Episode 8

Setelah kepulangan semua anggota keluarga, kini tinggal Aran dan Veli saja. Veli kini tengah duduk bersantai sambil menikmati camilan kesukaan nya, sementara Aran baru saja bangun tidur dan kini berjalan mendekati Veli.

"Selamat pagi Khumairah sayang," sapa Aran.

Veli tersenyum dan menunjukan dua baris gigi rapinya, "Selamat pagi Mas," jawab Veli dengan wajah yang memerah.

"Aduh......senyumnya parah......" Aran kini duduk di samping Veli dan merangkul pundak sang istri.

"Ish........Mas genit banget sih," Veli tersenyum malu mendapatkan pujian dari Aran.

"Mas serius Khumairah sayang," Aran malah menarik gemas dagu Veli, "Sayang, yang semalam makasih ya. Itu rasanya mantap banget," Aran kembali mengingatkan saat keduanya melakukan olah raga hingga berkeringat.

"Mas apasih," Veli tidak kuasa mendengar perkataan Aran, hingga ia membuang pandangannya ke lain arah.

"Sayang, kamu boleh buang pandangan kamu ke lain arah. Tapi jangan kamu buang hati kamu ke lain orang ya," Aran tampaknya kini sudah sangat berubah menjadi pria yang penuh dengan sejuta rayuan, bibir nya kini terlihat begitu mudah berucap bila mengenai sang istri.

Sementara Veli geleng-geleng kepala mendengar perkataan Aran, rasanya ia ingin sekali meremas wajah Aran. Veli juga baru tahu ternyata suaminya punya banyak ide untuk merangkai kata begitu indah.

"Mas, aku pengen makan buah mangga muda yang ada taringnya," pinta Veli penuh harap.

"Mangga muda yang ada taringnya?" Aran sedang berpikir keras saat Veli mengutarakan pertanyaannya, "Mangga mana ada taringnya sayang," jelas Aran lagi.

"Kalau apel yang ada taringnya ada nggak?" tanya Veli lagi.

"Mana ada," Aran menatap Veli penuh tanya, sebab permintaan Veli terdengar begitu aneh di telinga Aran.

"Terus apa yang ada taringnya?" Veli menatap Aran dan menantikan jawaban yang akan Aran berikan.

"Yang ada taringnya itu hewan sayang, bukan makanan atau buah-buahan. Seperti gorila kamu mau gorila?" kata Aran dengan serius menatap Veli, ia tengah harap-harap cepat bila Veli ingin di bawakan gorila tentu saja itu sangat menyulitkan.

"Nggak, Veli nggak mau gorila bosen."

"Bosen?" Aran malah bingung sendiri dengan perkataan Veli.

"Iya, solnya Veli juga sehari-hari nya tinggal sama gorila. Tidur bareng gorila, setiap hari denger gombalan gorila," terang Veli sambil menatap wajah Aran yang tengah menatapnya kesal.

"O......jadi kamu bilang Mas itu gorila iya?" Aran langsung menatap gemas sang istri dan menggelitik Veli tanpa henti.

"Ampun Mas, Ahahahaa.......Veli bercanda doang," teriak Veli karena merasa kegelian.

"Kamu nakal sih, rasain nih......." Aran masih tidak berhenti menggelitik Veli dengan gemas, karena ia pun tidak menyangka jika Veli kini sudah pintar membuat nya kesal. Namun tetap saja kekesalan itu di iringi dengan rasa gemas.

"Ahahahaa.......Mas Veli nggak kuat....."

"Rasain nakal sih......"

"Mas Veli pengen pipis," kata Veli sambil menahan tawa.

"Pipis? Mas gendong yuk," Aran dengan cepat mengangkat Veli menuju kamar mandi.

"Mas, nggak usah di gendong. Veli masih kuat jalan," Veli merasa Aran terlalu berlebihan, sebab ia masih sangat kuat untuk berjalan kaki.

"Nggak papa sayang, nanti kamu capek."

"Mas Veli udah nggak kuat nahan," terang Veli hingga akhirnya ia mengeluarkan kencingnya di saat di gendongan Aran.

"Ya ampun sayang, Ahahahahah......." Aran malah tertawa lebar saat kini ia menurun kan Veli di toilet.

"Maaf Mas, kan tadi Veli bilang Veli bisa jalan sendiri. Terus Mas kan tau sekarang Veli sering kebelet, Mas juga kelitikin Veli begitu banget," Veli merasa tidak enak hati melihat keadaan Aran, ia juga sangat malu tapi begitulah kini keadaannya yang sangat mudah sakit bahkan kini ia tidak bekerja untuk sementara waktu.

"Ya udah.....nggak papa, ini namanya rejeki di pagi hari," Aran mulai melepaskan pakaiannya sebab sudah terkena air kencing Veli.

"Kok rejeki sih," Veli merasa malu, hingga akhirnya ia kini berjalan dengan ke cepat ke kamar mandi.

"Sayang Mas ikut dong," Aran dengan cepat menyusul Veli.

"Mas ngapain? Gantian, sekarang Veli duluan abis itu baru Masnya," Veli meminta Aran keluar dari kamar mandi, namun Aran tak mau.

"Mas mau ngambil rejeki di pagi hari," jelas Aran tersenyum penuh misteri.

"Ish........apasih, Veli lagi capek juga," Veli tersenyum malu bila Aran membahas itu

"Loh.....apasih yang kamu nggak jelas banget deh," kata Aran yang kini malah memutar balikan keadaan, "Kamu pasti sekarang mikir yang itu ya?" tanya Aran penuh selidik, kini ia berpura-pura jika Veli lah yang tengah berpikiran kotor.

"Ish......Mas apasih......" kata Veli menepis tangan Aran yang menunjuk wajahnya.

"Ya, nggak papa. Cuman mau tau aja kamu pasti mikirin yang itu, udah ngaku aja?"

"Nggak!"

"Iya juga nggak papa, Mas suka kok. Yuk,"Aran mencolek dagu Veli.

"Ish....." Veli langsung memukul tangan Aran, "Nggak usah aneh-aneh, masih pagi," kesal Veli.

"Loh emang Mas mau apa? Dan apa nya yang aneh?"

"Ini, Mas mau ngapain. Mas udah nggak pakek pakaian begini?"

Aran menatap Veli, ia berjalan selangkah demi selangkah hingga akhirnya Veli bersandar di dinding, "Baju Mas bau Pesing, Mas mau mandi dulu. Emang kalau mandi salah ya buka baju?" tanya Aran dengan sedikit berbisik di telinga Veli.

"O......" Veli merasa sangat malu sekali, ia pikir tadi Aran ingin olah raga pagi ternyata tidak.

"Otak nya di bersihin dulu biar nggak kotor," tangan Aran memegang kepala Veli.

"Hehehehe.....otak aku udah ternodai karena Mas, aku itu udah nggak polos Mas."

"Iyalah nggak polos, orang kamu masih pakai pakaian."

"Ish.......mandi sana. Otaknya sekalian di mandiin," Veli segera membersihkan tubuhnya tanpa perduli pada Aran, sebab bila terus melayani Aran berbicara semua tidak akan mudah selesai.

"Sayang berhenti berpikiran kotor....." kata Aran.

"Diam!"

"Sayang kamu mau goda aku ya?"

"Diam!"

"Sayang kamu makin hari makin cantik aja deh!"

"Diam!" teriak Veli.

"Kamu kalau marah-marah begini kayak kurang jatah, bukan cuman jatah bulanan tapi jatah harian juga," Aran semakin bersemangat menggoda Veli, semakin Veli kesal Aran semakin terlihat bahagia.

"Iya, dan mulai malam ini nggak ada jatah-jatah," Veli keluar dari kamar mandi setelah ia rasa selesai membersihkan dirinya, Aran pun dengan cepat membersihkan diri agar ia segera keluar dari kamar mandi juga.

"Sayang jangan gitu dong," Aran kini sudah memakai handuk putih di pinggangnya, dan ia kini berdiri di samping Veli yang sedang mengeringkan rambutnya.

"Nggak ada!"

"Sayang......."

"Enggak!"

"Mas nangis ya!"

"Jangan, jangan nggak jadi!"

"Sayaaaaaaaaang......"

Terpopuler

Comments

Hikayatul Hubby

Hikayatul Hubby

suwet banget 🥰

2022-12-20

0

Princes Kiyya

Princes Kiyya

cerita bikin pengen seperti itu rumah tanggany yg selalu di penuhi canda tawa😔

2022-03-26

0

Princes Kiyya

Princes Kiyya

cerita bikin pengen seperti itu rumah tanggany yg selalu di penuhi canda tawa😔

2022-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!