Hari ini Veli merasa moodnya tidak baik-baik saja, sebab di luar sana masih tersebar berita tentang dirinya di kamar hotel. Aran tentunya tak diam saja, ia sudah meredam berita itu namun ia tak dapat meredam mulut tetangga dan orang-orang di luar sana yang sudah terlanjur tau akan berita itu. Sementara orang yang menyebarkan berita tersebut pun sudah tertangkap.
"Sayang kamu jangan mikirin masalah berita itu terus dong," Aran mengelus kepala Veli, karena ia dapat melihat kecemasan di wajah sang istri.
"Mas kira-kira Papi marah nggak ya.....sama Veli?" Veli sedikit takut mengingat wajah mertuanya itu, namun mau bagaimana lagi semua sudah terlanjur, "Mas, Veli nyesel banget," Veli menatap Aran dan menitihkan air mata.
"Khumairah sayang," Aran mengusap air mata Veli yang membingkai di pipinya, "Mas udah cerita semua ke Papi, dan semuanya wajar karena waktu itu kamu juga sedang kesalkan sama Mas?" tanya Aran.
Veli menggangguk membenarkan apa yang di katakan oleh Aran, "Veli janji nggak akan ulangin lagi," ucap Veli lagi-lagi penuh penyesalan.
"Sayang ku, udah ya, jangan nangis terus. Kasihan anak kita," Aran tersenyum menatap wajah Veli.
"Mas, apa Papi ragu kalau Veli hamil anak Mas?" lagi-lagi Veli mengutarakan pertanyaannya yang terasa mengerikan.
"Enggak lah, Mas kan udah bilang Mas yang itu," kata Aran menaik turunkan alis matanya.
"Mas!" Veli mencubit pinggang Aran, karena kesal dengan jawaban Aran yang tak pernah benar, "Ngaco banget sih!" Veli menaik turunkan nafasnya.
"Ahahahaa," Aran sengaja berkata demikian, karena ia ingin menghibur Veli yang terus di landa kecemasan. Dan ia terlalu takut untuk meninggalkan Veli bila keadaanya Veli masih bersedih, "Kan kamu tanya Khumairah sayang, ya Mas jawab lah. Salahnya di mana coba?" Aran merasa tak bersalah sama sekali di hadapan Veli.
"Iya tapi kan nggak gitu juga," Veli memiringkan senyuman menatap Aran.
"Terus Mas bilang apa Khumarah sayang, istri ku tercinta. Bidadari surga ku?" Aran menarik kedua pipi Veli.
Veli mendadak diam saat mendengar perkataan Aran, rasanya ia ingin melayang lebih tinggi setinggi-tingginya. Sungguh mantan musuh bebuyutannya itu kini telah bersarang di hatinya, yang mampu membuat hari-harinya terasa lebih indah dan penuh cinta.
"Sayang, kenapa diam?" tanya Aran yang menatap keanehan pada sang istri, "Sayang kamu cinta nggak sih sama aku?" tanya Aran.
DEEG......
Pertanyaan Aran membuat Veli tak karuan, ingin berkata ia masih merasa malu. Berkata tidak rasanya tak mungkin nanti Aran pergi meninggalkan dirinya, jangan sampai itu terjadi. Namun untuk mengungkapkannya bibir terasa berat.
"Khumarah sayang, istri ku, kamu nggak cinta ya sama Mas?" tebak Aran.
"Eh.....nggak gitu!" kata Veli dengan cepat.
Aran menaikan sebelah alisnya, tak lupa bibirnya juga membentuk sebuah senyuman.
"Terus?" tanya Aran mendekatkan wajahnya pada Veli.
"Mas, jauh-jauh," Veli mendorong wajah Aran, sebab dadanya semakin tak karuan saat Aran mendekatinya, "Nggak usah tanya yang itu," Veli tau ia menyukai Aran dan mencintai Aran. Tapi ia masih terlalu malu untuk mengungkapkannya, ia pikir dengan perlakuannya saja sudah cukup.
"Mas pengen denger dari kamu, Kalau nggak Mas pergi aja," Aran berpura-pura berdiri dan beranjak pergi.
"Mas," dengan cepat Veli menahan lengan Aran dan menatapnya.
"Apa?"
"Veli......" Veli mendeguk saliva, sungguh sulit rasanya mengatakan cinta.
"Mas pergi."
"Jangan."
"Kenapa?"
"Karena Veli nggak mau di tinggalin, Veli udah sayang sama Mas," terang Veli.
Aran dengan cepat memeluk Veli.
"Sayang Mas kepanasan," Aran dengan cepat membuka jas yang melekat pada tubuhnya.
"Mas mau ngapain?" Veli panik dan menjauh.
"Mau lepas rindu," Aran dengan cepat menarik Veli naik keranjang.
"Mas, Veli belum bisa. Kandungan Veli masih lemah," terang Veli.
"Sayang," dengan terpaksa Aran turun dari ranjang, padahal Anggia sudah mengatakan keadaan Veli. Namun Aran lupa saat mendengar kata cinta dari Veli.
"Mas sayang nggak sama Veli?"
"Sayang dong."
"Alasannya apa?" tanya Veli yang ingin mengalihkan pembicaraan, sebab ia dapat melihat wajah kesalnya Aran saat ini.
"Karena ini," jari telunjuk Aran mengarah pada hidung Veli.
PLAK....
Veli kesal dan ia langsung memukul tangan Aran, "Veli serius Mas," tutur Veli.
"Mas juga serius yang, besar. Bikin Mas nggak bisa beralih pada yang lain."
Veli menggaruk kepala yang tidak gatal, "Mas ngomong apaan sih," Veli semakin di buat kesal dengan perkataan Aran.
"Aduh yang," Aran menutup mata dan membayangkan sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya.
"Mas!" Veli turun dari ranjang dan mencuci wajah Aran dengan air yang ada di dalam gelas, terletak di atas nakas, "Sadar Mas, sadar. Heh.....setan keluar dari tubuh suami ku," Veli kini seolah tengah menyadarkan Aran dari gangguan jin.
"Aku nggak akan keluar dari tubuh suami mu, kecuali kamu," Aran seolah benar-benar kerasukan jin dan ia mengutarakan keinginannya, sambil menunjuk pipinya dengan jari telunjuk.
"Kalau kamu nggak mau keluar dari tubuhnya, biar aku yang keluar dari kamar ini," Veli berbalik dan melangkah keluar namun dengan cepat tangan Aran memegang lengan Veli, hingga Veli tak bisa melangkah keluar.
"Sayang, kalau keluar aja nggak enak. Enakan keluar masuk gitu," ucap Aran sambil menatap Veli.
"Mas!" Veli benar-benar tak bisa menahan rasa kesalnya pada Aran, ia mengambil kemoceng dan memukulnya pada kaki Aran.
"Sayang kamu kenapa sih," Aran berusaha melindungi diri dengan kedua lengannya, karena Veli terus memukulinya.
"Mas yang kenapa kalau ngomong nggak pernah bener!" Veli berkacak pinggang di hadapan Aran, dan sejenak berhenti memukul Aran.
"Emang salahnya di mana? Keluar masuk. Kan emang enak yang, o......jangan-jangan kamu mikir yang itu ya......" jari telunjuk Aran menunjuk wajah Veli dengan penuh selidik.
"Enak aja!" elak Veli.
"Sabar sayang, Mas pasti kasih tapi setelah kandungan kamu kuat ya," Aran malah memutar balikkan keadaan, membuat seolah Veli yang berpikir jorok.
"Mas," Veli berteriak karena tak mampu lagi menghadapi Aran yang sangat suka menggodanya.
"Ahahahaa," Aran sangat gemas pada istri cantik nya, lebih tepatnya mantan musuh yang ia benci itu kini sudah menjadi istri kesayangannya yang sangat ia cintai.
"Mas, ih.......nggak jelas banget deh....." Veli kesal karena ia selalu kalah dengan Aran yang sangat suka menggoda dirinya, setelah kini hubungan mereka sudah layaknya pasangan suami istri pada umumnya sejak itu semua tingkah romantis Aran mulai keluar dengan sendirinya. Bahkan orang-orang mungkin tidak akan pernah bisa percaya jika hubungan mereka dulunya sangat buruk sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Astaga Aran,Ngakak aku thor,, 🤣🤣🤣 Mampir 🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-05-06
0
Zainab ddi
🤣🤣🤣 pasangan kocak
2023-02-18
0
Sadiah
bikin ngakak ke empat pasangan ini,, jd happy bacanya 😅😅😅
2022-09-28
0