Flashback hari-hari sebelum kompetisi.
Di kediaman Nabila. Nabila mendekati sang papa yang sedang menonton televisi. "Papa..."
"Kenapa, nak? Kamu butuh apa?"
"Gak butuh apa-apa kok. Bentar lagi tu bakal ada kompetisi olahraga yang tertunda kemaren kan, Pa?" tanya Nabila ragu-ragu. "Iya, nak, kenapaa?"
"Atlet sekolah kita bagian bela diri putri siapa, Pa?"
"Adik kelas kamu, ada apa nanya-nanya? Tumben banget?"
"Gakpapaa. Itu atlet yang kemaren ya, Pa? Tapi bukannya dia lagi sakit karena latihan kemaren?"
"Oh iya, papa lupa. Kalau gitu siapa yang bakalan jadi penggantinya, ya? Mana ada yang lain."
"Ada tau, Pa, Nabil tau orangnya. Papa suruh aja tu pak Asno buat ngelatih penduduk baru di SMA. Yang tiap hari selalu bikin heboh," saran Nabila bersemangat. "Penduduk baru? Siapa nak, yang mana?"
"Zia, Pa. Dia murid baru kelas dua belas, jago bela diri tau, Paaa. Nabila pernah liat."
"Yang bener kamu?"
"Iyaaa, dia jago kok. Gak usah di test juga dia pasti bisa latihan sendiri, Paa! Dijamin kita menang."
"Ya sudah, kalau begitu besok papa bilang sama Pak Asno." Seketika Nabila tersenyum sangat lebar. "Makasih ya, papaa. Nabil mau ke kamar dulu, ada tugas."
"Iya nak, sama-sama." Nabila pergi ke kamarnya dengan senyum yang penuh kelicikan. Setelahnya, Nabila menelpon seseorang.
"Halo!"
^^^"Hai, Mrs. X. Apa kabar?" tanya Nabila berbasa-basi.^^^
"Aku baik-baik saja. Ada perlu apa? Aku yakin kau pasti membutuhkan bantuanku. Katakanlah."
^^^"Kau sangat tau keinginanku. Apa kau bisa membantuku?"^^^
"Ada apa sebenarnya? Cepat katakanlah. Aku sibuk harus latihan untuk menghabisi lawanku di sekolahmu."
^^^"Tenang lah! Aku ingin kau mencelakai musuhmu dengan perlahan. Dan buat dia malu semalu-malunya."^^^
"Hahaha. Ada apa denganmu, Nabila? Bukankah kau menginginkan sekolahmu selalu menang? Selalu ingin unggul."
^^^"Untuk saat ini aku tidak menginginkan itu. Lakukan saja tugasmu dengan baik. Akanku berikan apapun yang kau mau jika kau berhasil."^^^
"Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi siapa yang akan menjadi lawanku dari sekolahmu?"
^^^"Aku akan mengirimkan identitasnya lewat chat. Kuharap kau berhasil yaa!"^^^
"Wahh, hahaha. Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat membencinya."
^^^"Iya, sangat membencinya. Dia pernah bikin aku malu dihadapan orang banyak. Jujur, aku gak tau kemampuan beladirinya gimana. Aku cuma pernah denger dia menendang seorang pria berandalan di sekolahku."^^^
"Aku rasa dia sainganmu untuk mendekati pria tampan di sana. Benar begitu?"
^^^"Sudahlah, itu tidak penting. Aku akhiri panggilannya."^^^
Nabila menutup panggilannya dengan Mrs. X lalu membuka obrolan chat untuk mengirimi identitas yang di maksudkan tadi. "Hahahaa. Tunggu pembalasan ku, Zia sialan!"
...—·—...
Beberapa hari setelahnya.
Kini Nabila sedang bersiap-siap pergi ke sekolah dengan wajah sumringahnya. Dirinya sangat yakin hari ini akan berhasil membuat malu Zia Amanda Adler.
Gelagatnya yang terlihat sedikit aneh, membuat papanya bingung. "Kenapa kamu, nak, kamu masih waras kan? Kok senyum-senyum sendiri gitu daritadi?"
"Papa apa-apaan sih, masa iya anak papa yang paling cantik ini di bilang gak waras?" tanya Nabila kesal. "Papa gak bilang gak waras loh ya. Yang bilang gak waras itu kamu."
"Ih papa.." keluh Nabila manja sambil memanyunkan bibirnya. "Papa bercanda, nak. Hari ini kompetisi itu berlangsung, apa kamu senang karena akan ada pria tampan berkunjung ke sekolah?"
"Mungkiinn."
Nabila berpamitan untuk berangkat ke sekolah terlebih dahulu untuk menghindari pertanyaan papanya. Nabila berbalik lagi sebelum berangkat, "Pa, Nabil minta, nanti waktu pertandingan bela diri putri, buat semua siswa-siswi liat ya. Terus jangan mulai pertandingan yang lain sebelum pertandingan itu selesai. Bisakan, Pa?"
"Aman." Nabila tersenyum lalu pergi.
Hanya beberapa menit waktu tempuh perjalanan. Nabila tiba di sekolah. Nabila melihat Zia di lapangan. Dilihat dari ekspresinya, Zia terlihat haus. Nabila memanggil salah satu anak SMA lain untuk menjalankan misi berikutnya.
Nabila menyuruh siswi itu memberikan minuman yang sudah dicampur sesuatu itu pada Zia. Minuman yang dapat membuat orang yang meminumnya sakit kepala. Itu efek sampingnya.
Rencananya berjalan dengan lancar. Zia sudah masuk ke dalam seluruh perangkap Nabila. Nabila tersenyum senang, terlihat bahagia. "Selamat mempermalukan diri ya, Zia."
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Alivaaaa
aduuhhhh.... dasar Micin kamu jahat banget sih 😡
2021-05-15
0
🖤Sindy Lee🖤
Huuuu.. dasar lu micin😬 gue cabe in tau rasa lo😠
2021-03-28
1
Felisha Almaira
BPK nya micin gendeng...mnjain kok mnyesatkan
2021-03-12
0