"Hallo sayang...., Assalamualaikum...." Sapa suara yang ada di sebrang sana."
"Waalaikum salam Bun"
"Ya Allah maaf Fem, bunda tidak tahu kamu kecelakaan. Andra tidak memberitahu bunda kalau kamu kecelakaan. Keadaan kamu sekarang bagaimana?" Cerca bunda Rima merasa khawatir.
"Sudah baikan Bun." Jawab Femila dengan nada melemah.
"Alhamdulillah...syukur dehh. Bunda langsung booking tiket sayang. Besok langsung ke rumah sakit."
"Bunda acaranya sudah selesai?" Tanya Femi.
Bunda Rima sedang di Bali 5 hari yang lalu. Dia mau liburan sekaligus menghadiri pesta pernikahan anak dari teman SMA nya. Seharusnya Femila dan Andra satu hari yang lalu tanpa sepengetahuan bunda Rima akan menyusul Bunda Rima ke Bali untuk kejutan ulang tahun Bunda Rima.
"Sudah selesai. Kamu istirahat ya sayang, Bunda mau pecking dulu. Assalamualaikum."
"Ya Bun...dan happy birthday mudah-mudahan Bunda sehat, happy selalu, diberi umur panjang dan Andra makin sayang bunda."
"Ya ampun Femi sayang, ternyata kamu ingat ulang tahun Bunda. Bunda kira kamu lupa." Terharu bunda Rima dan mengurungkan mentutup teleponnya.
"Masa Femila lupa ulang tahun Bunda. Ya sudah lanjutkan peckingnya ya Bun Assalamualaikum..."
"Ya sayang, Waalaikum salam."
flashback on
Sore tadi bunda Rima video call Andra karena merasa kesal lima hari di Bali Andra tidak menghubunginya. Memang ketika akan pergi ke Bali Andra marah dengannya karena hal sepele, gara-garanya Andra minta dibuatkan puding di saat bunda Rima mau ke bandara. Tentu saja bunda Rima tidak bisa buatkan dan membiarkan Andra ngambek seperti anak kecil.
"Hallo Sayang...kenapa lima hari tidak menghubungi bunda? Bukannya minta maaf malah diemin bunda dan hari ini, apa kamu lupa ini hari apa?" Kesal Bunda Rima dengan wajah dibuat cemberut mungkin.
"Kalau hanya untuk ngomel, bunda tidak usah telepon lanjutkan saja liburannya." Ucap Andra tanpa memandang wajah bundanya di sebrang sana.
"Ya ampun, anak bunda kok gitu sih. seharusnya Andra minta maaf sama bunda bukan malah Andra yang kesal sama bunda." Gerutu bunda Rima.
"Ya sudah Andra minta maaf. Bunda puas." dengan wajah datar Andra berucap.
"Yang ikhlas kalau minta maaf. Andra kalau bermuka datar seperti itu jelek sekali.
Andra langsung mengembangkan senyum yang nampak dibuat-buat.
"Nah gitu dong tersenyum walau bunda tahu itu pun tak ikhlas."
Andra membuang nafas dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
drt drt drt
"Apalagi Bun?"
"Kebiasaan. Sukanya mematikan telepon sepihak. Ada satu permintaan bunda."
"Apa Bun?" Suara Andra terdengar menyerah.
"Bunda hari ini kan ulang tahun. Kamu lupa ya?"
"Oh, happy birthday bunda."
"Hanya itu?"
"Kado nanti aku transfer saja, terserah bunda mau beli apa."
"Ini anak gag ada manis-manisnya, flat kaya televisi zaman sekarang. Lagian kalau hanya uang Bunda juga tidak kalah banyak uangnya.
"Bun...."Kesal Andra.
"Iya, iya bunda minta maaf Mr. Flat." Canda bunda Rima sambil menahan tawanya. "Eeee... sayang jangan tutup dulu. mau kemana kok masih rapi. Selidik bunda Rima.
"Rumah sakit."
"Siapa yang sakit?"
"Femila" Jawab Andra dengan suara berat.
"Ya ampun menantu bunda sakit apa?" Kaget bunda Rima.
"Kecelakaan."
"Kecelakaan dimana? Bagaimana bisa terjadi?Sekarang bagaimana keadaanya?"Cerca bunda Rima.
"Andra..." Panggil bunda Rima karena Andra malah terdiam.
"Sudah baikkan Bun." Jawab Andra.
"Syukur Alhamdulillah, maaf bunda belum bisa pulang, salam buat Femila dan keluarga ya."
" Iya Bun."
tut tut tut
" Issst dasar anak tidak punya sopan santun! Bundanya belum selesai bicara, main matiin telepon." Gerutu bunda Rima.
"Maaf ma...aku belum sanggup bicara yang sesungguhnya." Batin Andra.
flashback of
"Kenapa menatapku terus?" Tanya Femila sambil menaruh ponselnya di atas nakas.
Andra tersenyum.
"Dari dulu kamu itu selalu kepedean setiap saya pandang." Ucap Andra sambil menarik hidung Femila.
"Auww... sakit tahu." Sungut Femila dengan menepuk punggung tangan Andra.
Andra tersenyum melihat reaksi Femila.
"Minum obatnya kemudian istirakhat." Andra menyodorkan satu gelas minuman dan obat.
Femila meminumnya kemudian membenarkan posisi tidurnya dan mulai memejamkan matanya. Andra memposisikan diri duduk di kursi samping ranjang. Membalas tautan jari jemari Femila. Setelah memastikan Femila tidur. Kini dirinya ikut memejamkan mata.
Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya, menggeliatkan embun yang mulai terlihat menguap. Pagi yang cerah dan harus secerah wajah yang di sapanya.
Mata Femila menatap lekat wajah kekasih yang ada di sampingnya. Membelai pipinya dengan halus merambah hidungnya yang mancung. Semalam ternyata kekasihnya tidur di tepi ranjang bersandar satu tangan dan tangan satunya yang tetap menggenggam jemari Femila.
"Apa aku terlalu tampan? Sampai mata kamu tidak berkedip menatapku?"
"Issst, pede banget sih Mr.Flat." Kaget Femila sambil menghempaskan tangan Andra.
"Apa tidak ada sebutan lain selain Mr.Flat? Candanya yang kemudian mencium kening Femila." Pagi sayang." Sapanya kemudian.
Femila tersenyum hangat dengan perlakuan kekasihnya." Pagi juga sayang." Balas Femila dengan membelai pipi Andra.
Empat mata beradu tatap. Desiran nafas mereka terasa. Andra semakin mendekat dan sebuah kecupan berhasil mendarat di bibir Femila.
"Ehem, ehem."
Suara itu mengagetkan Femila dan Andra.
"Pagi kalian anak dan mantu mama." Sapa mama Anita. Mendekat ke arah Femila dan Andra.
"Pagi Ma," jawab Andra dengan tingkah malu.
"Bagaimana sayang, tadi malam tidurnya nyenyak?" Tanya mama Anita sambil menaruh barang yang dia bawa.
"Nyenyak Ma." Jawab Femila dengan membalas pelukan mamanya.
tok tok tok....
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Mama Anita sangat kaget dengan kedatangan calon besannya.
"Ya ampun jeng, katanya masih di Bali kok tiba-tiba sudah sampai di sini. Mari masuk.
"Mau ngasih kejutan sama kalian. Terutama menantu bunda. Hai sayang." Bunda Rima langsung memeluk calon menantunya. "Maaf ya, bunda baru bisa datang."
"Ya Bun."
tok tok tok.
"Selamat pagi."
"Pagi Dok...." Jawab kompak yang ada di ruangan.
"Bagaimana mbak Femila, semalam tidurnya nyenyak?"
"Nyenyak Dok." Jawab Femila.
"Perkembangannya cukup bagus. Mulai turun dari ranjang ya...melatih kaki biar tidak kaku. Tapi jangan terlalu dipaksakan kalau sudah lelah langsung istirakhat." Ucap dokter Wisnu sambil menaruh stetoskop di dada Femila dan sekilas membuka selimut Femila untuk melihat kaki Femila lalu langsung menutupnya.
"Ya dok." Jawab mama Anita.
"Saya permisi dulu."Pamit dokter Wisnu.
"Silahkan Dok.Terima kasih." Sahut mama Anita.
Bunda Rima masih terdiam menatap tidak percaya apa yang di dengar. " Kaki kamu bermasalah Fem?" Tanya bunda Rima dengan ragu.
Femila terdiam. Matanya kini berkaca-kaca mendengar pertanyaan bunda Rima.
"Kaki Femila diamputasi Bun." Lirih Andra namun masih terdengar oleh bunda Rima. Bahkan jawaban itu seakan menggema di telinga bunda Rima.
"Femi-la" Bunda Rima mendekat dan membuka selimut yang menutupi kaki Femila. Mulut bunda Rima menganga, menatap tak percaya dengan keadaan yang ada.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ifti Nisa
thor buat bunda rima ttp nerima femila.jadi menantunya dong thor
2022-08-29
0
enje aje
mampir😊
2021-11-29
0
Nur
kata kata nya bagus .
2021-08-18
0