bab 14

Ustad Mirza masih membaca berkas yang ada di tangannya. Berkas pembatalan kerja sama dari PT Perkasa Bintang.

"Mengenai ganti rugi nanti akan ditransfer oleh PT Perkasa Bintang." Ucap Habibi.

Berulang kali ustadz Mirza membaca kontrak pembatalan kerja sama itu seakan tidak percaya dengan apa yang dia baca.

"Setahu saya, kalau soal bisnis tuan Andra akan sangat bersikap profesional. Ini di luar dugaan kami." Jelas Habibi.

Perjanjian kerja sama antara PT Perkasa Bintang dan PT Karya Kayu Indah dilakukan sebelum kecelakaan yang menimpa ustadz Mirza dan Femila. Pembahasan kerja sama juga tidak pernah didatangi langsung oleh ceo PT Perkasa Bintang. Mungkin menjadi wajar Andra membatalkan kontraknya karena baru tahu owner dari PT Karya Kayu Indah adalah ustadz Mirza. PT Karya Kayu Indah.. bergerak di bidang mebel, kerajinan dan sekarang melebarkan sayap menjadi supliyer bahan baku kayu. Walaupun perusahaanya tidak sebesar perusahaan yang dimiliki Andra. Perusahaan ini memang tidak ditangani langsung oleh ustadz Mirza. Ada ceo di perusahaan tersebut, ustadz hanya mengecek perkembangan tiap bulan perusahaan tersebut dan datang ke kantor perusahaan hanya sesekali.

tok

tok

tok

Habibi melangkah membuka pintu ruang kerja ustadz Mirza.

"Assalamualaikum." Sapa teman-teman Habibi dari balik pintu.

"Waalaikum salam. Masuk." Ajak Habibi.

"Assalamualaikum ustadz." Sapa tim lawyer sesudah masuk di ruang kerja ustadz Mirza.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatu."

Mengepalkan tangan untuk tos dengan 5 mantan mahasiswanya sekaligus relawan lawyer kasus kecelakaan dirinya dan Femila.

"Sudah baikkan ustadz?" Tanya Ikbal.

"Alhamdulillah." Jawab ustadz Mirza.

"Kami ke sini mau membicarakan kelanjutan kasus kecelakaan mobil itu ustadz." Ucap Idrus.

"Dalam dua hari ini mungkin anda diminta datang ke kepolisian untuk penyempurnaan BAP (Berita Acara Penyelidikkan)." Timpal Ikbal.

Ustadz mengangguk pelan. Raut mukanya terlihat sedikit jengah dengan kasus yang di hadapinya. Dia sebenarnya menolak diberi lawyer dalam kasus ini. Karena dirinya sudah merasa bersalah atas musibah yang menimpa Femila. Namun alumni mahasiswanya di fakultas hukum membuat tim untuk membantu meringankan kasus yang di hadapi ustadz Mirza. Mereka menamai tim relawan UM (Ustadz Mirza).

"Ustadz jangan terus bersikekeh kalau ustadz itu salah. Kalau pun ustadz salah, sebagai warga negara itu punya hak dalam pembelaan diri, dan ingat ustadz, yang membutuhkan ustadz tidak hanya ustadz sendiri, tapi jamaah, keluarga, karyawan ustadz, orang-orang panti, mereka semua bergantung pada ustadz." Ucap Ikbal kala itu. Hal inilah yang mendasari ustadz Mirza untuk menerima tim relawan UM karena argumen dari Ikbal memang benar

"Saksi dan bukti sudah siap ustadz dan kami harus merahasiakan serapat mungkin karena saya mencium aroma kecurangan dari tim lawan." Terang Haikal.

Tuling.

Assalamualaikum ustadz. Mohon diterima kalau ada antaran makanan. Selamat makan.🤗🤗 wassalamu'alaikum.

Satu pesan masuk dari Hana berhasil membuat senyum di wajah ustadz Mirza.

Terima kasih. Makanannya baru diterima. Insya Allah langsung habis. Di sini banyak tim penampung makanan.🤫🤣🙏 Wassalamu'alaikum.

Balas ustadz Mirza setelah Habibi masuk ruangan menenteng plastik besar berisi makanan.

"Ya Allah....pantesan ada yang senyum-senyum sendiri. Ternyata oh ternyata...." Ledek Habibi ketika menyerahkan bingkisan untuk ustadz Mirza.

"Kalau masih kurang silahkan ambil jatah saya." Tawar ustadz Mirza.

"Kalau ustadz tidak makan, bisa-bisa saya yang kena pelet dek Hana." Celetuk Habibi.

"Kamu itu pantesnya jadi dukun peletnya." Sahut Ikbal dengan tawa lepasnya.

"Siapa yang tidak kepelet dengan sosok Hana. Dia wanita yang sempurna. Cantik, smart, solekha, nasabnya juga tidak diragukan. Subahanallah....apalagi coba kurangnya Hana?" Puji Idrus.

"Sambil makan, keburu dingin makanannya. Jangan lupa berdo'a." Sela ustadz Mirza yang langsung memimpin doa makan.

Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma bariklana fi ma rozaktana wakina adzabannar.

Amin. Serentak sambil meraup tangan ke muka.

Makanan sederhana namun memanjakkan lidah ustadz Mirza. Tiba-tiba dirinya mengingat tempo dulu sewaktu masih di pesantren. Dulu sering diberi dari ndalem lauk semacam ini, sambal ikan teri pedas dan tempe goreng tanpa tepung. Senyum nampak di wajah ustadz Mirza menginngat tempo dulu.

"Rasa yang sama dengan masakan Bu nyai." Batin ustadz Mirza. Namun yang membuat wajahnya kembali tersenyum bukan itu, melainkan mengingat kegigihan Hana belajar memasak sambal ikan teri pedas hanya karena dirinya menyukai lauk itu.

"Senyum terus...lama-lama kering bibirnya." Ledek Ikbal yang diiringi gelak tawa dari teman-temanya. Ustadz Mirza yang merasa menjadi bahan ledekan hanya tersenyum kecil.

...****************...

Setelah kondisi bunda Rima lumayan membaik. Bundanya langsung dipindah ke ruang rawat. Sempat sadar namun sekarang sedang tidur karena pengaruh obat yang telah diminumnya. Andra duduk di samping ranjang. Tangannya tidak lepas menyentuh tangan bundanya. Beberapa kali tangan itu dicium Andra.

"Bunda." Sapa Andra dengan senyum mengembang dari mulut melihat bundanya membuka matanya.

Bunda membalas senyuman anaknya. Mencium tangan Andra yang telah meraba sampai pipi.

"Bunda jangan buat Andra khawatir." Ucap Andra.

"Maaf." Lirih bunda Rima dengan mata yang masih sayu.

Andra menghambur ke tubuh bundanya. Meletakkan kepalanya di perut bundanya. Bunda Rima membelai kepala anak semata wayangnya. Perutnya mulai terasa basah. Dia tahu ada tetesan bening yang keluar dari pelupuk mata sang anak.

Andra menegakkan kepalanya. Memandang kembali sesosok bundanya. Bunda yang sangat dihormati dan disayanginya.

"Anak bunda kenapa cengeng?" Mengusap bekas air mata yang nampak di wajah sembab Andra.

"Maafin Andra Bun. A-andra terlalu sibuk sendiri sampai mengabaikan kesehatan bunda." Ucap Andra dengan tatapan sendu melihat kondisi bundanya sekarang.

Bunda Rima adalah bunda yang tak kenal lelah mendidik Andra. Sesedih apapun keadaan, dia akan selalu tersenyum di hadapan Andra. Hidup menjanda bukanlah pilihan tetapi takdir yang mengharuskannya. Sebagai single parent dirinya harus menjalankan peran ganda sebagai ibu dan ayah untuk anaknya. Bukan hal yang mudah namun dia jalani dengan ikhlas dan sabar. Tidak hanya sekali, dua, atau tiga kali laki-laki ingin meminangnya selalu dia tolak hanya untuk menjaga perasaan Andra yang tidak mau memiliki ayah tiri. Selain memang bunda Rima sendiri sudah tidak ingin menikah lagi.

"Bunda yang harusnya minta maaf sayang. Bunda tetap tidak merestui hubungan kamu dengan Femila." Kalimat itu meluncur dari bibir bunda Rima. Sesak harus menyampaikannya namun tidak ingin menyimpannya terlalu lama.

Andra terdiam. Akhirnya kalimat ini di dengar lagi dari bundanya. Hal yang sudah dapat diduga oleh Andra namun entah mengapa terasa begitu menyakitkan seperti dadanya terhunus es. Beku, kaku, dan sesak.

"Maaf bunda harus egois." Lanjut bunda Rima dengan suara yang terdengar parau dan berat.

Andra masih terdiam. Mulutnya terasa ikut membeku setelah dadanya seperti terhunus es.

"Sekali lagi, bunda tidak ingin kamu mengulang masa lalu bunda." Batin bunda Rima.

"Bunda istirakhatkah. Ingat pesan dokter. Jangan banyak pikiran." Pinta Andra sambil menyandarkan bahu bundanya ke bantal.

"Please Bun, jangan hanya karena ketakutan masa lalu bunda, bunda melakukan hal ini pada saya." Batin Andra bermonolog tidak mampu mengutarakan langsung kepada bundanya. takut kondisi bunda akhirnya memburuk kembali.

Andra beranjak dari ruangan ketika melihat bundanya memejamkan matanya.

"Apa yang harus saya katakan ke Femila?" Mengusap kasar mukanya.

Terpopuler

Comments

Nur hikmah

Nur hikmah

bnr2 dsini tdk ad yg bhgia.....sedih bcay hruskh mrka berpisah...bnr2 kasihan

2021-08-18

5

Desi Arisandi

Desi Arisandi

haruskah serumit ini .. sedihhh

2021-07-31

6

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!