"Terima kasih semua atas kejutan yang sudah dipersiapkan, saya sungguh tidak menyangka!" kata Ron saat menerima pesta kejutan ulang tahun yang diadakan di lobby kantor pusat setelah jam pulang kantor.
"Selamat ulang tahun uncle" Gaby yang datang bersama keluarganya memberikan ucapan selamat kepada Ron.
"Terima kasih keponakan uncle yang paling cantik" Ron memeluk keponakan kesayangannya itu.
"Ini kado dariku, semoga uncle sehat selalu, panjang umur dan semua yang uncle harapkan dapat terkabul" Doa Gaby untuk sang uncle.
"Terima kasih sayang, doa yang sama juga untukmu, uncle berharap kau segera mendapatkan apa yang kau harapkan" kata Ron.
"Aku sudah memiliki semuanya uncle" jawab Gaby.
"Benarkah? memangnya kau tidak ingin memiliki kekasih?" goda Ron sambil mengerlingkan matanya.
"Apa sih uncle!" Gaby menepuk lengan Ron, membuat sang uncle tergelak karena melihat keponakannya merah merona malu-malu.
"Kalau kau mau, aku punya beberapa kandidat yang cocok untukmu" kata Ron lagi sambil berbisik.
"Aku mendengarnya, jangan macam-macam kau Ronald Anderson!" Mike menatap tajam kepada adik sepupunya itu.
"Aku tidak macam-macam, hanya satu macam saja, yaitu menjodohkan keponakanku dengan seseorang yang tepat" seloroh Ron.
"Ckck, gayamu itu sok sekali mau menjodoh-jodohkan orang, apa kau lupa dulu kau adalah bujang lapuk?" Mike mencibir.
"Heyyyy kau juga jangan lupa kalau kau dulu duda tidak laku, untung saja kakak ipar berbaik hati menerimamu, kalau tidak mungkin sampai matipun kau akan jomblo!" balas Ron.
"Apa sih kalian ini? selalu saja kalau bertemu seperti ini!" Ananda geleng-geleng.
"Dasar Anderson!" celetuk Ayu.
"Sudah, ayo jangan dengarkan mereka!" Ananda mengajak Gaby dan Ayu menjauh dari dua pria paruh baya itu.
Semua keluarga dan karyawan menikmati pesta yang sengaja digelar atas inisiatif nyonya Ruth.
"Bun, aku mengangkat telpon dulu ya di luar" kata Gaby.
Iya kak" jawab Ananda yang sedang asik mengobrol dengan Ayu dan Maya.
..........
"Nona Gaby?" Dimas yang melihat Gaby berdiri di taman belakang gedung kantor utama menyapanya.
"Om Dimas?" Gaby tidak menyangka akan bertemu dengan Dimas.
"Anda sedang apa di sini?" tanya Dimas.
"Ini, aku baru saja menerima telpon dari temanku, di dalam terlalu berisik, jadi aku tidak mendengar dengan jelas" kata Gaby menjelaskan.
"Ohhh" Dimas hanya mengangguk.
"Om sendiri kenapa di sini?" tanya Gaby penasaran.
"Saya tidak terlalu suka keramaian nona, di dalam terlalu banyak orang" jawab Dimas yang memang menyukai ketenangan.
"Ohhhh" kini gantian Gaby yang ber oh ria.
"Nona tidak masuk?" tanya Dimas lagi.
"Sebenarnya aku pun tidak terlalu nyaman berada di dalam, aku tidak banyak mengenal orang-orang kantor, hanya beberapa saja yang ku kenal, selebihnya hanya keluargaku" kata Gaby.
"Kalau begitu silahkan duduk nona" Dimas membersihkan anak tangga tempatnya tadi duduk sebelum bertemu Gaby.
"Terima kasih Om" Gaby duduk sejajar dengan Dimas.
"Minum?" Dimas menyodorkan sebotol cola yang belum dibuka.
"Ah tidak terima kasih, untuk Om Dimas saja, pasti Om Dimas haus" kata Gaby sungkan.
"Tidak nona, saya sudah minum, ini hanya untuk jaga-jaga saja kalau haus" kata Dimas sambil tetap menyodorkan.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita berbagi? Om tidak jijik kan kalau sharing denganku?" tanya Gaby sambil bercanda.
"Hahaha, mana mungkin saya jijik dengan Anda nona, yang ada malah mungkin Anda yang jijik dengan saya" Dimas merasa sungkan.
"Oke kalau begitu aku buka ya?" Gaby membuka tutup botol cola dan menengguknya terlebih dahulu sebelum menyodorkannya kepada Dimas.
"Terima kasih" Dimas menerima botol cola dari Gaby dan kemudian meminum cola dari botol yang sudah lebih dulu diminum oleh Gaby tersebut. Mereka berdua pun akhirnya saling berbagi minuman dalam satu botol yang sama tanpa rasa risih.
"Ngomong-ngomong Om sudah permanen pindah ke kantor pusat? lalu sekarang tinggal di mana?" tanya Gaby.
"Sudah nona, saya tinggal di apartemen The City" jawab Dimas.
"Wah, itu kan bersebelahan dengan tempat kerjaku!" Seru Gaby terkejut.
"Benar nona" Dimas mengangguk.
"Kenapa Om tidak pernah mampir ke restoran?" Gaby protes.
"Saya tidak enak jika mengganggu anda" Dimas masih sangat sungkan.
"Kenapa tidak enak segala? aku malah senang kalau ada teman yang mau mampir ke tempat kerjaku!" jawab Gaby antusias.
"Baiklah, kalau begitu lain kali saya akan mampir ke tempat anda" jawab Dimas kemudian.
"Nah iya begitu, kita kan bisa ngobrol-ngobrol santai, pasti Om Dimas juga belum punya banyak teman kan di sini?" kata Gaby.
"Iya nona, saya belum banyak mengenal orang di sini" Dimas mengangguk.
"Aku juga bisa menemani Om Dimas melihat-lihat keramaian kota kalau Om mau, pasti sangat bosan kan kalau hanya kantor-apartemen setiap hari?" Gaby seperti bisa membaca kejenuhan yang Dimas rasakan.
"Anda kenapa pintar sekali menebak nona?" Dimas heran.
"Sebenarnya sih asal tebak saja Om heheheheh" Gaby terkekeh membuat Dimas ikut tertawa.
Mereka pun mengobrol santai sampai acara selesai dan Gaby diajak pulang oleh keluarganya.
"Kak, dicari bunda, kita sudah mau pulang!" kata Sera kepada Gaby.
"Baiklah, Om Gaby pulang duluan ya, nanti telpon saja kalau Om memang membutuhkan bantuan Gaby" pesan Gaby kepada Dimas.
"Siap nona, nanti saya akan menghubungi Anda kalau memang saya ingin datang ke restoran untuk menemui Anda" Dimas mengangguk.
"Sampai jumpa lagi" Gaby berdiri.
"Hati-hati di jalan nona" kata Dimas dan dibalas anggukan oleh Gaby sebelum akhirnya pergi meninggalkan Dimas sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Intan Puspasari Sari
kpn mulai sukanya thoor trus Dimas npa Lom nikah
2021-08-20
2
Purwani
suka ceritanya ,,,,sangat bagus,,,,
2021-08-01
0
Ika Sartika
👍👍👍👍👍
2021-06-30
0