Bab 14

Pagi menjelang, sejak selesai shalat subuh tadi Keyla membersihkan diri, merapikan kamar baru setelahnya dia turun ke bawah membantu Ummi membuat sarapan.

"Ummi mau masak apa?" Berjalan menghampiri Ummi.

"Nasi goreng sama ayam tumis kecap kesukaan kamu." Tersenyum ke arah anaknya.

"Wah, Keyla bantuin ya." Antusias membaur dengan alat dapur dan juga bahan-bahan makanan.

Dua puluh menit yang di butuhkan untuk menyelesaikan aktivitas memasak di pagi hari. Keyla menata masakan di atas meja.

"Kamu panggilin kakak mu gih, dia ada di kamar.

"Siap." Bergegas pergi menuju kamar yang di maksud.

Mengetuk pintu kamar kakaknya, "Kakak."

Memanggil berulang kali tapi tidak ada jawaban dari dalam, akhirnya dia pun menerobos masuk dan orang yang di panggil-panggil ternyata masih bergelut dalam tidur.

"Kak Rasyid." Menggoyangkan bahu sedikit kuat.

"Hm."

"Kak bangun sudah pagi." Berusaha membangunkan lagi.

"Hm."

"Astaga, kebo banget sih." Keyla berjalan menyibak gorden sehingga cahaya matahari dengan leluasa untuk masuk. Membuat orang yang masih berbaring dengan nyaman di kasur itu terusik.

"Hoam, sudah jam berapa?"

"Jam enam lewat empat puluh lima menit."

Seolah tersadar akan sesuatu Rasyid segera beranjak menuju kamar mandi.

Keyla hanya menggeleng melihat tingkah kakaknya itu. Bergerak merapikan tempat tidur. "Kakak cepat kebawah ya, dipanggil Ummi sarapan bareng."

"Iya." Suara balasan dari dalam kamar mandi.

Keyla keluar lagi menuju dapur menghampiri Abah dan Ummi yang sudah siap di meja makan.

"Kakak mu mana nak?"

"Masih mandi Ummi." Mengambil duduk di samping Ummi.

"Suami mu kapan pulang nak?" Suara Abah bertanya.

"Insya Allah tiga hari lagi Abah."

"Kamu kuliah hari ini?" Kali ini giliran Ummi yang memberi pertanyaan.

"Iya, masuk jam delapan."

"Nanti dianterin Abah saja ya di kampus."

"Nggak usah Ummi, kantor Abah kan nggak searah sama kampus aku, nanti aku bawa mobil sendiri saja."

"Hm, yasudah hati-hati bawa mobilnya."

Tak lama Rasyid turun bergabung bersama mereka dan sarapan bersama.

Selesai makan Keyla menaruh piring bekas makan ke wastafel setelah semuanya beres dia pun pamit ingin bersiap-siap ke kampus.

Memasuki kamar merebahkan diri di tempat tidur, "Hah, dia kok belum ngasih kabar ya nomornya juga ngga aktif." Merenungkan keadaan suaminya di sana, apakah dia baik-baik saja makan dengan teratur segala hal yang menyangkut suaminya terbayang di pikiran.

Ponsel yang di genggamnya berdering, cepat-cepat Keyla mengecek ponsel siapa kiranya yang memanggil, mungkinkah orang yang sekarang ia pikirkan.

"Hah, aku kira mas Suami." Cemberut karena si penelfon bukanlah orang yang dia pikirkan.

Oca is calling..

Menjawab panggilan dari sahabat sekaligus adik iparnya itu.

"Hallo Key kamu dimana?!" Bertanya tidak sabaran.

"Assalamu'alaikum, ucap salam dulu Ca kebiasaan deh."

"Hehhe lupa, iyadeh Wa'alaikumussalam."

"Kenapa Ca?"

"Bunda nyuruh kamu kesini, dia rindu katanya." Menyampaikan maksud dan tujuannya.

"Iya nanti pulang dari kampus aku langsung ke sana."

"Beneran ya, eh tapi kamu mau naik apa ke kampus."

"Aku bawa mobil."

"Sekalian deh aku nebeng ya Key."

"Iya Ocalina, aku tutup dulu ya mau otw kampus. Wassalamu'alaikum". Mengakhiri panggilan setelah mendapat balasan dari Oca.

Keyla bersiap-siap untuk ke kampus, mengambil kunci mobil dan turun ke bawah.

Menghampiri Ummi yang tengah asik menonton acara kesukaannya di layar tivi.

"Ummi, nanti Keyla pulang telat ya." Meminta izin terlebih dahulu karena setelah pulang dari kampus dia berniat berkunjung ke rumah mertuanya.

Mengalihkan tatapan dari layar tivi menatap pada anaknya, "Mau kemana hm?"

"Bunda tadi nyuruh Keyla mampir kerumahnya." Memberi penjelasan.

"Oh gitu, yaudah asal kamu hati-hati di jalan sama sampein salam Ummi sama mereka ya." Tersenyum kalem dengan mata teduh yang menenangkan.

"Iya Ummi, Keyla berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Mengambil tangan Ummi lalu menciumnya dengan takzim.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Ummi.

***

Oca berjalan di koridor kampus dengan pandangan mengarah kedepan, dari kejauhan dia melihat sosok yang selama ini dia cari, lelaki misterius yang pertama kali ia temui saat insiden Keyla terjatuh.

"Itu kan orang yang waktu itu, dia kuliah di sini juga." Meneliti dari jauh.

"Eh tapi ngga mungkin deh kalau dia mahasiswa pakaiannya formal begitu, atau jangan-jangan dia dosen." Bergumam-gumam

Orang itu berhenti merogoh saku jas mengambil sesuatu, ternyata dia sedang mengangkat sebuah panggilan.

Oca mencoba mendekat berusaha menguping pembicaraan mereka.

"Iya Pah Rifki lagi di kampus habis ini Rifki langsung ke kantor.

Oh jadi namanya Rifki ya,, Aaaa selangkah lebih maju sekarang aku tahu namanya hihi.

Setelah mengetahui siapa nama pria itu Oca buru-buru pergi sebelum orang itu berbalik dan melihatnya.

***

Sesuai janjinya tadi yang ingin berkunjuang kerumah mertua, kini Keyla dan Oca sedang berada dalam mobil yang akan mengantarkan mereka kesana

"Ca." Mengendarai mobil miliknya keluar dari halaman parkir fakultas.

"Iya." Mengalihkan atensinya dari ponsel yang ia genggam melihat ke arah Keyla.

"Kak Dimas ada nelfon atau sms-in kamu gitu." Mencari tahu barangkali suaminya memberi kabar pada adik iparnya itu.

Oca menggeleng, "Waktu hari pas dia berangkat saja Key, emang kenapa?" Kini Oca balik bertanya merasa penasaran.

"Dia juga nggak ngasih kabar cuman pas malam hari waktu dia sudah berangkat." menarik nafas berat.

"Barangkali dia lagi sibuk Key, tau sendiri kan kakak orangnya gimana, warkaholik banget pasti dia cepat-cepat ingin selesain urusan di sana biar bisa pulang cepat." Memberi pengertian pada sahabatnya agar tidak terlalu mengkhawatirkan yang di sana.

"Semoga saja kayak gitu."

Sedang di sana Dimas menyibukkan diri dengan urusan pelatihan dosen, jujur dia sangat merindukan istri kecilnya, tapi mau bagaimana lagi dia tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk sekedar memberi kabar. Urusannya benar-benar menguras waktunya jadi dia bertekad untuk menyelesaikan urusan di sini dengan segera agar bisa pulang lebih cepat dari waktu yang di tetapkan. Dia sudah menahan diri untuk tidak memegang ponsel dulu agar urusannya cepat selesai.

Para dosen yang menjadi peserta sedang berkumpul di salah satu ruangan khusus yang agak besar, mereka berasal dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama.

Dimas dan para dosen lain memfokuskan diri pada layar monitor besar yang berada di depan, pemateri sedang menjelaskan setiap power point yang di tampilkan di layar besar itu.

Memang saat ini dia berada dalam ruangan besar itu tapi hati dan perhatiannya berada di tempat lain.

Dia sedang apa sekarang, apakah dia makan dengan teratur, hah baru dua hari di sini aku sudah begitu merindukannya.

Frustasi sendiri dengan perasaan yang dia rasakan.

Beginilah kiranya yang akan kita rasakan juga jika kelak telah di pertemukan Allah dengan jodoh kita, lalu ada moment ketika kita harus berpisah entah itu persoalan pekerjaan atau apapun itu yang membuat kita harus berpisah dengannya untuk sementara waktu. Percayalah rasa rindu itu akan menggerogoti hati membuat fokus tak lagi berada dalam diri pikiran mulai mengarah kesembarang arah memikirkan cara agar kita cepat untuk berjumpa melampiaskan rasa rindu itu.

Bersambung.

Aku baper sendiri nulis beginian, kebetulan aku jomplo hahah jadi tetap santuy😆😆

(auto di gampar berjamaah)😑

Terpopuler

Comments

Rogayah Yaakob

Rogayah Yaakob

rindu itu sgt berat

2020-05-11

1

Veny Veny

Veny Veny

yakin thor..dirimu jomblo???
tulisan nya ngena bgt
kyk yg udh ngerasain 🤭🤭😂😂😂

2020-04-30

3

Rina

Rina

baperr

2020-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!