My Lecturer is Husband
Hari ini menjadi hari pertama Keyla menginjakkan kakinya di salah satu perguruan tinggi yang ada di kotanya dengan status sebagai mahasiswi angkatan baru. Ia begitu antusias di hari pertamanya kuliah. Ingin merasakan suasana baru, bertemu teman baru dan ingin memperbanyak ilmu untuk bekalnya di dunia kerja nanti.
Ohya, Keyla Nadira yang sekarang genap berusia 18 tahun adalah anak kedua dari Ummi Khadijah dan Abah Rahman. Ia memiliki seorang kakak lelaki berselisih 7 tahun lebih tua darinya bernama Rasyid al-Azhar yang sekarang bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di kotanya sebagai seorang dokter.
Keyla saat ini sedang membantu Ummi membuat sarapan di dapur, kebiasaan yang sejak sepuluh tahun lalu ia lakukan, jika di tanya kenapa perlu repot-repot toh Ummi juga tidak memaksanya, katanya ingin belajar memasak sejak dini agar setelah ia menikah nanti sudah mengetahui banyak hal tentang masak-memasak. Wah pemikiran yang luar biasa kan di kalangan anak berusia delapan tahun kala itu.
Setelah semua perkara masak-memasak sudah kelar, Keyla beranjak dari daerah kekuasan ibu dan anak itu untuk bersiap-siap, "Ummi Keyla ke atas dulu ya mau mandi he he". Ummi hanya tersenyum melihat tingkah anaknya ini, "Yaudah, sana gih siap-siap ini hari pertama kuliah lho Key, jangan sampai telat." Petuah sang Ummi.
Keyla pergi ke kamar, sedangkan Ummi melanjutkan kegiatan menata sarapan di meja makan.
Setelah siap dengan gamis panjangnya tak lupa khimar senada dengan gamis yang ia kenakan, memakai sedikit bedak tabur dan mengoleskan liblam ke bibir mungilnya agar tak terlihat pucat, "Ah udah cantik, nggak perlu menor lha ya entar dikira aku tante-tante lagi, ih jangan sampai." Bergidik ngeri sendiri membayangkan jika hal itu benar terjadi. Sebab banyak anak seusianya berdandan tidak sesuai umur mereka, bedak lima sentilah lipstik merah merona tak lupa blus on yang seperti ondel-ondel.
Astagfirullah. Apa sih aku, pikiran sudah kemana-mana masih pagi juga sudah mikir yang enggak-enggak, nambah dosa saja key.
Mengambil tas, kunci motor, setelahnya turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga.
"Assalamu'alaikum Ummi, Abah kak Rasyid." Sapanya saat berada di ruang makan.
"Wa'alaikumussalam". Jawab mereka serempak.
Mengambil duduk di samping ummi, setelah berdoa mereka memulai sarapan pagi dengan khidmat.
"Key, hari pertama kuliah harus beri kesan yang baik ya, cari teman yang banyak biar kamu enggak kesepian di kelas nanti." Kata Abah memulai obrolan.
"Iya abah, Key juga satu fakultas kok sama Oca satu jurusan lagi, jadi Key ngga akan kesepian." Tersenyum tipis.
Oca itu sahabat Keyla sejak di bangku SMA, kemanapun selalu bareng Oca, bahkan mereka pernah di kira kembaran bak upin dan ipin yang kemanapun selalu bersama.
"Kalau di jalan, pelan-pelan bawa motornya." Timpal ummi terdengar khawatir.
Masya Allah, bersyukurnya mempunyai keluarga yang sangat menyayangiku. Nikmat tuhan mana lagi yang ku dustakan.
Setelah sarapan, ia berpamitan pada Abah, dan Ummi tak lupa juga pada kak Rasyid.
Belum sempat ia menjabat tangan kakaknya, dia terlebih dahulu menjepit hidung mancung Keyla.
Astagfirullahh.
Cobaan apa ini ya Allah.
"Kakak! Ummi, kak Rasyid cubitin idung Keyla." Rengekan manja Keyla membuat Ummi melotot pada Rasyid.
Yang dipelototi malah tertawa terbahak-bahak tanpa dosa.
Wahh minta di tabok ini mah.
"Itu idung kayak badut sumpah, hahaha." Masih dengan tawa sambil mengejek sang adik. Sungguh Rasyid tak ingat umur, kelakuan masih saja kayak anak kecil padahal dia sudah cukup umur untuk menikah. Tapi tenang, sifat itu hanya berlaku untuk keluarganya saja, kalau di luar sifat dinginnya akan mendominasi.
"Ummi." Rengeknya lagi pada ummi, yang akhirnya kakaknya itu kena omelan.
"Hahah, rasakan itu, wlee."
Enaknya jadi anak bungsu, di ganggu dikit main lapor, ha ha.
Tak ingin membuang waktu lagi, Keyla langsung saja bergegas ke kampus mengendari metik yang sejak SMA menjadi kendarannya kemanapun, meskipun ia punya mobil tapi Keyla ingin saja mengendari metiknya itu.
Dikampus, Oca yang menjadi sahabat karib Keyla sejak SMA menunggu kedatangan Keyla di meja pojok kanan paling depan.
Mungkin, untuk Mahasiswa angkatan baru, duduk di depan adalah sebuah keharusan yang tak boleh dilupakan. Kalian juga pasti pernah merasakan hal yang sama waktu awal jadi mahasiswa baru kan.
Aku juga pernah kok. Author
"Keyla lama banget sih, inikan bentar lagi masuk, mana dosennya cowok lagi, kan kalo dosennya killer bisa di hukum tuh anak kalo telat." Omel Oca, Sebab tadi sebelum masuk ke kelas dia sempat mendengar kakak-kakak senior yang menggosipkan salah satu dosen killer di fakultas mereka, kebetulan yang akan mengisi perkuliahan pagi ini dosennya cowok.
Keyla yang baru saja sampai segera memarkirkan metiknya di area parkir fakultas. "Hah, masih ada 20 menit lagi baru masuk, Eh Oca sudah datang belum ya?"
Menelusuri koridor mencari dimana letak kelasnya berada.
Ini benar nggak sih kelasnya, tapi kata Oca kemarin kelas kami ada di lantai lima, inikan masih lantai satu berarti harus naik lif lagi dong ya.
"Nah sampai, ya ampun ini fakultas kok gede amat ya, kelas junior saja ada di lantai lima." Bergumam sendiri merasa takjub dengan bangunan fakultasnya, karena di SMA dulu bangunanya hanya berlantai dua.
Saat masuk kedalam kelas, Keyla celingn celinguk mencari keberedaan Oca.
"Keyla, sini." Sambil menepuk bangku disebelahnya, menyuruh untuk Keyla duduk di sampingnya.
"Sudah lama Ca?" Sambil mendudukkan diri Keyla menyempatkan untuk bertanya.
"Ck. Sudah lumutan akutuh nungguin kamu Key".
"Ya kamu sih, datangnya cepat amat, aku khawatir deh kamu habis shalat subuh langsung ke sini ya, he he."
Oca mendelik ke arah Keyla, " Tadinya sih ia, sekalian mau ngajakin kamu, kita shalat berjamaah di musolah fakultas." Balas Oca sinis.
Tak berselang lama pintu di buka dari luar, munculah sosok tinggi putih berotot, dengan alis tebal hidung mancung dan bibir tipis berwarna pink alami.
Suasana kelas yang tadinya riuh, langsung hening seketika.
"Assalamu'alaikum". Sapa lelaki yang baru saja masuk itu, yang ternyata dosen yang akan mengajar di kelas mereka.
"Wa'alaikumussalam." Jawab mahasiswa serempak.
"Salam jumpa adik-adik, berhubung ini pertemuan pertama, saya hanya akan memperkenalkan diri dan menyampaikan kontrak perkuliahan." Ucapnya tegas.
"Oke, perkenalkan nama saya Dimas Melianto Saputra Bahtiar, panggil saja pak Dimas," Berhenti sejenak sambil melihat mahasiswanya satu persatu.
"Dan untuk kontrak perkuliahannya saya akan membacakannya saja, kalian harap menyimak."
"Kontrak perkuliahan kita ada 5 point, yang pertama kehadiran harus 80%, itu artinya selama saya mengajar dalam kurun waktu 3 bulan kalian hanya boleh tidak hadir selama 3 kali, bukan berarti kalian harus alpa sebanyak itu, saya tidak suka mahasiswa yang malas. Kedua kalau saya beri tugas harus di kerjakan tidak boleh tidak". Dan begitu sampai point ke lima habis di bacakan. Sampai pak Dimas pamit undur diri karena hari ini khusus untuk perkenalan saja dan memberikan kontrak perkuliahan.
"Ya ampun pak Dimas ganteng banget ya Tuhan." Kata perempuan berambut sebahu kepada teman yang ada di sebelahnya.
"Iya, sumpah oppa korea saja kalah, gue kira tadi malaikat yang masuk di kelas kita."
Ck. Gantengan juga kak Rasyid kali.
"Key, kantik yuk." Ajak Oca.
"Yaudah ayuk".
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Uwais Asy Syakier
bab 25
2020-12-28
0
Lily Ayu
Ni yg peranin prilily ama siapu tu laki2nya.
2020-12-27
0
Hulfa Yanti
lanjutt
2020-04-16
2