"Selamat pagi semua!" Gaby tergesa-gesa turun dari kamarnya.
"Kak, kau tidak sarapan lagi?" tanya Ananda karena sudah beberapa hari ini Gaby selalu berangkat kerja lebih awal.
"Nanti saja Bun aku makan di dapur" Gaby mengambil segelas susu yang disodorkan oleh sang bunda dan meneguknya dengan cepat.
"Hati-hati nanti tersedak" Ananda mengingatkan.
"Aku berangkat duluan ya" kemudian Gaby berkeliling meja makan untuk mengecup pipi semua anggota keluarganya.
"Semangat kak!" Ananda memberikan supportnya.
Hampir seminggu belakangan Gaby memang sedang sangat sibuk di dapurnya karena restoran tempatnya bekerja sedang mendapatkan pesanan dalam jumlah banyak untuk dikonsumsi di konferensi pemerintah tingkat nasional. Ia harus berangkat sangat pagi dan pulang sangat malam, bahkan sering kali ia terlambat atau melewati waktu makannya agar semua pesanan dapat terpenuhi tepat waktu.
"Selamat pagi senior" Gaby menyapa semua seniornya yang juga baru saja tiba di dapur restoran.
"Selamat pagi Gaby" semua menjawab serentak.
Sikap ceria dan ramah yang dimiliki Gaby memang sangat membuatnya disukai oleh semua orang, termasuk para seniornya yang sudah bekerja lebih lama dan berpengalaman.
"Pagi ini kita akan mulai bertempur lagi ya, semangat semua!!!" seru seorang chef yang menjadi pemimpin mereka di dapur.
"Siap Chef!" tim dapur berteriak dengan penuh semangat menyambut hari mereka.
Kegiatan dapur begitu riuh, semua chef baik yang senior maupun junior bahu-membahu mengolah bahan makanan menjadi menu-menu istimewa yang siap disantap oleh para pelanggan di acara konferensi. Gaby yang baru pertama kali mengalami hal seperti ini merasakan euforia yang luar biasa. Baginya ini adalah pengalaman yang sangat berharga yang bisa ia jadikan contoh di masa yang akan datang.
..........
Sementara di tempat lain, Dimas yang tidak mendapatkan kabar dari Gaby selama beberapa hari menjadi sangat gelisah. Ia sangat ragu untuk mulai menghubungi gadis itu terlebih dahulu, mengingat selama ini Gaby lah yang selalu mulai membuka komunikasi antara mereka.
"Ah sial, kenapa aku jadi seperti orang bodoh begini sih!?" gerutu Dimas kepada dirinya sendiri.
"Sadarlah Dimas, kau ini hanya dianggap teman tidak lebih dari itu, dia sudah punya seseorang yang sangat dia cintai. lagi pula kau juga sudah memiliki Vita!" Dimas berusaha bernegosiasi dengan akal sehatnya sendiri.
"Argggghhhhh!" Ia begitu kesal dengan perasaan yang dia alami saat ini.
"Dim, ada apa denganmu?" Ron yang melihat Dimas uring-uringan memicingkan mata sambil duduk di sofa ruang kerja Dimas.
"Ah tidak ada apa-apa bos!" kata Dimas menutupi kegalauannya.
"Jangan bohong, kau itu tidak pandai berbohong, apalagi kalau denganku!" Ron memang cukup mengenal Dimas.
"Emmmm, ini masalah wanita!" jawab Dimas pada akhirnya.
"Bwahahahaha, ternyata seorang Dimas masih bisa juga galau karena wanita?" Ron mengejek.
"Tuh kan bos menghinaku!" Dimas yang cukup dekat dengan Ron mendengus kesal.
"Iya iya maaf, coba ceritakan apa yang membuatmu seperti ini hah?" Ron memasang wajah serius yang dibuat-buat.
"Aku sedang menyukai seorang wanita bos, dia gadis yang sangat spesial, entah mengapa setiap aku berada di dekatnya perasaanku sangat tentram. Kau taukan sejak aku berhubungan dengan Vita aku seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, aku seperti seorang pria bodoh yang dimanfaatkan hanya untuk mendompleng popularitasnya saja. Aku sudah lelah menunggu Vita selama hampir sepuluh tahun, bagiku ini sudah diluar batas toleransiku bos. Aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Vita dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang membuatku nyaman. Tapi sayangnya, disaat aku sudah menemukan seseorang itu, aku justru memiliki banyak sekali hambatan!" Dimas menceritakan semua keluh kesah nya.
"Akhirnya kau sadar juga kalau kau itu sangat bodoh. Kemana saja kau selama ini hah? begitu naifnya sampai kau tidak tau kalau selama ini kau hanya dimanfaatkan oleh gadis sialan itu!" Ron sudah tau tentang kisah cinta Dimas dengan kekasihnya yang seorang artis bernama Vita.
Selama ini Vita hanya menjadikan Dimas tameng untuk mendompleng popularitasnya di jagat hiburan karena status Dimas sebagai pimpinan kantor cabang perusahaan Anderson yang menguasai jagat hiburan tanah air dan cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan di bidang entertainment.
"Iya bos, kini aku sadar kalau aku memang bodoh, tapi sepertinya aku terlambat juga, karena gadis yang aku sukai sudah menyukai pria lain, lagi pula statusnya pun berada jauh diatasku bos, jarak usia kami pun terbentang cukup jauh!" Dimas menghela nafasnya dengan berat.
"Memangnya siapa gadis itu? apa aku mengenalnya?" Ron penasaran.
"Ah bukan siapa-siapa bos, sudah lupakan saja!" Dimas seketika panik ketika sadar bahwa gadis yang ia ceritakan adalah keponakan Ron sendiri.
"Ckck, kau ini sok misterius segala!" Ron yang sebal akhirnya berdiri dari sofa ruang kerja Dimas.
"Dengar ya, aku memang tidak tau siapa gadis yang kau maksud, tapi jangan sampai kau menyesal untuk yang kedua kalinya, sudah cukup kau menghabiskan banyak waktumu untuk menunggu Vita, jangan sampai kau kehilangan waktu dan cintamu lagi untuk yang kedua kalinya hanya karena kebodohanmu sendiri!" Ron memberi nasehat sebelum akhirnya menutup pintu ruang kerja Dimas.
"Huffffffffff kenapa cinta begitu rumit sih!?" Dimas menghempaskan diri ke kursi kebesarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lisa Halik
jujur saja dimas sama gaby
2024-08-10
0
Puji Astuti
jujur aja dimas , gaby jg cinta sm lu 😃😃😃
2022-03-04
3
Stefani Pandita
ungkapon isi hati mu dim buat nona muda,tingalin tuuu vita yg gk jelas.
2021-12-05
0