"Sekarang gue mau pinjem hp lu buat hubungin hp gue, kayaknya jatoh tadi, gue gak tau di mana."
Dengan tampang polos dengan penuh kepercayaan tanpa kecurigaan, gue sodoran noh hp gue ke Ivan. Gue kira hp dia beneran ilang, eh ternyata, hpnya bunyi sendiri di kantong Ivan. Bener-bener moduss ni anak!
Catat! Ini adalah modus minta nomor hapee.
"Akhirnya ketemuuu, nih hp lu. Makasih ya, princess," kata Ivan sambil nyodorin ponsel tanpa lihat ke arah gue.
Seketika pipi gue panas, agak salting dikittt. Ehh, apaan siii?! Biasa juga di panggil princess, ini pipi kenapaaa tiba-tiba gini?!
Huhh! "Jebakan gila."
Kayaknya Ivan dengarr. Gue ngerasa, dia lagi lihatin gue. Sial, ketahuan salting.
"Pipi lu kok merah. Lu sakit, Ziii?" Suara Ivan gede banget suer, guru sampe noleh ke belakang setelah dengar suaranya. "Ada apa, Ivan? Zia kenapa?" tanya ibu itu khawatir.
"Gak kenapa-napa kok, bu. Cuma tadi ada sesuatu yg bikin saya terkejut." Ngeles dikit biar gak diketawain. Kan gak lucu kalau gue bilang gue lagi salting cuma gara-gara dipanggil princess. Alay.
"Oh ya udahh, kita lanjutkan pelajaran ya," bu guru kembali nulis materi di papan tulis. Gue lihat ke arah Ivan, dia udah mulai tidur lagi. Anjirr, secepat itu?
Bodoamat dah. Gue bosen~
...—·—...
Author POV
Beberapa jam berlalu. "Akhirnya pulanggg sekolahhh!!" ucap Zia sumringah. Dirinya berjalan santai menuju parkiran dan tanpa sadar di belakangnya ada Ivan.
"Apa kabar Flupy? Masih hidup?" tanya Ivan tiba-tiba. Zia berhenti dan berbalik, menatap heran Ivan.
'Dari tadi sih gue gak ada ghibahin si Flupy, tapi kok manusia satu ini tau Flupy? Asekkk, marmut gue terkenal pasti' batin Zia senang. Tanpa menjawab, Zia langsung masuk ke mobilnya.
Lumayan jauh dari tempat Zia berdiri tadi, tanpa disadari ada sepasang mata memandang iri terhadapnya.
Beberapa menit di perjalanan, Zia tiba di rumah. "Wahai penghuni rumah, princess Zia syudah pulaaanggg!!" teriak Zia heboh.
"Astaghfirullah! Ini tu rumahh, Ziaa, bukan hutann!" Zia cengengesan. "Sorry, mama."
"Kok udah pulang? Bolos kamu??" tanya mama Zia. "Bolos apaan? Kagak, maa, emang jam segini pulangnya. Lagian ini juga udah lama bangett."
"Masa siii? Kalau gitu, sekolah baru lebih cepet dari sekolah lama kamu. Tapi lebih bagusnya lama sih, biar kamu gak rusuh!"
"Allahu Akbar. Iyaa deh gapapa, terserah mama. Mau cepet atau lama yang penting sekarang Zia udah pulang."
"Oke-oke sekarang kamu mau pilih yang mana, Zia? Bantuin papa di kantor, atau bantuin bang Ze di kamar?" tanya mamanya.
TMI, Zia adalah anak pintar dengan IQ-nya di atas rata-rata. Di umur yang terbilang masih muda, Zia sudah mengerti masalah kerjaan papanya. Zia juga ahli di bagian Information and Technology.
"Em.. Zia pilih tidur aja gimana, maa?"
"Boleh. Tapi, Zia..." Zeva tersenyum sembari menunjuk ke arah Flupy. "Ish mama tuh, ancamannya si Flupy muluuu. Kagak ada yang lainnn apaaa??" Mamanya malah tertawa.
"Emang bang Ze ada masalah apaan dah, ma? Yaudah. Nanti Zii bantuin abang Ze aja," baru saja hendak menjawab, Zia sudah memotong ucapan mamanya.
Untung belum dilempar panci sama mamanya.
"Buruan ganti baju sana, makan dulu kalau lapar baru keruangannya Zean."
"Iya mama sayang," Zia tersenyum lalu pergi meninggalkan mamanya menuju ke kamar. Sampai di kamar, Zia melepas sepatu, jam juga tas kemudian mandi dan mengganti baju dan terakhir makan siang.
Setelah makan siang.
Zia POV
"Excuse meeee. Bangg Zee, guee buka pintunyaa yaaa." Gue pun masuk ke kamar, walaupun belum mendengar persetujuan. Bang Zean natap gue garang. "Asal masuk aja si, dek! Mau masuk tu ngetuk pintuu."
Gak beress! "Abang yang budeggg Zia yang disalahin. Zia tadi udah ngetuk pintuuu, abang aja gak dengerrr."
"Masa sii? Yaudah iya serah dehh."
"Ada tugas apaan? Tadi mama suruh kemari."
"Gak ada apa-apaa, cuman ini bantu abang dikitt. Ini liat akun abang macem diretas. Lu kan jago, jadi coba liat dulu ini siapa tau lu ngerti."
"Mana sini, biar Zia liattt."
Setelah lima menit gue cek. "Ini mah bukan diretas, bang!"
"Jadi???"
"Ini tu pas abang mau login, salah ketik-ketik gitu sandinya yaaa jadinya gitu. Itu udah Zia ganti kata sandi yg baru."
"Udah, kan? Zi mau balik ke kamar dulu yaaa. Mau tidurr siang," pamir Zia sudah terlihat ngantuk. "Yaudah iya sana dah, makasih yaa. Selamat malam adek aque." Bang Ze kumat jametnya, padahal ini masih siang.
"Dasar, jones! Mengapa Anda begitu alayy? Pantesan gak ada yang mau dengan Anda." Ngomong begini butuh nyalii woi! Gue udah ancang-ancang mau cabut, takut di geprek bang Zean.
"Coba ulang, dek. Lu ngomong apa tadi?"
"Bang Zean jones, alay. Abang ganti nama aja ya sekarang, jadi bang Zamettt." Bang Zean tatap gue kesal, "Gue pemanasan dulu kali yeee. Udah lama nih kagak geprek pala lu."
Oke, ini waktunya KABUURRRRR!
"BYEEE~"
"HEH JANGAN LARII, ZIAA!" Gue ketawa, "Gimanaa gak lariii?! Orang ini lagi di kejer Titan!"
"Kalau sampe ketangkepp, abang mutilasi kamuu!"
"AAAAAA, MAMAAA TAKUTTTT. ADA TITANNN MAU MUTILASI ORAAANGGGG!"
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
yosh
seru..
2021-09-29
0
maestuti dewi saraswati
serru abis ni zia somplak thor 😅😅😅
2021-09-21
0
OlifOlif
bahasa nya kasar amat ya padahal kan cewek orangnya
2021-04-11
0