Suasana di Kediaman Bahtiar menjadi sangat heboh dengan kedatang menantu pertama di rumah itu. Bunda sangat antusias dengan kedatangan Keyla, ini kali kedua menantunya itu berkunjung ke rumah meskipun tanpa kehadiran anak lelakinya.
"Ya ampun nak Bunda kangen banget tau." Mengahampiri menantunya yang baru saja masuk ke dalam rumah setelah memberi salam.
Keyla hanya tersenyum hangat menyambut pelukan Bunda.
"Iya Bunda, Keyla juga kengen." Tersenyum menanggapi ucapan Bunda.
Oca mendengus kesal, seakan kehadirannya tidak lagi di butuhkan di situ padahal dia adalah anak dari Bunda tapi kedatangan Keyla membuat dia terasingkan, bukan maksud ingin iri hanya saja dia jadi gemas sendiri melihat tingkah bunda yang over pada Keyla.
"Bunda nggak suruh kami duduk gitu terus tawarin buat minum?" Sindir Oca dengan dengusan, pasalnya dia sudah sangat haus ingin cepat-cepat menghilangkan dahaga dengan meneguk sesuatu yang segar-segar. Sementara bunda masih menahan mereka di pintu.
"Eh astaga." Menepuk jidat. "Bunda lupa, yaudah sini duduk dulu." Menarik tangan Keyla keruang tamu. "Kamu duduk dulu di sini yah, Bunda ambilin minum di dapur."
"Nggak usah repot-repot Bunda, Key bisa ambil sendiri kok di dapur." Merasa tidak enak karena telah merepotkan mertuanya. Meskipun dia adalah tamu, tapi tetap saja merepotkan orang lain bukanlah kebiasaannya apalagi ini mertuanya sendiri.
"Nggak ngerepotin kok, malah Bunda senang banget kamu sudah mampir kesini."
Bunda berbalik berjalan ke dapur untuk mengambil minum dan cemilan.
Keyla merasa bahagia kehadirannya sebagai menantu di rumah itu di terima dengan baik oleh mertunya, wanita lain pasti merasa iri padanya, kebanyak mertua tak menyukai menantunya bahkan ada yang terang-terangan tak merestui.
"Huh! aku haus banget mana tadi di luar mataharinya terik banget lagi untung tadi sudah pakai sunblok kalo enggak bisa hitam aku." Keluh Oca membayangkan bagaimana jadinya jika kulitnya benar-benar menghitam karena terpapar teriknya sinar matahari.
"Ck, nggak bakalan hitam secepat itu Ca, lagian kamu juga pakai baju lengan panjang sama pakai jilbab insya Allah itu bisa melindungi."
"Hehe iya tau, eh aku ke atas dulu ya mau nyimpan tas, kamu mau ikut nggak?"
"Nggak deh, aku mau di sini aja."
"Oke." Jawab Oca sambil berlalu
"Eh Ca."
Oca mengentikan langkah berbalik ke arah ruang tamu tempat Keyla memanggilnya.
"Iya apa?"
"Nanti balik ke sini lagi ya."
Oca hanya mengangguk sebagai jawaban dan berlalu.
Setelah kepergian Oca, Keyla melihat-lihat seisi ruang tamu terdapat banyak figura yang menempel di dinding pandangannya terhenti pada sebuah foto, melangkah mendekat memperjelas penglihatan, dalam foto itu terdapat empat orang yang sedang berdiri menghadap kamera, "Ini pasti Oca deh." Menunjuk pada gambar anak kecil berambut sebahu sepertinya itu foto masa kecil Oca. Menunjuk lagi pada foto Bunda Ayah dan terhenti pada foto anak lelaki, " Yang ini mas Dimas ya." Semakin mendekat.
"Itu foto Oca sama Dimas waktu masih kecil." Suara Bunda tepat di belakang.
Keyla berbalik dan tersenyum, "Mereka lucu Bunda." Melihat lagi ke arah foto yang terpajang dengan senyum kecil menghiasi wajah cantiknya.
"Ayo sini duduk dulu, bunda udah bawain minum sama cemilan." Mengarahkan Keyla untuk duduk lagi.
Tak lama Oca muncul dengan pakaian yang sudah berganti, mendudukan diri di sofa single, mengambil minum dan mnyeruputnya hingga tandas, "Hah haus banget."
"Oca kebiasaan deh, kalem dikit jadi cewek Ca, untung di sini nggak ada cowok bisa ilfil dia dekat sama kamu." Menegur kebiasaan anak gadisnya itu.
Oca hanya mendengus dengan teguran Bunda, bukan bermaksud ingin membangkang tapi dia melakukan hal itu hanya di depan keluarganya saja.
"Bunda Oca kayak gini cuman di depan orang terdekat saja, kalau di depan gebetan mah Oca kalem." Memperagakan cara duduk dan minum yang kalem jika berada di hadapan gebetan yang maksud.
Keyla hanya tersenyum melihat interaksi Ibu dan anak itu.
***
Sorenya Keyla baru bisa pulang ke rumah orang tuanya, Bunda sempat menahannya untuk menginap tapi dia memberi alasan, bukan tidak ingin menginap di situ, hanya saja dia ingin menyendiri di kamarnya untuk sementara waktu.
Memasuki rumah, memberi salam yang di sambut hangat oleh Ummi, "Baru pulang nak."
"Iya Ummi, eh ini ada titipan dari Bunda." Beranjak masuk ke dalam rumah di ikuti Ummi, menyimpan paper bag berisi kue buatan Bunda di meja dapur.
"Wah Rahma baik banget deh." Membuka paper bag itu mengeluarkan isinya.
"Dia juga nitip salam sama Ummi, katanya lain kali mereka mau jalan-jalan ke sini."
"Iya, Ummi juga kemarin sempat ketemu di super market waktu belanja bulanan."
"Benarkah?."
Ummi mengangguk mengiyakan.
"Mi, Keyla ke kamar dulu ya."
"Uhum."
***
Setelah melaksanakan salat Isya, Keyla turun ke bawah untuk makan malam.
"Ummi, Keyla bantuin ya." Mengambil makanan yang telah masak menghidangkan nya di atas piring lalu menata di atas meja makan.
"Wah kayaknya enak ini." Rasyid datang di ikut Abah mengambil duduk di tempat masing-masing.
Ummi menyendok kan makanan ke dalam piring Abah, Keyla yang melihat itu hanya termenung.
Aku ngga pernah ngambilin makanan mas Dimas kayak gitu, ya Allah hamba belum bisa jadi istri yang baik untuk suami hamba, Mas maafkan aku, aku akan menjadi istri yang lebih baik lagi kedepannya.
"Kamu kenapa Key, kok bengong."
"Hah ngga kok Ummi." Tersadar dari lamunannya segera mengambil makanan lalu menaruh ke piring untuk ia makan.
Ummi tau nak, kamu sedang memikirkan suamimu, Ummi juga pernah merasakan hal yang sama seperti mu.
Menatap putrinya sendu.
Mereka memulai makan dengan pikiran masing, setelah makan Keyla izin ke kamar duluan.
"Hah, kamu kenapa sih Mas belum ngasih kabar." Menatap layar ponsel menampilkan foto pernikahan mereka.
Bersandar di sandaran tempat tidur mengetuk-ngetuk jari di layar ponsel dengan pandang lurus kewajah suaminya yang terpampang di layar itu. Sesekali menarik nafas berat frustasi dengan rasa rindu yang kian mendera.
Ingin rasanya memeluk tubuh tegap itu menyalurkan rasa rindu, tak terasa air mata ikut menetes di sudut mata, "Hiks aku rindu tau mas." Menyembunyikan wajah dengan ke dua tangan tangis pun tak dapan ia cegah, dadanya naik turun menahan sesak.
Lama dia menangis dengan posisi yang sama, memilih untuk membaringkan tubuh memeluk diri sendiri mengenakan kemeja sang suami yang kebesaran di tubuh mungilnya, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Dimas yang masih melekat di pakaian itu.
Mencoba terlelap dengan harapan saat terbangun esok pagi ia berada dalam pelukan suaminya.
Jam dua belas malam Dimas baru saja tiba di Jakarta, dia memilih untuk segera pulang saat pekerjaan di Surabaya telah selesai, tidak sabaran ingin cepat bertemu dengan istrinya.
Memesan taksi menuju rumah mertuanya, sebelumnya dia sudah memberi kabar pada Rasyid bahwa dia akan pulang malam ini meminta untuk di bukakan pintu bila saja orang rumah sudah beristirahat, Rasyid hanya mengiyakan dan menunggu kedatangannya, dia sempat menanyakan keadaan istrinya meminta untuk Rasyid merahasiakan kedatanganya, Rasyid paham maksud Dimas berkata seperti itu biarlah itu menjadi urusan mereka.
Bersambung.
Nah kan Bang Dimas kombek, maafkeun key aku sengaja buat Dimas ngga ngasih kabar dulu ke kamu biar surpise gitu, hhhah🤣🤣(ketawa jahad)!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Samsung J4
haaaa author gitu sih gak kasih kabar key
2020-07-05
0
Fitri Sasa
lanjut
2020-03-17
0
Rindi Risty
seru .....dimas nanti pasti liat klo keyla tidur pakek kemejanya😊😊😊
2020-03-17
2