"Tutup mata lu atau gue colok pake garpu sekarang juga?!!"
Ivan tertawa melihat kekesalan Zia. Tapi, lain halnya dengan teman-temannya Zia. Mereka merasa sedikit takut. Orang yg dilawan Zia bukan sembarang orang, ia adalah anggota yang berkuasa di SMA ini.
"Zia, hati-hati deh kata gue. Yang lu lawan itu Ivan, dan Ivan tu bahaya!" kata Alya memperingati. "Oh namanya Ivan yaa? Bahayanya kenapa? Dia makan orang?!"
"Ya gak gitu jugaaaa. Dia tu bandel, ganas, bringas, tapi jadi idaman banyak cewek karena lumayan ganteng," bisik Qiara pada Zia. "Emang goodlooking selalu beda ya, kalau dia makan orang juga tetep dipuji kayaknya karena ganteng."
"Bisa jadi."
Zia yang memang terlahir bodo amat menganggap angin lalu ucapan temannya. Zia tidak perduli, yang dirinya inginkan adalah ketenangan. Zia menoleh kembali ke arah Ivan, Ivan sedang bercengkrama dengan teman-temannya.
Zia tersenyum sinis. "Kaplok raine penak ikii!"
...—·—...
Selesai dari kantin, mereka kembali ke kelas bersama-sama. "Ziii, mau ikut organisasi OSIS?" tanya Qiara menawarkan.
"Nggak deh, gue gak suka ribett."
"Oh okey, kalau gitu lu di kelas sendiri gakpapa, kan??" tanya Alya gantian. "Gakpapa gakpapaa. Kalian mau kemana? Pada pergi semua?"
"Iyaa, hehe. Gue sama Qiara mau rapat OSIS, Tania sama Ica mau latihan vokal," Zia mengangguk paham. "Mau ikut latihan vokal juga gak?" tawar Ica.
"Ngga juga deh, suara gue burik. Gue di kelas sendiri juga gakpapa kokk."
"Yaaaa sudahh. Kalau begitu kami pergi dulu, hati-hati di kelas, cowok-cowok di kelas kita mesum semua. Hati-hati juga sama Ivan, takutnya ntar lu diapa-apain sama tu anak," ujar Qiara mewanti-wanti.
"Santaii. Seorang Zia punya cara tersendiri menghadapi cowok macem tuu."
"Sip dahh. Hati-hati pokoknya mahh. Udah ye, byee!" Mereka terpisah. Zia pun berjalan sendiri menuju kelasnya.
Zia POV
Bertepatan tibanya gue di kelas, guru mata pelajaran masuk. Jujur gue agak deg-degan sih di kelas ini sendiri... tapi yaudah lah ya, trabas ajaaa. Zia gakpapaa, gakpapa. Btw, gue ngerasa ada aura negatif dari tetangga sebelah ni.. kenapaaa sinis amattt?!
Udah gak usah geer. Calm down, Zia.
Anjirrr weee. Jatuhnya jadi orgill gue cuyy. Untung kagak ada yang denger suara hatiku. Dahlah, fokus fokusss!
"Ehm... gak usah grogi, gue baik kok."
"Kenalin Brivant Alexand, you can call me Ivan. Gue yakin, lu kenal sama gue," bisik-bisik tetangga kini terdengar selalu di telingaa~~
WKWK.
"Gue gak pengen kenalan sama lu dan gak kenal ama lu! Jadi gak usah ganggu gue."
"Ck, seriuss?! Ya kali gak kenal guee," kata Ivan nyolot. Gue mencoba mengingat-ingat karena gue juga ngerasa muka ni orang agak familiar. "Oohh iyaa, gue tau! Lu yang nabrak gue tadi pagi pas gue lagi buru-buru, kann?!!"
Benerkan gue? Iyaaa bener! Dia yang nabrak gue tadi pagi anjirrr. Kampret, akhirnya ketemu. Abis kelas gue geprek kepala lu, Van!
"Eh bukan bukann. Gue ketemu sama lu juga baru tadi, pas lu kenalan di depan kelas," jawabnya berusaha kalem. Tapi tu ya gue yakinnya dia bohong. Dia mirip sama yang tadi tabrak gue. "Bohong pasti lu? Kalau bukan lu, jadi sia—"
Tok tok!
"Permisi, bu. Saya mau izin ambil sesuatu di tas saya."
"Oh iya. Masuk aja, Sam."
Cowok yang di panggil Sam itu masuk ke kelas terus cari barangnya. "Tunggu-tunggu. Kok mirip tetanggaaa?! Gue gak salah masuk sekolah kann? Eh ini gimana sii?"
"Hahah. Nggak, lu gak salah masuk sekolah. Itu kakak kembaran gue, mungkin itu yang nabrak lu tadi pagi, namanya Samuel."
Tetangga dengerin gue ternyata. "Yang bener aja kembaran lu? Kenapa banyak anak kembar si di kelas ini?"
"Gak tau. Takdir si kayaknyaa."
Oiya, gue ingat, tangan yang nabrak gue tadi ada bekas luka di jari manisnya. Gue langsung ngambil tangan kanan si Ivan buat mastiin, dan ternyata bekas luka itu nggak adaa. Eum... Berarti emang kembarannya.
"Betah ya pegang tangan mas Ivan."
Gue yang kaget sama suara genitnya auto lepasin tangan terus ngelap-ngelapin tangan gue ke baju. Geli!
Lagi asik ngelap, tiba-tiba gue ingat sesuatu. Yang tadi di kantin tatap gue sinis, terus yang di bilang Qiara pria nakal itu Ivan, kann? Berarti itu tetanggaa dongg yaa?!
"Siall."
"Kenapa, Zii? Udah inget gue?"
"L-Lu yang di kantin tadi, kann?"
Lahh begooo! Ngapain gugup si Ziaaa?!
"Astagfirullah, gak ngeh jugaaa. Yang di kantin tadi iya itu gue. Tapi lu kenapa tiba-tiba gagap eh gugup gitu? Kan udah gue bilang gue baik gak jahattt," kata si Ivan meyakinkan gue.
"Baikk dari lubang pipet! Gue tau lu tu bandel bin ganas," jawab gue masih sambil bisik-bisik. Ini si Ivan ngajak ngobrol pas guru lagi jelaskan materi. Kalau gak bisik-bisik ntar di amuk pulak.
Gue denger Ivan menghela nafasnya. "Lu tau dari temen baru lu, kan? Padahal gue gak se-bandel dan se-ganas itu. Tapi ya udah deh terserah. Sekarang gue mau pinjem hp lu buat hubungin hp gue, kayaknya jatoh tadi, gue gak tau di mana."
^^^Revisi, 2021.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk Modus kamu Van,Udah basi..😜😜
2024-03-08
0
Qaisaa Nazarudin
Waahhh ntar yg ada Ivan yg bucin akut sama Zia..😂 Aku suka aja cerita sang badboy skolahan,Tapi susah ketemu novelnya..
2024-03-08
0
Meirha Ayunda
hahaha kaplok Raine penak Iki lhak Yo jowo medok to🤣🤣🤣🤣
2022-10-20
0