Veli kini tengah membuat kue tart coklat kesukaan Aran, sebab hari ini Aran memang berulang tahun. Sebenarnya Veli bisa saja memesan atau minta di buatkan oleh juru masak di rumahnya, akan tetapi ia ingin ulang tahun Aran yang kali ini berbeda dari ulang tahun sebelumnya sebelum mereka menikah. Sebab ini adalah pertama kalinya Aran ulang tahun saat sudah memiliki seorang istri, begitu pun Veli yang ingin membuat Aran merasa lebih bahagia dengan kue tart coklat buatannya. Walau pun Veli belum terlalu pandai membuat kue, tapi ia tetap berusaha sebaik mungkin di bantu oleh beberapa Art tentunya. Sebab ia takut terlalu lelah, dan para Art akan menjadi sasaran amukan sang suami yang melarangnya untuk bekerja sampai lelah.
"Selesai," Veli menatap kue tart yang telah selesai ia hias dengan secantik mungkin, "Sum, saya ke kamar dulu. Mau mandi dan siap-siap, tolong ku bereskan yang berantakan ini," titah Veli menunjukan sisa-sisa bahan yang masih tersisa.
"Baik nyonya."
Veli keluar dari dapur, ia menaiki tangga. Hingga ia sampai di kamar dan cepat-cepat mandi serta memakai gaun yang sudah ia siapkan untuk menyambut Aran yang akan segera pulang. Veli menatap dirinya di cermin besar, ia rasa penampilannya sudah cukup cantik dengan polesan mak-up tipis yang ia pakai, "Udah cantik, sekarang aku waktunya turun. Kasian yang lain pada nungguin," kata Veli.
Veli kembali turun dengan hati-hati, sebab perutnya yang mulai membuncit membuatnya sedikit sudah berjalan. Hingga akhirnya Veli sampai di lantai satu, Veli memandang dekorasi di ruangan tersebut dengan senyuman. Sebab ide dekorasi itu tidak lepas dari Ratih dan Sinta, juga di bantu oleh semua anggota keluarga mereka.
"Aduh anak Mami, cantik ya MasyaAllah...." Ratih tersenyum lembut melihat Veli dengan balutan gaun yang begitu Anggun, (Lihat visual Aran dan Veli di cover ya teman-teman).
"Mami bisa aja," Veli tersenyum bahagia mendapat pujian dari sang mertua.
"Mi itu mobil Aran deh kayaknya," Anggia yang mengintip dari jendela dengan cepat mengabari Ratih dan yang lainnya untuk bersiap-siap memberi kejutan pada Aran.
"Okeh.....semua siap ya," kata Sinta yang juga tersenyum.
Semua keluarga bersembunyi dan lampu yang terang di matikan hingga suasana menjadi redup dan gelap gulita, lalu Veli berdiri di depan pintu sambil memegang kue dengan lilin yang sudah di nyalakan.
Aran yang turun dari mobil mulai mendorong pintu, ia melihat dalam rumah yang begitu gelap gulita. Kemudian ia menatap seorang wanita dengan kue di tangannya, Aran tau itu Veli. Tapi semuanya untuk apa Aran sama sekali tidak mengeri.
"Sayang kamu sedang apa?" tanya Aran mendekati Veli.
"Happy birthday to you my husband," Veli tersenyum penuh cinta pada Veli.
"Ya ampun sayang, Mas lupa," Aran menepuk jidatnya karena melupakan hari ulang tahunnya sendiri. Sebab ia terlalu fokus pada permasalahan yang tengah menghantamnya, itu pun demi melindungi istri nya. Hingga ia benar-benar ingin semua segera terselesaikan, sebab ia tidak rela bila seujung rambut Veli saja tersakiti.
"Lupa?" Veli bingung juga mengapa Aran bisa lupa pada ulang tahunnya itu.
"Hehehehe," Aran terkekeh, "Thanks you my wife, I love you so much my heavenly angel," Aran menatap Veli dengan cinta yang begitu besar, ia mengecup kening Veli dengan begitu lama karena terharu dengan apa yang saat ini di siapkan Veli untuk dirinya.
"Hehehe....." Veli tersenyum sambil menunjukan dua baris gigi rapinya.
"Istri Mas kok cengengesan sih," tanya Aran bingung, padahal Veli merasa malu karena banyak yang bersembunyi sedang memperhatikan mereka.
"Nggak papa."
"Tapi istri Mas, cantik banget sih. Jadi pengen," Aran mulai menatap Veli dengan pandangan yang lain, Veli mengerti itu adalah pandangan Aran yang mulai lapar dan akan segera menjadikanya mangsa. Dan benar saja, Aran mulai mendekatinya, bahkan pandangannya mulai berfokus pada bibir merah merekah Veli.
"Mas, jauh-jauh," Veli berusaha menjauh tapi Aran malam memegang pinggang Veli.
"Kenapa?" tanya Aran berkabut gairah.
"Nanti kuenya jatuh."
"Yasudah taruh saja di meja dulu," Aran mengambil kue itu dari tangan Veli, dan meletakannya di atas meja.
"Tapi Mas."
"Udah nggak papa."
"Kita makan kue nya dulu, tiup lilin juga belom," kata Veli sambil berusaha menjauh, tapi Aran malah semakin memeluk pinggangnya semakin erat saja. Bahkan Veli semakin kesulitan untuk bergerak.
"Ya.....tapi Mas mau nya makan kamu dulu," jawab Aran yang kini memegang tengkuk Veli, dan menariknya agar mendekat padanya.
"Tapi Mas....." bibir Veli berhasil di bungkam Aran, bukan dengan tangan melainkan dengan bibirnya juga.
Veli masih berusaha untuk lepas dari Aran, hingga sedetik kemudian lampu menyala dengan terangnya. Aran shock dan ia melepaskan Veli dengan cepat, dan memandangi sekitarnya yang di hiasi begitu indah. Mata Aran dan mata Sinta bertemu, kemudian Ratih dan yang paling memalukan di sana ada Laras sang mertua.
"Sayang kamu kok nggak bilang, di sini hanya orang," kata Aran dengan suara pelan.
"Kalau di bilang bukan kejutan dong Mas nanya," jawab Veli yang masih kesal karena malu.
"Enak ya? Kita di sini sembunyi. Elu malah datang langsung main sosor aja ya," kata Bilmar yang sedari tadi juga berdiri di kegelapan dan melihat pertunjukan yang membuatnya ikut panas.
"Sialan lu, lu tadi bilang buru-buru pulang karena Alif dan Alma. Tapi ternyata lu di sini," Aran ingat beberapa saat lalu saat Bilmar yang bersamanya mendadak pulang dengan alasan kedua anaknya.
"Itulah gw setianya sama lu, tapi lu malah berbuat tidak senonoh di depan gw," jawab Bilmar.
"Maaf deh....." Aran mengusap wajahnya dengan kasar dan ia sangat malu atas apa yang ia lakukan tadi.
"Dasar anak muda, tidak tau waktu dan tempat," omel Ratih.
"Hehehehe......" Aran tersenyum kecup menatap Veli.
"Udah, ayo kita tiup lilinnya bareng-bareng," Sinta mengambil kue yang tadi di letakan Veli di meja, dan mendekatkannya pada Aran, "Ayo di tiup," kata Sinta dan Aran langsung meniupnya.
"Makasih Ma," Aran tersenyum bahagia serta terharu.
"Ini kue buatan Veli, jadi kamu kalau mau bilang terima kasih, bilang sama Veli," Sinta menatap Veli yang juga tengah menatap nya.
"Khumairah sayang, istri cantik ku. Terima kasih banyak. Terima kasih untuk kerja keras mu ini, terima kasih sudah mengandung anak ku, terima kasih sudah hadir di hidup ku, terima kasih kau sudah melengkapi kekurangan ku. Aku mencintai mu, sekarang nanti Dan selamanya bidadari surga ku."
Veli meneteskan air matanya mendengar kata manis Aran, ia terlalu terharu hingga tangis bahagia itu datang begitu saja.
"Kok nangis?" tanya Aran, namun Veli tidak menjawab ia hanya memeluk Aran dengan erat. Untuk mengungkapkan bertapa ia bahagia karena sudah di cintai sebesar saat ini.
***
Like dan Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Chodhyland
so sweet aran...
2022-05-31
0
Foeah 154
jadi inget dulu2 thor aq
2022-04-16
0
Dwi Apriyanti Ningsih
romantis bgt mas aran
2021-10-04
1