Ternyata Arya menelepon Sandi karena mendapat sebuah pesan dari sandi 'Tuan besar aku besok ingin memberi hadiah yang akan diberikan Presdir William kepada keluarga nya setelah dia lulus kuliah. Itu semua karena aku prihatin akan keluarganya dan ingin memberikan sebuah pencerahan kepada keluarga Tn.muda' Itulah isi pesan Sandi kepada Arya.
Setelah membacanya Arya buru buru ingin menghubungi Sandi untuk menghentikan niatannya.
Sandi yang sedikit terkejut melihat yang menghubunginya ternyata Arya. Lalu mengangkat teleponnya dan berkata
"Hallo Tuan besar" Kata Sandi membuka pembicaraan
"Sandi apakah kau sudah memberikan rumah itu?" Tanya Arya sedikit khawatir
"Belum Tuan kenapa? bukannya ini hal yang bagus untuk aku lakukan?" Tanya Sandi
"Jangan kau lakukan! Bagaimana pun caranya tidak ada jalan terbaik, Paham!" Ucap Arya tegas
"Baiklah Tuan, maafkan saya jika sudah melakukan kesalahaan ini" Ucap Sandi meminta maaf kepada Arya atasannya tersebut.
"Oke aku memafkan mu, dan aku tau niat baikmu. Tapi bukan seperti ini caranya,hubungi saja Perusahaan Golden Classic, cari karyawan yang bernama Bramayanto." Ucap Arya
"Buat apa Tuan menyuruh saya mencari ayahnya Tn.Muda?" Tanya Sandi mengenali nama ayah William
"Perusahaan itu adalah cabang perusahaan kita. Suruh beri bonus kepada Bramayanto dan berikan hadiah rumah tersebut dan naikkan jabatannya" Kata Arya menjelaskan semuanya
"Baik Tuan semua akan saya laksanakan sesuai perintah" Ucap Sandi memahami niat Arya tersebut
"Baiklah jika sudah kau lakukan kabari aku segera" Sahut Arya
Lalu Sandi meletakkan ponselnya dan berkata kepada Aldo yang sedari tadi hanya diam saja
"Kau pergi saja dan soal tadi aku membatalkannya" Kata Sandi kepada Aldo
"Mengapa seperti itu Tuan?" Tanya Aldo bingung
"Kau akn tau nanti nya, sekarang kau pergi beristirahat dan pulang saja besok perusahaan akan libur dan kau berpura pura tidak tau hal ini besok" Ucap Sandi kembali
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi dulu" Kata Aldo lalu meninggalkan ruangan Sandi
Sandi yang melihat Aldo sudah keluar dari ruangannya segera menghubungi manajer Perusahaan Golden Classic.
Sandi yang dari tadi mencari cari nomor manajer perusahaan tersebut tidak menemukan di ponsel nya langsung menghubungi asisten nya
"Hallo, Siska apakah kau ada nomor manajer perusahaan Golden Classic? Cabang perusahaan kita" Tanya Aldo kepada Siska
"Sebentar Tuan saya mengecek terlebib dahulu" Sahut Siska
"Baiklah kalau ada langsung kirim nomor nya ke saya" Ucap Sandi lalu mematikan ponselnya.
Beberapa menit kemudian Siska mengirimi pesan kepada Sandi dan Sandi yang mendapat pesan. tersebut segera menghubungi nomor tersebut.
Akhirnya panggilan terhubung dan segera Sandi angkat bicara
"Hallo, Apakah benar ini dengan Hendra Agung manajer Perusahaan Golden Classic?" Tanya Sandi memastikan karena Sandi tidak terlalu kenal dengan manajer perusahaan ini
"Iya benar Tuan sendiri siapa?" Tanya Hendra juga
"Aku Sandi, manajer perusahaan pusat" Kata Sandi
"Oh Tuan Sandi ternyata, ada apa tuan menghubungiku?" Tanya Hendra bingung
"Begini, apakah ada karyawan perusahaan kalian yang bernama Bramayanto" Jawab Sandi
"Ada Tuan, pria tua ini kinerja nya sangat bagus dan aku menganggumi kemampuan kerjanya Tuan" Ucap Hendra memuji kemampuan Bram
"Begini, aku juga mengetahuk hal itu. Jadi aku ingin kau memberi nya bonus dan sampaikan kepadanya untuk pindah kerumah yang dekat dengan Perusahan pusat ini" Kata Sandi menjelaskan kepada Hendra
"Rumah mewah beserta Villa no 9 dijalan Brita jaya tersebut tuan?" Tanya Hendra terkejut dengan bonus yang didapatkan Bram
"Iyah benar, dan sekalian beri dia libur selama 7 hari, karena atas kabar anaknya yang belum ditemukan itu kau tau kan?" Ucap Sandi
"Baik Tuan, segera aku akan menyampaikan kepadanya" Sahut Hendra
"Baguslah, suruh dia langsung pulang untuk mengemas barang barangnya untuk segera pindah besok juga" Pinta Sandi
"Siap Tuan, anda tenang saja saya akan melakukannya tanpa kesalahan sedikit pun" Ucap Hendra
"Baiklah" Ucap Sandi sedikit lega dan mematikan teleponnya.
Hendra yang mendapat perintah ini langsung memberitahukan nya secepatnya dan memanggil Bram keruangannya. Hanya menunggu 10 menit akhirnya Bram sudah berada di ruangan Hendra.
"Tuan, ada apa memanggil saya keruangan anda?" Tanya Bram bingung akan panggilan ini
"Begini pak Bram, saya ingin memberi anda bonus karena melihat kinerja kerja mu sangat bagus dan ingin memberi temlat tinggal baru semoga bapak menerimanya dan tidak menolaknya" Ucap Hendra kepada Bram
"Tempat tinggal baru gimana Tuan?" Tanya Bram sekali lagi karena bingung dengan perkataan Hendra
"Oke begini pak, saya memberi rumah beserta villa di Jalan Brita Jaya sebagai bonus hasil kinerja mu" Ucap Hendra
"Apa Tuan serius? Bukankah harga rumah itu sangat mahal Tuan? Dan bukannya sudah ada yang mempunyai nya?" Tanya Bram berkali kali karena sangat terkejut mendengarnya
"Benar yang anda bilang, rumah itu mencakup nilai 10 milyar dan itu dibeli sudah lama oleh pemilik Perusahaan pusat kami sendiri. Rumah ini dibeli untuk dihadiahkan kepada cabang perusahaan untuk karyawan yang kinerjanya sangat bagus yaitu dirimu" Ucap Hendra
"Apa saya tidak salah dengar pak?" Tanya Bram dengan mimik wajah senang sekaligus kaget
"Benar pak Bram saya memberi ini kepada anda" Sahut Hendra sambil tersenyum
"Terima kasih Tuan, saya sangat senang dan akan lebih giat bekerja di perusahaan ini" Ucap Bram berterima kasih kepada Hendra
"Besok saja ucapkan rasa terima kasih mu itu kepada pusat perusahaan yang akan menemani mu pindah kerumah itu tersebut" Ucap Hendra sambil tertawa kecil lalu meminum teh nya
"Apa Tuan! besok langsung pindah?" Tanya Bram kaget dengan nada sedikit tinggi
Hendra yang kaget sedang mendengar nada suara Bram sedikit tersedak saat meminum teh
"Uhukk uhukk" Suara Hendra terbatuk batuk karena kaget
"Eeh maaf Tuan, saya tidak sengaja membuat anda kaget" Ucap Bram merasa bersalah
"Aah tidak apa apa, yasudah kau pulang sekarang bereskan barang barangmu besok pagi akan ada mobil yang menjemput kalian" Ucap Hendra
"Baik Tuan, sekali lagi saya sangat berterima kasih kepada Tuan" Balas Bram karena rasa senangnya
"Aah sudah kubilang besok saja sampaikan.Oh iya, satu hal lagi kau ambil saja cuti mu selama 7 harii untuk menikmati rumah barumu itu" Ucap Hendra tersenyum
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi sekaligus pamit untuk pulang terlebih dahulu" Sahut Bram
"Baiklah silahkan" Balas Hendra lega sudah melakukan tugasnya dengan lancar meski sedikit tersedak ketika hendak meminum teh panas miliknya.
Skip
Sesampainya di rumah Bram begitu senang membuka pintu rumahnya dan memanggil istri tercintanya untuk memberi tau tentang hal ini.
"Mamaaah..... maaaa..... sayaaang......" Teriak Bram memanghil istrinya karena tidak menemukan istrinya di Ruang tamu. Lalu Bram berjalan menuju ke kamarnya dan ternyata melihat istri nya tertidur pulas di kamar.
"Oh ternyata tidur, yasudah lah aku bereskan barang barang terlebib dahulu. Eeh Alena dimana yah? kok aku ga melihat nya? apa masih mengurung diri dikamar?" Ucap Bram di dalam hatinya sambil memikirkan putrinya dan menuju ke kamar Alena
Disaat Bram membuka pintu kamar Alena dan ternyata dugaan Bram benar anak bungsu nya ini sedang duduk di dekat jendela dan melihat ke arah luar jendela.
Bram yang melihat ini segera mendekati anaknya dan berkata
"Alena kamu udah makan tadi?" Tanya Bram kepada Alena sambil memegang bahu anaknya dari belakang
"Eeh papah? tumben cepat pulang nya" Tanya Alena kaget lalu membersihkan sisa air mata yang ada pipinya
"Barusan, dan papah ada kabar bagus" Ucap Bram girang sambil memeluk anaknya
"Kabar bagus apa pah?" Tanya Alena penasaran
"Besok kita pindah ke rumah baru" Ucap Bram sambil tersenyum bahagia kepada anaknya
"Serius pah?" Tanya Alena sedikit gembira
"Iyah serius, jadi ayo bantu papah beres bereskan barang. Besok kita langsung pindah kerumah baru kita" Kata Bram kepada Alena
"Yaudah pah, aku bereskan barang barang aku dulu yah. Tapi mamah mana?" Tanya Alena karena tidak melihat ibunya
"Mamah lagi tidur jadi kita aja dulu beres bereskan barangnya. Kamu kalau udh siap bereskan barang milikmu segera masak yah" Ucap Bram sambil mengacak rambut Alena
"Siap pah" Balas Alena lalu membereskan barang barang miliknya
Malam hari pukul 07.00 tampak semua barang barang sudah dibereskan oleh Bram beserta anak dan istri yang sudah bangun tadi soree. Lalu di meja makan tampak mereka ingin makan untuk memulihkan tenaga mereka setelah membereskan barang barang yang akan dibawa dirumah baru mereka besok.
Siti yang pensaran seperti apa rumah baru mereka langsung bertanya kepada sang suami
"Pah, emang rumahnha besar yah pah?" Tanya Siti pensaran
"Sangat besar mah, rumah terbesar di kota ini mamah tau kan?" Sahut Bram dengan girangnya
"Iyah tau, yang di jalan Brita jaya itu kan?" Jawab Siti
"Nah, di situ kita akan tinggal" Balas Bram dengan bangganya
"Apa! Papah tidak sakit kan? mana mungkin kita tinggal di rumah itu pah? kan harganya sangat mahal? sedangkan gaji papah aja hanya seratus juta, masa iyah kasih bonus sebesar ini" Tanya Siti dengan kaget dan tidak percaya akan hal ini
"Papah serius mah, kalau tidak percaya besok lihat aja rumah baru kita itu" Ucap Bram membela dirinya
"Bukan tidak percaya, cuman kan tidak mungkin kita tinggal di rumah sebesar itu sedangkan jabatan kamu tidak sesuai dengan rumahmu ini" Ucap Siti kembali masih tidak percaya
"Besok saja kita buktikan mah. Besok pagi kita dijemput dan akan pindah kesana" Ucap Bram sedikit kesal dan menuju ke kamarnya meninggalkan Siti dan Alena di meja makan
"Lihat tuh papah mu, mimpi nya terlalu ketinggian" Ucap Siti kepada Alena sambil mengejek suaminya
"Hahaha.... mamah bisa aja. Lagian papah pasti tidak bohong" Ucap Alena tertawa dan membela ayah nya
" Hemmm.... terserah kamu deh, yaudah sekarang bantu mamah bereskan ini semua oke" Ucap Siti kepada Alena
"Baik mah" Sahut Alena sambil menyimpan piring
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments