Sisi Kelam

Flashback

Aku hanya bisa diam dan pasrah saat tanganku diborgol dan dibawa paksa. Bahkan saat aku dimasukkan ke dalam mobil patroli dengan paksa dan duduk diapit dua polisi berwajah bak preman aku hanya bisa diam.

"Lagi sakaw nih bocah! Masih belum nyadar dia. Ha..ha..ha..." polisi berpakaian preman yang duduk di sebelah kananku tertawa terbahak-bahak.

"Iya. Nanti pas bangun udah di sel baru deh nangis manggil mama....mama..... Ha...ha....ha... Muka anak orang kaya begini!" Polisi di sebelah kiriku menimpali.

Aku hanya diam tak menimpali. Rasanya tubuhku menggigil. Dingin.

"Gemetaran dia! Lagi sakaw abis ya? Ha....ha....ha..." mereka menertawaiku.

Kenapa malah menertawaiku? Aku gemetaran nih! Kenapa malah ditertawai?

Dan mobil pun membawaku entah kemana. Yang pasti kantor polisi. Aku tidak bisa berpikir jernih. Saat ditanya nomor kontak yang bisa dihubungi, aku lupa semua nomor.

Polisi membuka paksa Hpku dengan finger scan. Mencari kontak yang dekat denganku.

Tak lama aku diinterogasi. Ditanya beli shabu pada siapa? Aku jawab si Kalajengking.

Polisi malah memaksaku memberitahu identitas si Kalajengking. Apa aku mengenal jaringannya yang lain.

Aku jawab tidak tahu. Memang kenyataannya aku tidak tahu apa-apa tentang si Kalajengking. Hanya tau nomor Hp dan dia punya tatoo Kaajengking.

Buukkkk...

Sebuah pukulan melayang ke perutku. Membuat tubuhku terasa sakit.

Rupanya jawaban tidak tahu membuat si penyidik tak puas. Apa yang harus aku jawab?

Pertanyaan demi pertanyaan kembali diajukan. Mau jawab apa selain tidak tahu?

Buukkkk...

Kembali aku dikasih bogem mentah. Awww...

"Aku mau jawab apa? Aku enggak tau! Aku hanya kenal si Kalajengking saat beli shabu! Aku enggak tau apapun tentang si Kalajengking itu!" aku pun meluapkan emosiku.

Dan kembali aku mendapat bogem mentah. Membuatku sakit sampai terbatuk-batuk.

"Lepasin Ted! Itu anaknya Kusumadewa. Bisa habis kamu kalau Bapaknya marah!" seorang polisi yang sepertinya berpangkat lebih tinggi datang dan menghentikan penyidik yang dipangg 'Ted' berhenti memukuliku.

"Enggak mau ngaku dia!" si Ted itu berusaha membela diri.

"Mungkin memang tidak tahu? Bawa anak itu ke depan! Ada adiknya di depan!"

Adik? Leo? Leo datang? Aku mengangkat wajahku dengan penuh semangat. Leo pasti bisa mengeluarkanku. Pasti!

Dengan langkah lunglai dan perut yang teramat sakit, aku dibawa menemui Leo.

Leo terlihat amat khawatir. Ia berdiri dari duduknya saat melihatku datang.

"Cat!" matanya menyiratkan kekhawatiran yang besar padaku.

Mata yang selama ini membuatku sebal. Mata yang mengharapkan kasih sayang Mama dan Papa. Mata yang membuatku merasa kasihan dibuatnya.

"Gimana keadaan kamu Cat? Kamu," Leo berbisik pelan menurunkan suaranya. "Enggak dipukulin kan?"

Dasar bodoh! Pertanyaan macam apa itu? Enggak bisa lihat apa aku datang sambil terbungkuk-bungkuk memegang perutku.

"Udah sewa pengacara belum?" aku mengacuhkan pertanyaan Leo. Selagi aku bisa berpikir jernih, aku menyanyakan tentang kepentinganku dulu.

"Udah. Pak Sony udah aku hubungi dan mengurus semuanya. Tapi prosesnya agak sulit. Sepertinya enggak semudah itu langsung keluar."

"Maksudnya gimana? Enggak bisa langsung keluar? Suaplah!" emosiku memuncak mendengar perkataan Leo.

"Enggak bisa, Cat! Keluarga kita sedang disorot wartawan! Papa ditangkap karena penyuapan. Enggak mungkin aku melakukan hal yang sama!"

"Ya pikirin lah caranya! Pokoknya aku mau keluar secepatnya!"

Waktu berkunjungku habis. Aku kembali ke dalam sel yang sudah tau lah gimana keadaan di sel. Pembullyan. Aku menahan saja semua penyiksaan yang kurasakan.

Leo masih sering mengunjungiku. Membawakanku makanan yang hanya kusambut dengan omelan dan makian atas ketidakbecusannya mengeluarkanku dari penjara.

Aku harus mengikuti prosedur hukum yang ada. Menjalani persidangan. Menghadapi tatapan jaksa dan hakim yang siap mengeksekusiku.

Untunglah Pak Sony merupakan salah satu pengacara hebat yang Leo sewa. Aku berhasil lepas dari hukuman penjara namun harus direhabilitasi.

Rehabilitasi bukanlah yang menyadarkanku dari barang haram bernama sabu-sabu itu. Yang menyadarkanku adalah...

"Nih, Cat! Aku bawain siomay. Asli ikan tenggiri. Tadi di jalan aku lihat tukangnya antri banget. Cobain deh enak."

"Cat, Papa minta dibawain ayam bakar. Sekalian aku bawain buat kamu. Nih bagi-bagi ke teman kamu dan petugas yang lain ya."

"Cat, aku besok enggak bisa datang dulu ya. Aku harus menghadiri sidang ceraiku. Nanti kalau udah beres, aku kesini lagi. Jaga diri ya Cat!"

Dan aku kehilangan saat Ia tak datang beberapa minggu kemudian.

Anak laki-laki yang selalu dinomorduakan kehadirannya di rumah kami. Anak laki-laki bermata sendu yang selalu haus akan kasih sayang keluarganya.

Ya, Leo yang menyadarkanku kalau aku sudah berbuat jahat pada adikku sendiri. Adik yang hanya demi keegoisanku sampai pindah kuliah. Adik yang terlalu banyak mengalah demi kakaknya yang childist.

Aku menantikan kedatangan Leo. Hanya Leo saja yang rutin mengunjungiku selama rehabilitasi. Sedangkan Mama? Entahlah apa yang Ia lakukan.

"Ada tamu tuh yang nyariin!" aku pun dengan semangat menghampiri. Pasti Leo yang datang nih. Yess... Ada makanan dan buku bacaan yang dia bawakan deh pasti.

Ternyata yang datang bukan Leo, melainkan Mama.

Mama langsung memelukku erat. Menangis di dadaku sampai baju yang kupakai basah oleh air matanya.

"Maafin Mama Sayang.... Mama bukan tidak mau membesuk kamu. Tapi... Mama enggak tega.... Mama sedih melihat keadaan kamu sekarang." ujar Mama sambil menangis sesegukan.

Aku hanya diam saja. Antara percaya atau tidak.

"Seandainya Mama enggak kasih kamu uang waktu itu.... Pasti kamu enggak akan tambah kecanduan dan enggak akan mengalami keadaan yang seperti ini."

Bukan, Ma. Bukan karena Mama. Aku sudah menjadi pemakai sebelum Mama memberikan aku uang.

Ingin rasanya aku berkata seperti itu. Namun lidahku kelu. Aku hanya bisa menatap Mama dalam diam.

"Oh iya, Mama membawakan kamu makanan. Leo bilang, kamu paling suka kalau dibawain cemilan. Mama bawa banyak makanan buat kamu. Dimakan ya. Kamu sekarang kelihatan kurus." Mama menatapku penuh kekhawatiran.

"Leo mana?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulutku.

Mama menunduk sedih. "Leo lagi banyak masalah. Selain menghadapi sidang cerai juga harus mengurus perusahaan. Belum ngurusin Papa kamu yang rewel dan juga.... ngurus perceraian Mama."

Aku mengha nafas berat. Kasihan. Aku hanya menambah beban berat Leo. Pasti anak itu sangat terpuruk saat ini.

"Bilang sama Leo, jangan sering kesini. Urusin perusahaan dan perceraiannya saja. Jangan khawatirin aku. Aku baik-baik saja kok."

Namun Leo tidak mendengarkan perkataanku. Ia tetap saja rajin mengunjungiku.

Perlahan matanya yang haus akan kasih sayang mulai membuatku terbiasa. Ia terus datang dan membawakanku makanan beserta buku bacaan.

Saat waktu rehabilitasiku sudah selesai, saat itu pula Ia sudah berhasil membangun kembali perusahaan Papa yang terpuruk. Hebat.

Aku tak pernah menyangka, Leo si anak biasa saja yang IPKnya jauh dibawahku bahkan mampu membuat perusahaan jauh lebih maju dalam waktu singkat dibanding saat dipimpin Papa.

Apa ini karena Leo bijaksana? Karena keputusan yang Leo buat demi kemaslahatan orang banyak?

Pak Sony, pengacara keluargaku tiba-tiba datang menemuiku. Ia disuruh Papa menyampaikan padaku bahwa aku bisa menggantikan posisi Papa sebagai pemimpin perusahaan yang sebenarnya.

Aku merasa galau dan bimbang. Rasanya aku seperti mengambil mainan yang sedang dipegang oleh adikku. Dulu saat rebutan Lidya aku memang mau menang bersaing dengan Leo. Tapi tidak kali ini.

Ada rasa bersalah yang mulai bergelayut di dadaku. Membayangkan aku dengan mudahnya merebut apa yang Leo bangun dengan susah payah rasanya seperti tak tahu diri.

Aku memutar otakku. Gimana caranya aku mundur dari keputusan Papa tanpa menyakiti hati siapapun?

Ya, aku harus mundur. Aku tak mau lagi merebut sesuatu yang bukan menjadi milikku lagi.

Aku pun mulai mengacaukan terapi rehabilitasiku. Membuat ulah dan membuat onar. Sampai akhirnya aku memohon agar masa rehabilitasiku diperpanjang lagi.

Aku akhirnya di rehabilitasi untuk yang kedua kalinya. Menghabiskan hari-hariku yang panjang sambil menata diri.

Baru kali ini aku membuat keputusan yang merugikan tapi aku tak menyesal. Saat aku keluar rehab, Leo semakin hebat lagi memimpin perusahaan.

Dua tahun lamanya aku menjalani rehabilitasi. Lebih lama daripada masa tahanan Papa. Bagaimana keadaan rumah sekarang?

Papa yang menjemputku. Ia menyambut hangat kepulanganku. Berbeda. Papa benar-benar berbeda. Seperti terlahir kembali. Aku pun harus seperti Papa yang terlahir kembali dan memulai hidup baru.

Setelah di drop Papa depan rumah, Papa pun pergi. Aku memperhatikan rumahku yang tak banyak perubah. Deretan mobil Ferrari dan Lamborgini milikku yang masih tetap terawat mulus.

Cih... Kenapa sekarang udah enggak keren lagi ya di mataku?

Aku malah menghampiri mobil Jazz milikku. Untunglah ada mobil yang biasa saja ini. Papa sudah pulang berarti ATM-ku sudah tidak diblokir lagi. Tapi untuk apa?

Aku lalu berkenalan dengan Maya. Membuatku tertarik dengan sosoknya yang oon namun hangat.

Namun harapanku langsung pupus saat tahu kalau Maya adalah mantan istri Leo dan mereka dalam proses rujuk meski aral melintang di depan mereka masih panjang.

Aku merasa kembali memiliki teman. Aku pun meminta Papa memasukkanku bekerja di perusahaan.

"Kamu mau menjabat jadi apa? Presdir, direktur atau manager?"

Lagi-lagi aku dinomorsatukan dan Leo akan disingkirkan jika aku memilih menjadi presdir. Huft... Aku tak mau itu.

Rasanya aku seperti membalas air susu dengan air tuba. Membalas kebaikan Leo selama ini padaku dengan pengkhianatan.

Sepertinya Papa sengaja mengujiku. Ia mau tahu apakah aku serakah atau tidak. Papa salah. Aku sudah tidak tertarik lagi dengan harta benda seperti dulu.

Aku malah memilih menjadi marketing dan bekerja dimulai dari nol. Aku mencukur rambut gondrong, kumis dan jenggot yang hampir tak pernah kuurusi sejak dua tahun lalu.

Kuputusanku tepat sekali. Mungkin Allah mau memberikanku kesempatan kedua memulai hidupku yang kelam. Dan mengenal Delima...

"Kamu beneran milih jadi marketing Cat?" tanya Leo saat aku sedang packing baju untuk pergi ke luar kota.

"Bener. Kenapa?"

"Enggak mau pindah bagian aja? Atau mau ke audit biar bareng aku dan Maya?" sepertinya Leo merasa tak enak hati karena aku hanya memilih menjadi marketing dibanding posisi penting lainnya.

"Enggak. Santai aja, Bro. Im fine." aku menepuk bahu Leo pelan.

"Besok lagi pegang proyek apa?"

"Lagi megang perumahan. Aku jadi sales rumah besok. Papa bilang nyoba segala marketing biar aku bisa bantuin kamu. Kamu di dalam perusahaan, aku di luar. Ngelobby nyari ladang bisnis baru."

"Besok kemana?" Leo makin terlihat tak enak.

"Surabaya." aku memasukkan kemeja kerjaku ke dalam koper berukuran 16". Koper mini. Hanya agar kemeja kerjaku tidak lecek.

"Berapa orang yang kesana?"

"Hmm... 6. Bagi tugas. 3 orang megang property, 3 lagi megang f&b." aku juga membawa handuk. Tak mau pakai sembarang handuk hotel.

"Baiklah. Good luck ya. Kalau mau pindah bagian, bilang aja ya. Aku balik ke kamar dulu." kuacungkan jempol mengiyakan perkataan Leo.

Dan aku pun bertugas ke Surabaya. Setelah menaruh koper ke hotel, aku pun pergi ke Mall tempatku bekerja.

Di tengah lobby sudah ada SPG cantik dengan dandanan yang akan memikat hati pembeli. Sudah dirancang seperti itu. Apalagi ini event yang lumayan besar. Harus mencapai target yang telah di tentukan.

Di sebelah tempat kami ada stand salah satu bank swasta. Menawarkan berbagai produk perbankan dengan beragam promosi.

Mataku terpaku pada seorang perempuan bermata sama seperti mata Leo. Mata yang haus akan kasih sayang.

Melihatnya membuatku teringat pada Leo. Mata yang membuatku benci melihatnya karena membuatku semakin merasa bersalah.

Aku tak tahu siapa namanya, namun Ia mulai mengusikku. Ia duduk diam di paling belakang. Asyik berkutat dengan laptop miliknya.

Pandanganku teralihkan ke cewek-cewek cantik berseragam bank yang sedang berbisik-bisik sambil sesekali matanya melirik ke arah si pemilik mata sendu itu.

Aku tahu mereka sedang membicarakan si mata sendu. Biasalah cewek-cewek memang suka begitu. Ngomongin orang di depan orangnya langsung.

Mall masih sepi. Belum banyak pengunjung. Maklum hari kerja. Aku jadi bisa memperhatikan dengan lebih seksama lagi.

Cewek-cewek cantik itu sesekali tertawa cekikikan, menertawakan si mata sendu yang terlihat tak ambil pusing dengan apa yang mereka lakukan.

Aku kembali fokus bekerja dan tak memperhatikan apa lagi yang terjadi. Ketika akhirnya aku harus ke kamar mandi, aku mendengar suara anak cewek sedang menggosip.

"Memangnya enggak ada perwakilan dari pusat yang lebih cakep lagi apa? Gendut gitu disuruh ikut pameran. Bikin nasabah males dateng ke booth kita deh!"

Aku berhenti di dekat pintu masuk. Tak buru-buru keluar. Mendengarkan lagi percakapan dua cewek julid itu.

"Iya. Kayak buntelan kentut gitu disuruh dateng ke booth. Gimana mau sampai target kita? Sia-sia banget dandan cantik kalau ada dia disana. Enggak guna tau enggak!"

Wow... Cewek kalau udah ngegosip suka sadis. Enggak diayak dulu kalau ngomong. Enggak mikir perasaan orang. Hah... Males dengerin kayak gini lebih lama.

Aku pun keluar kamar mandi dan melihat si mata sendu yang berdiri di luar pintu kamar mandi. Matanya berlinang air mata.

Damned!

Ini kelemahanku. Please... Jangan lagi liat mata sendu kayak gitu lagi! Tanpa pikir panjang aku menarik tangan si mata sendu dan berjalan menjauh dari kamar mandi.

Terpopuler

Comments

ani surani

ani surani

all in 1 bgt ya Leo 🙄

2024-11-06

0

Aysana Shanim

Aysana Shanim

Baca novel ini bikin aku tau pov dari sudut pandang Richard dan apa saja yg terjadi padanya.

2023-12-29

0

Aysana Shanim

Aysana Shanim

Tuu kan kasian banget leo disini 😢 sebelum Richard jadi kakandanya maya aseli kesel banget sama dia 🤣😅

2023-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 Lupa Atau Pura-Pura Lupa
2 Si Barang Branded Berjalan
3 Meledaknya Bom Atom
4 Ijin
5 Jalan-jalan ke Mall
6 Runtuhnya Masa Kejayaan
7 Sisi Kelam
8 Toxic People
9 Curiga
10 Pemandangan Indah Di Pagi Hari
11 Babang Icad
12 Happy Birthday
13 Calon Istri
14 Menepati Janji
15 Berdamai Dengan Masa Lalu
16 The Untold Story
17 Mobil Yang Bikin Kagum
18 Buah Dari Kebaikan
19 Tipikal Menantu Idaman
20 Menata Hati-1
21 Menata Hati-2
22 Kesempatan Yang Akhirnya Datang Juga
23 Bridal Shower
24 Dibalik Wajah Merah Merona-1
25 Dibalik Wajah Merah Merona-2
26 Tawaran Yang Masih Berlaku
27 Menyatukan Kepingan Hati
28 Restu-1
29 Restu-2
30 Sebuah Kenyataan Pahit
31 You Are Not Alone
32 Breakfast With Love
33 Mamah Sri Beraksi
34 Balada Jemuran
35 Titanic
36 Klepek-Klepek
37 Gombal Terooos
38 Teman Lama-1
39 Teman Lama-2
40 Zakaria
41 Cahyani
42 Ridwan dan Luthfi
43 Gombal Lagi
44 Family Time
45 Durian
46 Lamaran
47 1 % Kesempatan
48 Bimbang
49 Stalking
50 Mendekati Hari-H
51 Kevin
52 Akad Nikah
53 50 First Date
54 Our First Kiss
55 Suamiku Adalah Pimpinan Cabangku
56 Pesona Sang Casanova-1
57 Pesona Sang Casanova-2
58 Pertengkaran Pertama
59 Terbentang Jarak
60 Mengenalmu Lebih Dekat-1
61 Mengenalmu Lebih Dekat-2
62 You and your world
63 Me and My World
64 Disini Tanpamu
65 Duniamu
66 Duniaku
67 Orang Julid Adalah Teman Yang Tertunda
68 Saat Kau Jauh-1
69 Saat Kau Jauh-2
70 Profesional Dalam Bekerja
71 Nona Manis
72 Me and You = Kita
73 We Time, Only You and Me
74 If You Know, How Much I Love You
75 3 L (Lelah, Letih, Lesu)
76 GIrls Talk
77 Perselisihan di Depan Ruang Operasi
78 Bandung Lautan Amarah-1
79 Bandung Lautan Amarah-2
80 Bandung Lautan Amarah-3
81 Bandung Lautan Maaf
82 Concealer Tak Bisa Menutupi Semuanya
83 Riya Membawa Masalah
84 Tak Bisa Tidur Sendiri
85 Terpaan Gosip-1
86 Terpaan Gosip-2
87 Salah Strategi
88 Bullying
89 Gerry
90 Firasat
91 Over Protected-1
92 Over Protected-2
93 Richard Kusumadewa
94 Kekhawatiran Keluarga Kusumadewa
95 Memaafkan Bukan Berarti Selesai Begitu Saja
96 Pecel Lagi... Pecel Lagi....
97 Pesta Resepsiku
98 Like Father Like Son
99 JENAKA
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lupa Atau Pura-Pura Lupa
2
Si Barang Branded Berjalan
3
Meledaknya Bom Atom
4
Ijin
5
Jalan-jalan ke Mall
6
Runtuhnya Masa Kejayaan
7
Sisi Kelam
8
Toxic People
9
Curiga
10
Pemandangan Indah Di Pagi Hari
11
Babang Icad
12
Happy Birthday
13
Calon Istri
14
Menepati Janji
15
Berdamai Dengan Masa Lalu
16
The Untold Story
17
Mobil Yang Bikin Kagum
18
Buah Dari Kebaikan
19
Tipikal Menantu Idaman
20
Menata Hati-1
21
Menata Hati-2
22
Kesempatan Yang Akhirnya Datang Juga
23
Bridal Shower
24
Dibalik Wajah Merah Merona-1
25
Dibalik Wajah Merah Merona-2
26
Tawaran Yang Masih Berlaku
27
Menyatukan Kepingan Hati
28
Restu-1
29
Restu-2
30
Sebuah Kenyataan Pahit
31
You Are Not Alone
32
Breakfast With Love
33
Mamah Sri Beraksi
34
Balada Jemuran
35
Titanic
36
Klepek-Klepek
37
Gombal Terooos
38
Teman Lama-1
39
Teman Lama-2
40
Zakaria
41
Cahyani
42
Ridwan dan Luthfi
43
Gombal Lagi
44
Family Time
45
Durian
46
Lamaran
47
1 % Kesempatan
48
Bimbang
49
Stalking
50
Mendekati Hari-H
51
Kevin
52
Akad Nikah
53
50 First Date
54
Our First Kiss
55
Suamiku Adalah Pimpinan Cabangku
56
Pesona Sang Casanova-1
57
Pesona Sang Casanova-2
58
Pertengkaran Pertama
59
Terbentang Jarak
60
Mengenalmu Lebih Dekat-1
61
Mengenalmu Lebih Dekat-2
62
You and your world
63
Me and My World
64
Disini Tanpamu
65
Duniamu
66
Duniaku
67
Orang Julid Adalah Teman Yang Tertunda
68
Saat Kau Jauh-1
69
Saat Kau Jauh-2
70
Profesional Dalam Bekerja
71
Nona Manis
72
Me and You = Kita
73
We Time, Only You and Me
74
If You Know, How Much I Love You
75
3 L (Lelah, Letih, Lesu)
76
GIrls Talk
77
Perselisihan di Depan Ruang Operasi
78
Bandung Lautan Amarah-1
79
Bandung Lautan Amarah-2
80
Bandung Lautan Amarah-3
81
Bandung Lautan Maaf
82
Concealer Tak Bisa Menutupi Semuanya
83
Riya Membawa Masalah
84
Tak Bisa Tidur Sendiri
85
Terpaan Gosip-1
86
Terpaan Gosip-2
87
Salah Strategi
88
Bullying
89
Gerry
90
Firasat
91
Over Protected-1
92
Over Protected-2
93
Richard Kusumadewa
94
Kekhawatiran Keluarga Kusumadewa
95
Memaafkan Bukan Berarti Selesai Begitu Saja
96
Pecel Lagi... Pecel Lagi....
97
Pesta Resepsiku
98
Like Father Like Son
99
JENAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!