Sebelumnya keberadaan Zia di kantin.
"Manteman, gue mau ke kantin dulu yaa. Haus pengen beli air mineral," ujar Zia. "Yaudah sonoo. Gue nitip permen susu, tapi lu yang bayar. Gakpapa, kann?" sahut Tania sambil nyengir.
"Amann." Zia pergi sendiri menuju kantin. Teman-temannya tadi menatap Tania, bersiap untuk julid. "Gak ngerti lagi, nitip tapi minta ditraktir. Untung anak baik si Zia," cibir Ica memulai.
"Zizi kan baek emang, cantik lagi. Sebelas dua belas kok sama gue," jawab Tania dengan senyuman. "Narsis banget, astaghfirullah. Temen siapa sih ini?"
"Bukan temen gue server kosong satu," kata Qiara.
"Bukan temen gue juga server kosong dua. Temen lu kan, Ca?"
"Bukan, bukan temen gue server kosong tiga."
"Temen kagak ada akhlak emang lu padaaaa! Nanti gak ada gue nolepp klen!"
Di posisi Zia, ia sudah hampir tiba di kantin.
"Eh, itu kan yang nendang meja tadi, eh bukan meja, pintu. Tapi kok berantem? Lerai gak ya? Tapi ntar gue lagi yang kena. Ah lerai aja dah, ntar gue berdosa gak ngelerai orang berantem." Zia bermonolog. Mungkin kalau ada yang melihatnya, Zia akan dijuluki 'gadis cantik yang gila'.
"Eh woi! Ini sekolah bukan area tinjuuu!" teriak Zia sambil melerai tetapi tidak digubris oleh mereka.
Brukkk! Zia yang lewat mencoba untuk melerai. Sialnya malah terkena pukulan dari Akbar. Zia terhuyung ke belakang.
Spontan, Aska menghampirinya dengan muka khawatir. "Sakit? Sini gue bantu. Lagian lu ngapain sih ikut campur urusan gue?!" celoteh Aska nampak panik.
"Gak usah, gak perlu. Gue bukan orang lemah. Dan di sini tadi gue bukan campuri urusan lu, gue cuma ngelerai doang."
"Sama aja lu ikut campurr!" Zia menatap sinis Aska, Aska juga menatap sinis Zia. Cukup lamaa, sampai akhirnya disadarkan.
"Cokk, lu berdua ngapain sih?" tanya Dimas bingung melihat Aska diam aja. "Crazy bos!" sahut Ivan memasang wajah datar.
Tersadar akan hal itu, Zia bangkit. Tiba-tiba Zia mengulurkan kakinya untuk menendang barang berharga Akbar. Zia juga memukul perut Aska gantian.
Kini mereka berdua merengek kesakitan.
"Tendangan gue karena lu udah bikin luka di muka gue, dan pukulan gue karena lu berani nyepelein gue. Sampah!" kata Zia kemudian pergi meninggalkan tempat.
"Anj— Sakit juga cok pukulan dia. Gila ya itu cewek apa bukan?" rengek Aska. "The power of cewek.. Lu aja yang belom tau dia siapa. Makanya jangan anggap semua cewek itu manja!"
Tanpa mereka ketahui, dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat mereka bertengkar. "Oke, bahan bagus."
...—·—...
Lokasi Triplebad.
"Aww.. sakit cokk! Pelan-pelan sialan. Ikhlas gak sih lu?!" bentak Aska terus-menerus. "Lah, anjirr. Masih mending nih gue obatin, daripada nggak!" omel Ivan gantian.
"Heran gue, mendadak lemah banget si Aska. Lu kan anti cewek cokkk, kok lu ngedeket ke Zia tadi?" tanya Dimas bingung. "Kenapa? Lu cemburu?"
"Cuma nanyaa! Najis banget gue cemburu sama lu."
"Pms ini dua manusia."
"Gundulmu. Gue emang anti cewek, cuman gue rasa dia bukan cewek," jawab Aska santai. "Jadi kalau bukan cewek apaan begee?! Lu gak liat apa dia punya 'itu'."
"Eh santuy, mas, mesum amat itu otak. Gue liat dia tuh kea lebih tepatnya setengah-setengah. Lu gak liat tadi dia lawan gue di kelas? Beda banget sama cewek yang lain. Digertak sedikit nangis, liat kegantengan gue mimisan. Ditambah lagi ini barusan dia mukul perut gue. Kek bukan cewek, kan?"
"Narsis banget asli! Serah lu ah!"
"Permisi bang.. Bang Aska dicariin sama kak Ara, katanya mau rapat OSIS. Bang Brivant juga dipanggil pak Asno," kata adek kelas mereka kemudian pergi setelah menyampaikan amanatnya.
"Owkeh. Gue rapat OSIS dulu. Kamu gudlak ya sayang latiannya," kata Aska alay. "Iya sayangg, kamu juga cemangat yahh rapatnya," balas Ivan lebih alay.
"Iyaa cayang."
"Gue merinding anjiiiirrr!! Jangan begituu anyinggg, takut gueee," rengek Dimas geli. "Ah dahlah. Para joneserr gue pergi dulu yak!" lanjut Dimas beranjak.
"Sok gak jones! Lu mau kemana, Dim??"
"Jemput masa depann!" Dimas langsung pergi meninggalkan kedua temannya. Ivan dan Aska saling bertatapan penuh tanya.
"Anjay..."
"DIMAS PUNYA PACAR!!" seru mereka berbarengan kemudian tertawa bersama. Setelahnya mereka pergi dengan urusan masing-masing.
Di perjalanan mau ke kelas Dimas. Karena ketidak-fokusannya, Dimas menabrak seseorang. Dengan sigap ia menahan tubuh cewek yang ditabraknya agar tidak terjatuh.
Mata mereka saling bertatapan, cukup lamaaa sampai akhirnya mereka tersadar. "Sorry, gue gak sengaja tadi gak ngeliat jalan. Oh iya, kenalin gue Dimas dari XII IPS 2."
"Pertama, gue gak nanya lu siapa. Kedua, makanya kalau jalan liat pake mata! Untung gak jatoh gue."
"Yaaaa kan gak jatoh, tadi gue tangkap."
"Bodoamat!"
"Heii, kenalan gantian dong!" teriak Dimas kencang
"Tania, XII IPA 3."
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
pembaca dalam hati
gelay say gelayy eyyy hahaha
2021-03-25
0
@Tiarapetirr
Thor!!
nntr mereka tuh pad jodoh ya??
kalo jodoh,Zia Ama Ivan aja thor
2020-09-04
11
Renny Alrey
Banyak orangnya thor bingung
2020-07-09
3