Dua hari sudah berlalu dan Aran pun sudah di perbolehkan pulang, bahkan hari ini ia sudah pergi ke kantor sementara Veli masih di rumah karena ia sedang tidak ingin pergi dan Aran pun berjanji setelah pekerjaannya selesai ia akan cepat-cepat. Karena jika tidak mengatakan itu Veli sangat melarangnya untuk pergi, karena Aran masih harus menjalani pemulihan. Dan di sinilah Aran sekarang, ia berada di kantor polisi bersama dengan Bilmar dan Vano untuk menemui Harlan di sana. Untuk apa lagi mereka menemui Harlan? Tentu saja untuk menyelesaikan semuanya, meluruskan segala kesalah pahaman yang terjadi. Sebab Aran tidak mau mengambil resiko, meskipun Harlan berada di balik jeruji besi bisa saja ada orang di luar sana yang bekerja atas perintah Harlan.
"Ingat Harlan, aku tidak bernah menjalin hubungan dengan adik mu," papar Aran, kini ia tengah duduk berhadapan dengan Harlan yang memakan baju tahanannya.
"Lalu aku akan percaya begitu saja?" Harlan mengangkat alisnya, dan menatap remeh Aran, "Tentu saja tidak," lanjut Harlan lagi sambil menaikan kakinya sebelah keatas kursi yang ia duduki.
"Aku tegaskan sekali lagi, aku tidak pernah ada hubungan dengan adik mu. Bahkan wanita wanita mana pun sebelum aku menikah. Jika terjadi sesuatu pada anggota keluarga kami dan itu karena kau, maka kau akan menerima akibatnya," terang Aran dengan tegas.
"Aku takut Aran, jangan........" Harlan berpura-pura ketakutan, kemudian ia tertawa dengan lepas seolah mengejek Aran, "Ingat Aran, nyawa di bayar nyawa," tegas Harlan yang tidak mau kalah.
"Nyawa siapa yang harus kami bayar Harlan?" tanya Vano yang ikut menimpali.
"Tentu saja nyawa adik ku!"
"Kalau terbukti bukan Aran yang menyebabkan Adik mu bunuh diri, apa kau bersedia menjadi santapan Harimau peliharaan ku di rumah?" Vano menatap Harlan dengan senyuman yang penuh misteri, Harlan tentu saja tahu siapa Vano mafia kejam itu terlihat begitu suka bila bercerita mengenai hal yang mengerikan.
"Lalu bagaimana bila Aran terbukti bersalah?" Harlan tidak mau kalah tentunya, ia tetap saja masih merasa dendam nya belum terbalaskan karena Aran masih hidup. Dan berkeliaran dengan bebas, di tambah lagi ia sudah memiliki seorang istri.
"Aku tegaskan sekali lagi Harlan, aku tidak pernah menjalin hubungan apa lagi memberi harapan pada adik mu itu. Bisakah kau memberi ku bukti alasan mengapa kau bisa menuduh ku?" tanya Aran, ia juga penasaran mengapa Harlan mengatakan jika ia adalah penyebab kematian wanita tersebut, "Ingat Harlan, aku dan adik mu hanya berteman saja dan tidak lebih. Aku berteman dengan mu, dan apakah selama ini kau pernah melihat ku dekat dengan adik mu? Atau kau melihat ku bersama wanita lainnya. Bahkan kau yang mengatakan ragu jika aku adalah seorang lelaki sejati, hanya karena aku tidak pernah menyukai wanita walau pun banyak wanita yang datang pada ku," lanjut Aran lagi mengingat kan banyak hal yang terlewatkan saat mereka masih berteman dengan baik.
Harlan sejenak diam, ia mencerna perkataan Aran dengan baik. Lalu siapa yang menyebab kan adiknya meninggal itulah yang kini melintas di otak Harlan, namun tetap saja bukti masih mengatakan jika yang menyebabkan Adik perempuannya meninggal adalah Aran.
"Aku masih yakin kau penyebabnya, karena saat itu dia menuliskan sepucuk surat sebelum dia mengakhiri hidupnya. Dan di sana tertulis jelas ada nama mu," terang Harlan lagi, sambil mengambil sepucuk surat kenangan dari sang adik yang ia simpan di saku celananya, bahkan Harlan selalu membawanya kemana pun ia pergi.
Aran mengambil surat itu dan membacanya, ia memang melihat namanya tertulis jelas di sana. Akan tetapi surat itu terlihat janggal sekali karena mereka tidak pernah sedekat itu, "Di mana makam adik mu?" tanya Aran sambil menatap Harlan.
Harlan diam sambil menatap Aran, hingga Bilmar yang mengulangi pertanyaan Aran.
"Katakan di mana makam wanita itu?" tanya Bilmar.
"Tidak ada, adik mu meninggal dengan melompat ke sungai dengan arus yang sangat deras," kata Harlan.
"Apa kau menyaksikan sendiri?" tanya Vano.
"Tidak, aku hanya melihat rekaman Vidio nya saja. Vidio cctv di tempat itu, dan surat itu aku temukan di kamar Apartemen nya," jelas Haraln, air matanya kembali menetes saat mengingat adiknya yang telah tiada.
"Berikan aku waktu untuk menyelidiki semua ini," pinta Aran.
"Bila kau tidak bisa, mendapatkan bukti jika kau tidak bersalah. Maka aku pastikan kau akan merasakan apa yang aku rasakan, karena kau pun harus kehilangan istri mu itu. Agar kau tahu bagaiman rasanya kehilangan seseorang yang berharga di dalam hidup mu," terang Harlan lagi.
"Aku akan membuktikan semuanya, dan awas jika kau berani membuat istri ketakutan. Dengan cara mengancamnya lagi, kalau itu sampai terjadi lagi aku pun akan pasti kan kau akan menyusul adik mu segera. Agar kalian bisa segera bertemu di surga," Aran tidak mau kalah, sebab ia tahu ia tidak bersalah dan semuanya hanyalah kesalahpahaman saja.
"Baik lah, aku tunggu hasil nya Aran Rinda. Dan kalau kau gagal, maka aku akan menganggap mu bersalah. Dan kau akan kehilangan istri mu yang sedang mengandung itu, Ahahahhaha......" Harlan tertawa dengan lepas, karena ia bisa melihat wajah Aran yang panik bila menyangkut istri.
"Aku katakan jangan main-main dengan ku, atau sebelum semuanya terungkap kau akan habis di tangan ku."
"Tenang Aran, semua masih terkendali sampai waktu yang tidak di tentukan. Lihatlah keadaan istri ku di rumah, jangan sampai terjadi hal yang buruk pada nya," kata Harlan sambil ia bangun dari duduknya lalu meninggalkan Aran begitu saja, dengan tawa yang masih menggema tentunya, "Ingat Aran, jangan sampai terlambat," teriak Harlan dari kejauhan.
"Terserah kau saja, aku tidak akan takut. Kalau aku mau aku bisa menarik ku dari tahanan ini dan membuat mu lenyap sat ini juga," jawab Aran dengan geram.
"Sebaiknya kita kembali ke kantor, nanti kita akan mencari tahu sebenarnya siapa orang yang sudah menjebak mu masuk ke dalam perangkap ini," kata Bilmar sambil merangkul leher Aran.
"Ini pemainan tikus, dia sedang mengajak ku bermain petak umpet aku jadi ragu jika lelaki itu waras. Mungkin saja dia itu tahanan rumah sakit jiwa yang terlepas," kata Vano yang tidak ingin membuat Aran cemas.
"Tapi dia bisa membahayakan istri ku," kata Aran.
"Tenang, aku akan menyelesaikan semuanya. Semuanya akan aku ungkap, dan aku jadikan pria itu santapan lekat peliharaan ku di rumah," kata Vano dengan yakin.
"Baiklah, aku tau kau adalah sepupu yang baik. Aku tunggu ya," kata Aran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
aish
klo Mafia bucin dah bertindak.. uuuhhh atuut😱🤣
2021-10-13
0
Dwi Apriyanti Ningsih
4 saudara yg spektakuler
saling membantu saling mendukung
2021-10-04
0
Supriyanto Ade Irawan
ada udang dibalik batu, smnagat aran
2021-09-26
0