"Batalkan kerja samanya!" Meremas berkas yang dipegang dan melempar ke Mario.
Mario hanya diam. Dia tidak menyangka tuan M. Zayn adalah Mirza Zayn Ahmad, ustadz yang telah menabrak kekasih bosnya itu. Kerja sama yang akan dilakukan pun terancam gagal.
"Maaf tuan, perjanjian kontrak yang sudah kita tanda tangani kalau diputus secara sepihak maka kita harus ganti rugi sebesar 20% dari nilai kontrak. Satu hal lagi, dalam waktu yang cepat kita tidak mungkin mencari supliyer kayu yang baik dengan harga di bawah pasaran." Terang Mario.
"Kamu dengar yang kupinta Mario!" Andra menatap tajam Mario.
"Baik tuan." Mario keluar ruangan. Membereskan berkas untuk pembatalan kontrak dengan PT KARYA KAYU INDAH milik ustadz Mirza.
flashback on
Andra membuka matanya. Menganggukkan kepala ke kanan dan ke kiri. Semalam dia tidur di tepi ranjang dengan posisi menghadap ke wajah Femila, tangan satunya sebagai sandaran dan tanpa bergerak sedikitpun dari posisi semula, tidak heran ketika dia bangun lehernya terasa kaku.
Andra menatap wajah kekasihnya yang mulai menggeliatkan tubuhnya. Femila tersenyum mendapati Andra yang tanpa kedip memandanginya.
"Pagi sayang." Sapa Femila memegang pipi Andra.
Andra mencium bertubi-tubi tangan yang bergelayut manja di pipinya dan tak membiarkannya ditarik begitu saja oleh pemiliknya.
"Sampai berapa lama tangan saya akan kamu lepaskan sayang?"
Andra tak menghiraukan ucapan Femila.
"Hai...kayaknya ada yang bucin?"bGoda Femila.
Andra melepas tangan Femila dari ciumannya, menatap heran dengan kosakata yang baru dia dengar dari mulut Femila.
"Bu--cin?" Mengulang kata, isyarat agar Femila menjelaskan arti kata itu.
"Budak cinta." Ucap Femila sambil mencubit pipi Andra dengan tawa terkekeh.
Andra tersenyum mendengarnya. Tawa yang sudah hilang dari raut wajah kekasihnya semenjak kecelakaan yang menimpanya kini terlihat di wajah cantiknya.
Femila menghentikan tawanya mendapati kekasihnya yang terus memandanginya.
"Benar-benar bucin ceo ganteng ini." Lirih Femila dengan gerak yang begitu canggung.
"Saya ingin tawa ini selalu menghias wajah kamu." Bisik Andra dengan nada menggoda.
tok
tok
tok
Mario muncul dari balik pintu menjinjing tas kertas besar.
"Pagi tuan, nona."
"Pagi Mario." Jawab Femila.
"Mengapa datang di waktu yang tidak tepat." Celetuk Andra.
Femila tersenyum melihat raut muka Andra yang berubah karena ke datangan Mario yang dianggap tidak tepat.
"Maaf tuan, saya membawa jas yang anda minta." Mario meletakkan tas itu di samping ranjang.
Andra mengambil tas itu dan melangkah ke kamar mandi.
Lima belas menit Andra keluar dari kamar mandi. Wangi khas sabun yang dikenakan Andra menyeruak ke seisi ruang. Maskulin sedikit soft wangi tersebut. Wangi yang masih menempel walau sudah sore hari. Itu yang Femila rasa setiap dekat dengan Andra.
"Maaf tuan ada hal yang penting yang akan saya sampaikan jadi kita harus cepat ke kantor." Ucap Mario melihat tuannya duduk santai di sofa ruangan.
"Kamu saya tinggal sendiri tidak apa-apa sayang?" Andra mendekat memberi kecupan di dahi kekasihnya.
"Sebentar lagi mama juga datang. Hati-hati sayang." Femila melambaikan tangan. Menatap punggung kekasihnya yang kini hilang dibalik pintu yang telah tertutup.
flashback of
Andra mengusap kasar rambutnya. "Ahhhhh! Brengsek!" Satu tinjuan berhasil mendarat di meja kerjanya.
drt drt drt
"Tuan, nyonya sudah sarapan dan sekarang di kursi taman belakang. Sudah tuan laporannya."
Tut Tut Tut
"Terima kasih Dian. Bilang gitu kek. isstt....hobi nutup telepon tanpa pamit." Dian bermonolog dengan HP-nya.
Dua puluh menit kemudian.
drt drt drt
"Apalagi Dian?" Ketus Andra. "Kamu jangan buat laporan setiap 10 menit saya banyak kerjaan." Lanjut Andra kesal dengan asisten bundanya.
"Tuan... Anda segera ke RS INTERNASIONAL HARAPAN BUNDA. Nyonya tiba-tiba pingsan." Dengan nada yang cemas, tanpa menunggu jawaban dari tuannya Dian langsung mematikan HP-nya.
"Hallo...Dian....hallo."
Tut Tut Tut ....
"Beraninya memutus teleponku!"
Andra keluar ruangan dengan terburu-buru. Mario yang melihat tuannya keluar terburu-buru segera mengekor di belakangnya.
Sesampai di parkiran. Andra meraba jas dan saku celananya.
"Sstt." Kesal Andra karena rupanya dia lupa membawa kunci mobil.
"Masuklah ke mobil satunya tuan." Pinta Mario yang sudah disusul Andra memasuki mobilnya.
"Rumah sakit INTERNASIONAL HARAPAN BUNDA, kecepatan tinggi Rio." Ucap Andra dengan wajah yang tampak gusar.
"Siapa yang sakit tuan? " Mario memberanikan diri untuk bertanya setelah setengah perjalanan.
"Bunda pingsan."
Dua puluh menit Andra sudah sampai di rumah sakit. Di parkiran sudah ada anak buahnya yang menunggunya. Langsung membukakan pintu mobil tuannya.
"Nyonya masih di ruang UGD pak. Dokter sudah memeriksanya." Lapor salah satu anak buahnya yang mengekor tuannya jalan ke ruang UGD.
Sesampai di UGD Andra melihat bundanya yang masih tergeletak belum sadar dari pingsannya.
Nasal oxygen cannula sudah terpasang di hidung bundanya. Wajahnya terlihat pucat pasi. Dua dokter kembali masuk ke UGD. Andra yang mau masuk ke ruangan, disuruh menunggu diluar telebih dahulu.
"Maaf pak kami masih melakukan penanganan intens terhadap pasien." Ucap salah satu perawat
Dokter dan perawat sibuk memasang defribrilator, menempelkan dua lempeng benda di dada pasien. Karena ritme jantung pasien yang mulai tidak normal, sesekali menekan shocker agar normal. Beberapa kali pertolongan dilakukan oleh dokter untuk menolong pasien.
Andra semakin cemas melihat kondisi bundanya di balik kaca pintu.
Dua puluh lima menit kemudian dokter keluar ruangan dan keluarga pasien diperbolehkan masuk ruangan.
Andra mendekat mengelus pipi bundanya kemudian mencium pucuk kepalanya. "Bunda yang kuat." Lirih Andra di telinga bundanya.
"Tolong ke ruangan saya pak. Ada yang mau saya sampaikan."
Andra segera keluar menyusul dokter.
"Beliau punya penyakit jantung sebelumnya?" Tanya dokter sesampai Andra di ruang kerja dokter dan dipersilahkan duduk.
" Dulu dok, sekitar lima belas tahun yang lalu. Setelah terapi hampir satu tahun penyakit itu sudah tidak pernah kambuh lagi."
"Kemungkinan ibu anda mengalami sinkop vasofagal. Hilangnya kesadaran sementara akibat kekurangan pasokan darah ke otak. Namun kasus yang terjadi pada beliau hampir fatal. Tadi ritme jantung beliau sampai tidak normal dan harus kami pacu dengan defribrilator."
"Apakah bahaya untuk kesehatan bunda Dok?"
"Berbahaya kalau sampai tidak ditangani secara baik."
"Pemicunya karena apa Dok?"
"Bisa karena makanan yang kurang sehat."
"Saya selalu mengontrol menu makanan bunda saya Dok."
"Kalau begitu hal yang paling mendasar. Stres berlebihan." Terang dokter.
Andra diam mencerna apa yang disampaikan dokter. "Benarkah karena bunda terlalu stres. Stres memikirkan hubunganku dengan Femila?" Batin Andra berkecamuk.
"Saya permisi keluar Dok." Ucap Andra melangkah pergi dari ruangan dokter.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Veronica Maria
emak kok mlh mikirin masa lalu. hrsnya liat ke depan. jdi org itu hrs kuat dan jgn mlh nmbh penyakit sendiri. wong andra jg gpp punya pacar cacat. hrsnya ngasih semangat jg kekuatan, bkn mlh msk RS.
2022-08-21
2
🤍
Lanjut.. 👍
2021-08-19
6
Siti Fatimah
semangattt
2021-07-31
5