"Yahhhhhhhhh" Gaby memekik ketika membaca grup keluarga yang sedang membahas rencana berkumpul bersama di akhir pekan nanti, tepat ketika dirinya akan bertemu dengan Dimas.
"Bagaimana ini?" dia berbicara sendiri karena dibuat bingung, tidak tau harus menjelaskan apa pada Dimas.
"Ada apa?" kata salah satu seniornya yang sedang bersama dengan Gaby saat waktu istirahat mereka.
"Ah tidak ada apa-apa senior, aku hanya terkejut, karena akhir Minggu ini keluarga besarku akan kumpul, padahal aku sudah bikin janji, aku jadi tidak enak hati kalau mau membatalkan" kata Gaby menceritakan duduk persoalannya.
"Memang tidak bisa di undur janjinya? atau sebelum acara keluargamu mungkin?" saran dari seniornya.
"Ahaaaaa benar juga ya, coba aku tanya dulu ya, siapa tau dia bersedia!" kata Gaby sambil merogoh ponselnya dari saku.
"Om" akhirnya Gaby memutuskan untuk memberitahu Dimas.
"Ya nona" Dimas yang menerima pesan singkat itu langsung menjawabnya dengan cepat.
"Maaf" Gaby memberikan emoticon menangis.
"Nona kenapa?" Dimas panik.
"Sepertinya akhir pekan besok aku tidak bisa pergi bersama Om, baru saja grandma mengajak kami sekeluarga untuk berkumpul bersama, bunda dan Aunty pun sudah menyetujuinya, aku jadi bingung!" lagi-lagi Gaby memberikan emoticon menangis.
"Tidak apa-apa nona, jangan dijadikan beban" Dimas berusaha menenangkan.
"Kalau kita janjian di waktu yang lainnya bisa tidak?" tanya Gaby.
"Bisa nona, kapan pun anda ada waktu" kata Dimas dengan emoticon senyum mengembang.
"Aku selalu ada waktu sehabis pulang kerja Om" kata Gaby.
"Kalau begitu terserah anda saja nona" Dimas tidak ingin membuat Gaby merasa bersalah karena sudah membatalkan janjinya.
"Apa malam ini Om bisa? kalau malam ini belum ketemu yang mau kita beli kan bisa dilanjut besok lagi supaya kita punya lebih banyak waktu untuk memilih kado yang terbaik!" kata Gaby.
"Baik nona, saya ikut saja" Dimas memberikan sticker ibu jari yang besar.
"Ihhhh kok aku dikasih jempol jumbo sih Om?" Gaby protes.
"Memang nona mau saya berikan apa?" Dimas menambahkan emoticon wajah bingung.
"Apa gitu kek yang keren" emoticon cemberut.
"kalau saya berikan ini mau?" Dimas mengirim sticker hati yang sangat cantik.
"Issshhhhh Om gombal!" Gaby malu-malu.
"Hahahaha, Anda menggemaskan sekali nona" Dimas benar-benar dibuat gemas oleh nona mudanya ini.
"Tuh kannnn mulai lagi gombalnya!" Gaby semakin malu hingga wajahnya merona seperti kepiting rebus.
"Hehehehe" Dimas semakin terkekeh gemas.
"Ya sudah Om, aku mau lanjut kerja lagi ya, nanti malam aku tunggu Om ditempat kerjaku, Om mau jemput aku seperti biasakan?" Gaby memastikan lagi.
"Iya nona, nanti saya jemput Anda seperti biasanya ya" jawab Dimas.
"Oke Om, kalau begitu biar nanti aku minta pak supir untuk mengambil mobilku dan membawanya pulang" kata Gaby.
"Siap nona!" jawab Dimas.
"Aku lanjut kerja lagi ya Om" kata Gaby menutup percakapan mereka.
"Selamat bekerja nona, yang semangat ya!" Dimas menyemangati Gaby.
"Oke Om, Om Dimas juga semangat ya" Gaby membalasnya.
"Sampai jumpa nanti malam" Dimas dengan emoticon senyum sejuta Watt.
"Bye Om"
"Bye nona"
..........
"Nona" Dimas memanggil Gaby saat gadis itu berjalan keluar dari tempat kerjanya.
"Sudah lama ya?" Gaby berlari kecil ke arah Dimas.
"Belum, saya baru saja sampai" kata Dimas.
"Ayo!" Gaby kemudian menggandeng lengan Dimas dengan spontan seperti sebelumnya, membuat pria itu semakin merasakan memiliki angin segar.
"Ayo nona" Dimas berjalan mengikuti langkah Gaby menuju mobil dimas yang terparkir tidak jauh dari pintu depan.
"Nona mau makan dulu tidak?" Dimas sengaja belum makan malam.
"Tentu saja, aku kan memang selalu belum makan kalau baru pulang kerja!" Gaby mengerucutkan bibirnya yang mungil membuat Dimas menjadi gemas.
"Baiklah, kita mau makan apa?" tanya Dimas sambil mengemudi.
"Bagaimana kalau sekarang Om Dimas yang memilih menunya?" Gaby memberi penawaran.
"Makan apa ya?" Dimas benar-benar tidak memiliki ide.
"Apa saja deh, terserah nona!" pada akhirnya Dimas menyerah.
"Yahhhh Om payahhh!" Gaby mencebikkan bibirnya.
"Saya bingung nona" Dimas garuk-garuk kepala.
"Bagaimana kalau kita makan pizza saja?" akhirnya Gaby memberi usul.
"Oke" Dimas mengangguk sambil terus mengemudikan mobilnya ke arah mall langganan mereka.
..........
"Ayo nona" Dimas meraih jari-jari Gaby dan menautkannya di jari-jarinya saat mereka sudah turun dari mobil. Ia sengaja mencoba ingin melihat reaksi Gaby saat digenggam olehnya.
"Eh iya, ayo" Gaby sempat terkejut beberapa saat sebelum akhirnya sadar dan berusaha bersikap biasa saja meskipun jantungnya berdegup dengan kencang dan kakinya menjadi sangat lemas seperti tidak bertulang saking bahagianya.
"Dimana letak pizza nya?" tanya Dimas sambil tetap menggenggam tangan Gaby.
"Di depan sana Om" Gaby menunjuk dengan tangannya yang tidak digenggam.
"Oke, ayo" Melihat reaksi Gaby yang tidak menunjukkan penolakan, maka Dimas pun kemudian mempererat genggamannya sambil terus berjalan menuju tempat yang dimaksud.
Mereka berdua sangat menikmati kebersamaan ini. Bagi Dimas yang merasa minder dengan segala kekurangan yang dimilikinya, bisa berdua seperti ini dengan gadis yang dia sukai saja sudah sangat membuatnya bahagia. Begitupun dengan Gaby, meskipun ia belum mengetahui isi hati Dimas yang sesungguhnya, namun ia seperti memiliki harapan yang cukup besar untuk dapat memenangkan hati pria yang sudah ia kagumi sejak sepuluh tahun silam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Kamaril Nurul
ayo kak Ros..Dimas jujur dong
2024-09-20
0
Lisa Halik
jujur saja dimas
2024-08-10
0
Intan Puspasari Sari
jngan dibikin kendor diiim
2021-08-20
0