Di tengah keasikan mengobrol, tiba-tiba pintu kamar Samuel terbuka. Ivan sudah kembali dari rumah Aska.
"Ehh, ada tamu."
Samuel menatap Ivan heran, tumben kembarannya pulang cepat. "Gue mau mandi doang abistu pergi lagi," jelas Ivan seolah-olah tau maksud dari wajah si kakak. Samuel berohria.
"Gue pulang dah, Sam, Van."
"Kok cepet banget?" tanya Ivan basa-basi. "Gue udh lama di sini, Van. Kalau makin lama ntar takutnya si Sam jadi naksir sama gue."
"Najis betul anjirr," Jimmy dan Ivan tertawa. "Yaudahh, gue balik dulu yee. Asalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
...—·—...
Zia POV
Abis bersin beberapa kali, hidung gue gatel jadinya. "Siapa yang gibahin gue daritadi? Syirik bener idupnyaa."
Pas mau bersin lagi, tiba-tiba pintu kamar kebuka. Zai masuk dan langsung tidur di sebelah gue. Gue sedikit kaget, gak biasanya tu bocah nyelonong. Agak membagongkan.
"Lu setan ya?"
"Kalau gue setan, lu juga dong. Hehehe."
"Oh iya ya. Eh pengecualian for me. Btw, tumben lu ke kamar gue, kenapa?" Zai menatap kakaknya lalu menggeleng, "Gak kenapa-napasih. Idung lu merah, lu sakit?"
"Nggak, cuma abis bersin-bersin. Gue tau ni kenapa lu di sini. Lu ketakutan kan, abis liat film horor. Ih, udah kelas dua SMA juga, masih aja penakut."
"Bukan takut sih... Ehhh, halah sok ga pernah takut aja si lu," jawab Zai tak terima. "Kagak tuh. Lu mau tidur disini? Biar gue buka nih kasur bagian bawah, tapi lu yang tidur di bawah. Deal?"
"Oke deall. Kakak gue terbaik emang."
Ada maunya aje beginii si kampret. "Ada butuhnya aja baru muji ya," cibir gue sambil liat sinis ke arah Zai.
Zai nyengir, "Hehee, nggak juga kokk."
...—·—...
Author POV
Pagi harinya. Mama Zia masuk ke kamarnya. Seperti biasa, mau membangunkan anak perempuannya. 'Lah tidur disini ternyata si Zai. Pantesan di cariin ke kamarnya kagak ada' batin mamanya.
"Huhh.. bangunin dua anak bandel dalam satu tempat ini seperti menghabiskan banyak energi di pagi hari."
Zeva keluar kamar Zia sebentar lalu masuk lagi sambil membawa minyak angin panas. Setelah itu diletakkan di dekat hidung Zia. "Hmm, panaasss. Zai gak usah gangguin gue, gue lagi mimpi pangeran ini!" kata Zia dengan mata tertutup.
Mamanya pun berpindah, meletakkan minyak angin itu pada Zai. "Kak... panass gak usah jahil woi, aishh!! Gue mau boloss ini tuh," kata Zai juga dengan mata tertutup.
Dilihat kedua anaknya belum membuka mata juga, Zeva pun menarik kaki anak-anaknya. Barulah mereka berdua terbangun. "Apaan s— Lah mama?"
"Lohh mama ngapain, maaa?" tanya Zai keheranan.
"Bercocok tanam kulit rambutan."
"Emang kulit rambutan bisa tumbuh ya, kak?" tanya Zai pada Zia. "Oon. Ya gak bisa lahh! Kok makin goblog si dek. Mama tu mau bangunin kitaaa."
Zeva menghela nafas. "Bangun!"
"Lima menit lagi ya, maa."
"No!"
"Zai baru hari kedua ya nak ga boleh boloss. Zia bangun sekarang, mana ada ntar pangeran yang mau sama gadis pemalass," kata Zeva melembut. "Sekarang cepat bangun!" lanjutnya dengan nada agak meninggi.
Di kamar sebelah, Zean merasa terganggu. "Astaghfirullah, berisik bangettt. Punya adek cewek kok payah bangun pagi. Kasian suaminya kudu perbanyak istighfar." Zean berjalan keluar kamar menghampiri kamar adiknya.
"Bangun bangun. Bangun cepet, udh jam berapa ini?" kata Zean dengan suaranya yang pelan namun tegas. Seketika, Zai melihat ke jam yang ada di kamar Zia.
"Anjirt. Zii, ayok cepet bangun. Bentar lagi gerbang ditutup. Cepettt, gue ke kamar duluu!" Zai pergi ke kamarnya.
"Kacauu!" Zia langsung lari ke kamar mandi.
Zean sendiri keluar dari kamar Zia, mau masuk ke kamarnya lagi untuk melanjutkan tidur. Tapi, pas di depan pintu mamanya memanggil. "Kenapa, ma??"
"Kamu jangan tidur lagi, siap-siap juga. Kuliah!"
"Iyaa, maa."
Setelah lama bersiap, mereka pun berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Meja makan hening, Zia dan Zai tidak sempat ngoceh karena takut telat.
"Kak Zi, gue nebeng naik mobil sama lu ya. Motor gue lagi merajuk," kata Zai. "Terserahhh. Tapi lu yang bawa mobilnya."
"Okeee. Kuy, gass, ngengg!!"
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Heny Febti
Samuel itu kan nama Kristen ya ko pakai salam orang Islam, kalau memang orang Islam baiknya pakai nama islami atau nama umum aja. Maaf kalau salah, cuma saran aja Thor. 🙏
2021-12-31
0
Tuti Aja
Good👌
2021-07-25
0
Alivaaaa
aku suka ceritanya
2021-05-15
0