutan Uma Hamida
52 Jati diri Ardiansyah
53 Restu keluarga
54 Dua kebahagiaan sekaligus.
55 Ibadah bersama
56 penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57 Pembicaraan tentang misi penting
58 kecurigaan profesor Alfaro
59 Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60 Makan bakso
61 Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62 Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63 Diapartemen Fano
64 Penyesalan Reina
65 Ke kantor Ardiansyah
66 Bertemu sang mantan
67 Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68 Berlatih dan memasak
69 Misi dimulai
70 Misi 1 dijalankan
71 Misi terus berjalan
72 Visual tokohnya
73 Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74 Diruang pemantauan
75 Terbongkarnya identitas Mr. X
76 Lolosnya profesor Alfaro
77 Kejujuran Nicholas
78 Kecemburuan Ardiansyah
79 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80 Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81 Kebahagiaan Afifa
82 Reina dilamar
83 Pengumuman
84 Rumah baru Afifa
85 Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86 Malam pertama yang tertunda
87 Honeymoon
88 Makan malam romantis
89 Seseorang mengikuti
90 Virus jenis baru
91 Kegagalan rencana Clara
92 Afifa dan Ardiansyah diserang
93 Kisah Nicholas
94 Rencana
95 Mengatur strategi penyerangan
96 Kenyataan hidup Nicholas
97 Misi belum berhasil sempurna
98 Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99 Kerja drone yang dibuat Aziel
100 Kemampuan Afifa
101 Pembaharuan strategi
102 Mulai berangkat menjalankan misi
103 Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104 Serangan dimulai
105 Gerald berhasil dibekuk
106 Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107 Afifa mendadak sakit
108 Kekhawatiran Aisyah
109 Keanehan Afifa
110 Kehamilan Afifa
111 Kebahagiaan kehamilan Afifa
112 Ardiansyah panik
113 Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114 Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115 Rencana Pernikahan
116 Afifa kembali kerumah
117 Kehangatan keluarga kecil Afifa
118 Acara Aqiqah Aldrict
119 Hari pernikahan yang menyedihkan
120 Pengejaran
121 Anna berhasil diselamatkan
122 Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123 Formula ajaib
124 Membantu mengobati Anna
125 Bayi ajaib
126 Kecurigaan Afifa
127 Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128 Tamat
129 Keikhlasan hati RAINA
130 promosi
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan dengan cinta pertamanya
2
Cinta pertama
3
Hari - hari disekolah
4
Kebencian seorang Aqila.
5
Pertemuan
6
Disekolah hari ini
7
Tak sengaja bertemu.
8
Pertemuan Rahasia
9
Bertemu tanpa sengaja.
10
Pertemuan dengan tuan Hamid Abdullah
11
Perasaan yang berkecamuk
12
rahasia yang terkuak.
13
Kebetulan yang tidak disengaja.
14
Dokter baru
15
Cinta pandangan pertama
16
Dimarkas three Angel
17
Strategi baru
18
strategi awal dimulai
19
Makan siang berdua
20
Dikantor tuan Hamid
21
Dikediaman Ardiansyah
22
Berhasil lolos dari pengintaian Dokter Nicholas
23
Makan malam special
24
Markas Three Angel
25
Abang Aziel mengambil alih.
26
Kemarahan yang terpendam
27
Kejutan disaat makan siang.
28
Rencana pertama dimulai
29
Pertemuan rahasia musuh
30
Kegelisahan Ardiansyah
31
Janji bertemu Reina
32
Pengumuman
33
Keresahan Ardiansyah
34
Aziel jatuh cinta
35
Pergerakan profesor Alfaro mulai tercium
36
Perubahan rencana profesor Alfaro
37
kedatangan Abi Hamid dimarkas
38
Penemuan titik masalah dari suatu musibah yang mewabah.
39
Kekacauan dirumah sakit
40
Dokter Rio
41
Titik terang pergerakan Profesor Alfaro
42
Misi pertama Ardiansyah yang membuahkan hasil
43
Ardiansyah akhirnya bertemu dengan Afifa
44
Kemarahan profesor Alfaro
45
Penjelasan Afifa
46
Afifa berhasil menghajar Nicholas
47
Penyesalan Ardiansyah
48
Kejadian yang tak disangka-sangka
49
Afifa dan Reina tertangkap
50
Reina dan Afifa berhasil diselamatkan
51
Keterkejutan Uma Hamida
52
Jati diri Ardiansyah
53
Restu keluarga
54
Dua kebahagiaan sekaligus.
55
Ibadah bersama
56
penyelidikan Anna dan dokter Ridwan
57
Pembicaraan tentang misi penting
58
kecurigaan profesor Alfaro
59
Rencana penyelidikan pondok milik orangtua Afifa
60
Makan bakso
61
Dokter Anwar masuk dalam perangkap Fano
62
Mendapatkan Informasi dari dokter Anwar
63
Diapartemen Fano
64
Penyesalan Reina
65
Ke kantor Ardiansyah
66
Bertemu sang mantan
67
Niat Clara yang tak sesuai ekspektasi
68
Berlatih dan memasak
69
Misi dimulai
70
Misi 1 dijalankan
71
Misi terus berjalan
72
Visual tokohnya
73
Sepak terjang Afifa dan Reina dalam menjalankan misi
74
Diruang pemantauan
75
Terbongkarnya identitas Mr. X
76
Lolosnya profesor Alfaro
77
Kejujuran Nicholas
78
Kecemburuan Ardiansyah
79
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
80
Pesta pernikahan Afifa dan Ardiansyah
81
Kebahagiaan Afifa
82
Reina dilamar
83
Pengumuman
84
Rumah baru Afifa
85
Kebahagiaan Afifa dan Ardiansyah
86
Malam pertama yang tertunda
87
Honeymoon
88
Makan malam romantis
89
Seseorang mengikuti
90
Virus jenis baru
91
Kegagalan rencana Clara
92
Afifa dan Ardiansyah diserang
93
Kisah Nicholas
94
Rencana
95
Mengatur strategi penyerangan
96
Kenyataan hidup Nicholas
97
Misi belum berhasil sempurna
98
Ardiansyah dan Afifa melepas kerinduan
99
Kerja drone yang dibuat Aziel
100
Kemampuan Afifa
101
Pembaharuan strategi
102
Mulai berangkat menjalankan misi
103
Rencana musuh yang diketahui oleh Aziel
104
Serangan dimulai
105
Gerald berhasil dibekuk
106
Berkumpul kembali dirumah Afifa dan Ardiansyah
107
Afifa mendadak sakit
108
Kekhawatiran Aisyah
109
Keanehan Afifa
110
Kehamilan Afifa
111
Kebahagiaan kehamilan Afifa
112
Ardiansyah panik
113
Afifa dan Ardiansyah berbelanja
114
Kehadiran bayi yang membawa kebahagiaan
115
Rencana Pernikahan
116
Afifa kembali kerumah
117
Kehangatan keluarga kecil Afifa
118
Acara Aqiqah Aldrict
119
Hari pernikahan yang menyedihkan
120
Pengejaran
121
Anna berhasil diselamatkan
122
Ardiansyah berhadapan dengan Fernando
123
Formula ajaib
124
Membantu mengobati Anna
125
Bayi ajaib
126
Kecurigaan Afifa
127
Kepondok Syekh Muhammad Arsyad
128
Tamat
129
Keikhlasan hati RAINA
130
promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!