Sore harinya, lagi-lagi Zia bertemu dengan alat-alat bela diri. Ditengah kefokusan, teman-temannya datang untuk menyemangati.
"Zizi semangat!!" teriak Tania. Zia mengalihkan pandangan. "Ehh, udah dateng kalian? Dah berapa lamaa?"
"Belum lama kok, Zi. Santai ajaa," jawab Qiara santai. Zia keluar dari ruangannya sebentar, memanggil art-nya dan menyuruh menyiapkan makanan dan minuman untuk temannya.
"Btw, ni baru masuk kok udah ada kompetisi ginian?" tanya Zia setelah masuk kembali ke dalam. "Ini tuh kompetisi yang tertunda. Seharusnya sebelum liburan semester, tapi gak ada waktu kemaren. Jadinya ya dilanjutin sekarang."
"Oohh, pantesan."
"Gue tadii ketemu abang-abang ganteng di sekolah. Gantengnya MasyaAllah, bikin geter hati." Tania kumat lebaynya. "Siapa?? Kok gue gak liat?" tanya Alya penasaran.
"Tadi dia jalan berdampingan sama kepsek ke lapangan, rada mirip orang Korea gituu. Ganteng polll."
"Lu liat sendiri apa gimana? Emang kapan dahh, kok gue gak tauu?" tanya Zia. "Nggak sendiri, Zi, tadi gue sama si Icak. Lu aja cabut mulu sampe jam pelajaran habiss, gimana bisa tauuu."
"Cowoknya ke kelas gak?"
"Lah, lu kemana tadi, Ra? Gak di kelas juga?"
"Gue tadi rapat OSIS, persiapan buat kompetisi olahraga." Zia berohria. Setelah itu mereka lanjut berbincang-bincang hal random.
"Lu udah pada makan belum? Ayok makann, gue udah minta beliin makanan tadi," ajak Zia. "Ailahhh ngerepotin."
Alya menatap Ica julit. "Sok bilang ngerepotin, ntar mulut lu paling laju makan."
"Hehe, tau aje luu."
...—·—...
Keesokan harinya. Kini Zia sudah siap untuk tempur di kompetisi itu. Zia pergi ke sekolah menggunakan mobil kesayangan.
Sampai di sekolah, yaaaa seperti biasa. Zia selalu menjadi pusat perhatian siswa-siswi di SMA. Tiba di kelas, ia melihat teman-temannya sudah berkumpul. Zia pun ikut bergabung dengan mereka. "Hii, geszz."
"Terlihat semangat yaaa. Lu yakin mau ngelanjutin kompetisinya, Zi?" tanya Alya sedikit ragu. "Iya, Zi? Gue denger musuh lu itu pro banget, gue takut lu kenapa-kenapa, kebanting gitu kan sakit, Zi."
"Tenang. Gue udah yakin seratus persen. Lagian ini itu rencana jahat orang yang gak suka sama gue," jawab Zia yakin. "Ha? Maksudnya?" tanya mereka bersamaan.
Zia melihat mereka sambil tersenyum santai. "Gue juga gak tau pastinya bener atau nggak. Tapi logikanya nih ya, gue baru masuk sekolah, masih penduduk baru SMA. Pak Asno juga gak tau kemampuan gue, tapi kenapa tiba-tiba gue yang ditunjuk? Macem ada sesuatu yang gak beres, kan?"
"Ehh, iya juga sih. Bener lu, Zi. Tapi siapa yang ngerencanain ini coba?" Tania bingung.
Belum sempat terjawab pertanyaan Tania, Zia sudah dipanggil pak Asno ke lapangan. Teman-temannya menatap kepergian Zia sambil berpikir tentang siapa yang merencanakan semua ini.
Tiba-tiba Ica teringat satu hal. "Keknya gue tau siapa." Spontan, semua langsung menatap Ica. "Siapa, Ca?"
"Bisa jadi anak kepsek sialan itu. Lu taukan kejadian tempo hari? Gue yakin ini semua rencana dia."
"Iya juga anjirr. Sialan banget tu anak. Terus ini gimana sekarang? Kasian Zia."
"Udah sekarang kita ke lapangan aja dah, mending kita nyemangatin Zia daripada suruh dia mundur." Mereka pergi ke lapangan bersamaan.
"Woanjayyy, anak basketnya ganteng-gantenggg ya njirrrr. Soo cooll~" kata Tania setelah tiba di lapangan. "Kalau cowok aja langsung ke buka itu mata lu." Tania cengengesan.
"Zia mana ini?"
"Wehh. Haii bree. Pada ngapain di sini?" tanya Zia yang tiba-tiba muncul. "Asuuu, terkejut dedek."
"Sejak kapan lu di sini? Gaib banget dah, nongol mendadak." Zia nyengir. "Sejak barusan sih. Coba lu pada liat ke anak kepsek. Sumpah ya, dari tadi tu kayak ada yang gak beres."
"Gue udah nebak, pasti yang lu maksud anak kepsek sialan itu, kan? Lu hati-hati deh ya, semangat pokoknya." Ica menyemangati. Zia tersenyum senang, "Ama— aghhh...!"
Zia memegang kepalanya. "Kepala gue sakit banget, sial.."
"Anjirrr, Zi? Lu kenapa? Lu abis ngapain?? Lu ada nerima pemberian orang lain?" tanya Qiara beruntutan.
"Adhh.. sialan. Gue emang ada terima tawaran orang tadi, dia ngasih gue minum. Karena posisinya gue haus banget dan gak enak mau nolak, jadi gue ambil."
"Dodoll!!" ucap mereka bersamaan.
"Terus lu kenal gak orangnya?" tanya Alya lagi. Zia menggeleng. "Nggak, gue gak kenal. Dia pake baju seragam sekolah lainn," kata Zia masih memegangi kepalanya.
"Pasti ada yang masukin sesuatu ke minuman lu. Kenapa lu terima minumannyaa, Ziaaaa?!! Terus sekarang gimana cobaa, mundur aja, ya?"
"Hah? Nggak. Gue gak mau mundur! Gak ada kata mundur, gue kuat gue yakin gue bisa! Gue ke sana dulu." Masih sambil memegangi kepala, Zia pergi meninggalkan temannya.
"Bandel banget sianjirr Ziaaa."
"Gue berani taruhan, ini pasti akal busuk anak kepsek sialan itu. Dia mau buat Zia malu."
"Gue yakinnya juga gitu, semoga Zia bisa baik-baik aja."
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Sri Wulandari
si micin kagak twu dia si zia anak siapa....tu si bapak kepsek kena depak baru twu....anak kepsek aja bangga...
2021-11-28
0
Fafa Adieq Bosky
Ati2 Zia ....
2021-01-18
0
.akurikaa
, ngd,mafsly
2020-07-30
2