"Raf, kembalikan ponselku!" Gaby berteriak kepada sang adik karena ponselnya disembunyikan seperti biasanya.
"Ada apa kak?" Ananda yang baru selesai memasak sarapan bertanya kepada Gaby.
"Itu Bun, Raf menyembunyikan ponselku!" kata Gaby mengadu kepada sang bunda.
"Raf kenapa sih kau ini selalu saja jahil kepada kakak?" Ananda menegur sang putra dengan lembut.
"Tidak, bukan aku!" kata Raf sambil mengulum senyum jahilnya.
"Kalau bukan kau siapa lagi?" Gaby melotot, membuat Raf semakin senang.
"Rafael Anderson! kau itu sudah sebelas tahun, tiga bulan lagi usiamu akan dua belas, bisakah kau bersikap lebih baik?" Ananda kini sudah menaikkan intonasi suarannya tanda mulai marah.
"Baiklah" jawab Raf pasrah karena sudah melihat mimik wajah sang bunda yang tidak bersahabat.
"Sini!" Gaby mengambil ponselnya paksa.
"Pelan-pelan kak" kata Ananda saat melihat Gaby menarik poselnya dengan kasar dari tangan Raf, ia selalu berusaha bersikap adil kepada semua anaknya.
"Ayo kita sarapan, ayah mau diambilkan apa?" Ananda kemudian mengajak suami dan semua anaknya untuk duduk bersama di meja makan.
"Roti selai saja Bun" jawab Mike.
"Oke" jawab Ananda yang kemudian menyiapkan sarapan suaminya.
"Kak, bagaimana pekerjaanmu?" tanya Mike kepada Gaby saat mereka sudah mulai sarapan.
"Baik yah, aku sudah mulai bisa beradaptasi, sangat menyenangkan, aku belajar banyak dari para seniorku" jawab Gaby antusias.
"Syukurlah kalau kau nyaman" kata Mike.
Sesungguhnya tanpa sepengetahuan Gaby, sang ayah sudah membeli sebagian besar saham restoran itu untuk memastikan bahwa semua baik-baik saja dan berada dibawah kendalinya.
"Raf, bagaimana denganmu?" Mike merasa aneh dengan sikap putranya yang hanya diam saja sepanjang sarapan, tidak seperti biasanya yang selalu berceloteh dan mengganggu sang kakak.
"Aku baik" jawabnya singkat sambil terus memakan sarapannya.
"Apa kau sedang sakit?" Mike menyelidik.
"Tidak, aku baik-baik saja" jawab Raf lagi.
Sementara Ananda yang mengetahui pertengkaran Gaby dan Raf tadi, memilih diam untuk dan membiarkan anak-anaknya belajar menyelesaikan konflik mereka sendiri. Selama masih dalam batas wajar ia tidak akan banyak mengintervensi dan hanya menengahi tanpa memihak kemana pun.
"Lalu bagaimana denganmu Sera?" tanya Mike, ia memang senang bertanya tentang perkembangan anak-anaknya dan mendengar cerita mereka secara langsung.
"Aku baik ayah, sebentar lagi aku akan ada karya wisata" kata Sera.
"Kemana?" Mike berpura-pura tidak tau, meskipun sesungguhnya sang istri sudah memberitahukan sebelumnya.
"Ke hutan kota, kami akan belajar tentang hewan dan tumbuhan di sana" kata Sera dengan semangat.
"Kalah begitu nanti ayah akan siapkan beberapa pengawal tambahan untuk mengantarmu ya" kata Mike.
"Oke" kata Sera dengan polos tanpa penolakan.
Mike dan Ananda kini memang menjadi lebih over protect terhadap ketiga anak mereka sejak kejadian penculikan Gaby sepuluh tahun silam. Semua anaknya kini difasilitasi dengan supir dan pengawal pribadi yang selalu mendampingi kemanapun mereka pergi. Tidak terkecuali Gaby, meskipun ia selalu terlihat berjalan sendiri dan membawa mobilnya tanpa supir, namun pada kenyataannya Gaby tetap dikawal oleh dua orang bodyguard yang selalu mengikutinya dengan jarak aman dan tidak mencolok di depan umum.
"Bun, Yah, kakak jalan ya, sudah siang takut terlambat" kata Gaby yang kemudian meraih tasnya.
"Hati-hati di jalan ya kak" kata Ananda.
"Iya bun" jawab Gaby sambil mencium sang bunda.
"Bekerjalah yang rajin!" kata sang ayah.
"Oke bosssss" jawab Gaby dengan riang dan juga sambil mencium sang ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
halimah abdul hayes
Othor memang terbaik
2022-08-18
1
Intan Puspasari Sari
seru
2021-08-20
0
Miya Wibowo
semangat thoirr bagus ceritanya
2021-07-18
0