Bab 9

Setelah kurang lebih dua puluh lima menit menempuh perjalanan, sekarang mereka telah sampai di salah satu apertemen mewah di ibukota tempat Dimas tinggal.

Dimas keluar dari mobil diikuti oleh Keyla mengambil koper besar istri nya lalu membawa masuk ke dalam gedung apertemen. Keyla mengikuti langkah suaminya dari belakang. Tiba-tiba Dimas menghentikan langkahnya tanpa bisa di cegah Keyla menubruk punggung lebar suaminya. "Aduh." Mengusap kening yang terasa nyeri.

Dimas membalik badan," kemari." Menarik sebelah tangan istrinya. Melihat kening yang Keyla usap menggantikan usapan itu dengan kecupan, cuman sebentar sebab ia tahu mereka masih berada di koridor.

Allahu, aaaa kenapa nyium tiba-tiba sih nggak tahu apa perbuatanya berdampak buruk bagi jantungku, dan ini masih di koridor bagaimana jika ada yang melihat, tenggelamkan saja aku di kerak bumi mas.

"Sudah." Kata Dimas singkat menggenggam sebelah tangan istrinya, mereka berjalan beriringan sampai tiba di depan pintu apertemen, Dimas menekan digit angka di samping hendel pintu tak lama pintu itu terbuka. Menyalakan seklar lampu dan ruangan itu terang memperlihatkan dengan jelas pemandangan di dalamnya.

Keyla mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian apertemen, dengan cat dinding ****** gading, terdapat dua buah kamar, dapur beserta meja pantri lengkap dengan benda-benda pelengkap dapur, ruang tivi merangkap jadi ruang tamu. Apertemen itu cukup nyama untuk di tinggali tidak terlalu luas juga tidak sempit.

Keyla memasuki sebuah kamar yang telah lebih dulu di masuki suaminya. Kamar yang dominan dengan warna grey terdapat ranjang king size, satu buah lemari besar ada juga meja rias, satu buah sofa panjang, dan pandangan Keyla terhenti di sebuah pintu yang menghubungkan kamar dan balkon. Dia berjalan perlahan menuju pintu itu lalu membukanya, "Masya Allah." Terkagum melihat pemandangan sore menjelang magrib dari atas apertemen, indah.

Suara adzan bersahut-sahutan terdengar dari bawah, Keyla menghirup udara dalam-dalam. "Ayo kita shalat." Suara Dimas terdengar di belakang punggung Keyla, Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban menoleh pada suaminya, "Habis shalat kita cari makan di luar." Lanjutnya.

Mereka lalu shalat bersama. Setelah shalat Dimas mengajak istrinya untuk mencari makan di luar. "Pakai jaket mu, di luar dingin."

"Ah iya, tapi aku lupa bawa jaket mas." Mengingat jaket yang sering ia kenakan terlupa tidak di masukkan ke dalam koper.

Dimas mengambil jaketnya lalu ia pakaikan pada istrinya, jaket itu kebesaran di tubuh Keyla.

Kalau seperti ini aku seperti mengajak adikku jalan, tapi tetap saja dia terlihat menggemaskan.

Dimas membawa istrinya ke rumah makan padang, saat mereka masuk para pelayan menunduk hormat pada mereka. Salah satu pelayan menyapa, " Bos, selamat datang." Kata pelayan itu sopan.

Keyla terdiam mencoba memahami perkataan pelayan itu lalu menoleh pada suaminya. Menarik ujung kaos Dimas agar pria itu menoleh padanya, "Kenapa?" tanya Dimas pada istrinya. "Ah, perkenalkan ini istriku." Para pelayan tersebut menoleh pada wanita di samping bos mereka dan menunduk hormat. Dimas lantas berjalan menuju salah satu ruangan privat, rumah makan ini di rancang sendiri oleh Dimas, ia menyediakan ruang makan privat untuk pengunjung yang ingin makan dengan tenang tanpa keributan pengunjung lain.

Mendudukkan diri pada kursi di ruangan itu, "Mas, ini.." Seakan mengerti maksud perkataan istrinya Dimas langsung menjawab, "Iya, ini rumah makan milik ku, yang aku bangun sewaktu kuliah, rencana ini akan aku wariskan pada anak ku kelak, anak kita." Keyla hanya menatap kagum pada sosok lelaki di depannya.

Bahkan kamu sudah merencanakan semuanya mas, lalu bagaimana aku tidak jatuh cinta secepat itu padamu, benar memang hati tidak pernah salah dalam memilih dan Allah tidak pernah keliru dalam membuat skenario.

Ting.

Keyla tersadar dari lamunannya, meraih benda pipih yang beberapa detik yang lalu berbunyi.

Oca

Kamu dimana Key, aku rindu😑

Anda

di rumah makan padang, sama mas suami😍

Keyla terkekeh sendiri membaca balasan yang dia kirim pada sahabatnya itu.

Tak berselang lama suara notif pesan kembali terdengar.

Oca

Aaaaaa,, soswet banget sih, mentang² pengantin baru.

Anda

makanya cepat nyusul Ca.

Oca_

gini amat yak jadi jomblo😑

Anda

iya tau kok yang jomblo, hhhhah😂🤣🤣

Oca_

ejekin aja terus key😣

"Siapa?" Menatap istrinya yang sibuk sendiri dengan ponsel di genggamannya.

"Hah." Keyla bingung dengan pertanyaan suaminya.

"Itu." Tunjuk Dimas pada ponsel yang keyla pegang.

"Oh, Oca tadi nge-chat." Jawab Keyla mengerti dengan maksud suaminya.

"Ngomong apa?" Bertanya lagi.

"Nanyain lagi dimana, katanya dia rindu." Mengatakan isi obrolannya tadi.

Tak lama pelayan datang membawa makanan mereka. Mereka pun memulai makan.

"Mas." Memanggil suaminya, ingin mengatakan sesuatu.

"Hm."

"Habis dari sini kita singgah ke suatu tempat ya." Menyampaikan keinginannya.

"Kemana?"

"Itu aku mau belanja isi dapur, aku tadi lihat kulkas kosong, kita beli bahan-bahan makanan untuk di masak ya."

"Iya."

Sesuai perkataan Keyla tadi, kini mereka berada dalam pusat perbelanjaan untuk membeli bahan-bahan makan.

Dimas bertugas untuk mendorong troli belanjaan mengikuti istrinya melangkah, sedangkan Keyla bertugas memilih bahan-bahan yang mereka butuhkan.

"Kyaaa, dia ganteng banget sih."

"Iya, auh calon imam able banget sih, adiknya saja di temenin belanja, apalagi istrinya nanti."

"Aaaa, pengen jadi istrinya."

Keyla menghentikan langkahnya mendengar suara bisik-bisik cewek yang haus belaian kasih sayang.

Dimas juga berhenti mengikuti istrinya, "Kenapa berhenti?" Langsung saja bertanya.

Keyla menoleh pada suaminya memasang wajah cemberut membuat Dimas gemas sendiri ingin mencubit pipi caby wanita itu.

"Kamu cemburu?" Memasang senyum jahil pada istrinya, Dimaa tahu bet kalau wanita ini sedang cemburu mendengar perkataan wanita-wanita tadi yang mengaguminya tadi, Tapi dia tidak ambil pusing pada mereka yang mengaguminya, karena sekarang Dimas sudah mendapatkan paket lengkap wanita idaman pada istrinya.

Merangkul bahu Keyla untuk meredam kekesalan wanita itu, "Jangan dengarkan perkataan mereka, kamu tetap jadi satu-satunya di hatiku."

Wajah yang tadinya kesal berubah menjadi merah merona, dia baper untuk yang kesekian kalinya pada suaminya sendiri.

Bisa gombal juga kamu mas.

Mereka telah selesai memasukkan segala keperluan ke dalam troli belanjaan, segala macam bahan makanan dan makanan ringan juga air mineral sudah bertumpuk dalam troli.

Dimas mendorong troli belanjaan menuju kasir untuk melakukan transaksi pembayaran.

Penjaga kasir tersenyum ramah pada Keyla dan Dimas, tapi pandangannya berbeda ketika melihat Dimas.

Setelah semua belanjaan di total harganya, Dimas memberikan kartu debit pada wanita penjaga kasir itu.

"Adiknya ya mas." Tanya wanita penjaga kasir dengan senyum ramah pada Dimas.

Keyla yang menyaksikan itu merasa kesal, menarik-narik kaos yang di kenakan Dimas dengan wajah cemberut.

Dimas menoleh pada istrinya lalu merangkul bahu wanita itu, "Istri saya."

Wanita penjaga kasir itu menoleh pada Keyla memberi senyum yang di paksakan, Keyla membalasnya dengan senyum manis.

Ganjen banget sih mba.

Penjaga kasir itu memberikan kembali kartu debit milik Dimas dan mengucapkan terima kasih, setelahnya Dimas pergi dari hadapan wanita itu mendorong troli belanjaan dengan satu tangan menggenggam tangan istrinya membuat beberapa wanita yang berpapasan dengan mereka merasa iri pada Keyla, mereka juga ingin berada di posisi Keyla saat ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Fatimah

Fatimah

dimas dewasa banget ini di novel
smpe keyla di bilangin adek nya 🤭

2020-05-01

3

Yulia Astutik

Yulia Astutik

lnjut 😍

2020-04-15

2

Tarisya Achmad

Tarisya Achmad

Key klo cemburu itu tandanya cinta. Semangat thor

2020-04-01

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!