Bab 20

Terik matahari siang menelisik hangat masuk kedalam ruangan minimalis menembus jendela kaca yang gordennya tersibak sedikit membuat wanita yang masih terlelap itu terusik karena hawa panas menerpa kulit wajahnya.

"Hoam." Berguling ke samping menghindari terpaan sinar matahari, merasakan tempat di sampingnya telah lenggang tak menemukan keberadaan orang yang tidur bersamanya tadi.

"Heh, mas Dimas kemana, mungkin lagi ngajar kali ya." Bergumam-gumam.

Memposisikan diri untuk duduk ditepian tempat tidur kedua kakinya menjuntai bebas ke bawah, tangannya bergerak meraih ponsel di atas tempat tidur," udah setengah dua belas, bentar lagi zuhur." Menginjakkan kaki di lantai marmer, melepaskan kaos kaki yang masih melekat di kaki mungilnya menyimpannya di atas meja kecil lalu setelahnya Keyla melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang letaknya masih dalam ruangan itu.

Bersamaan dengan itu, Dimas baru saja sampai dari membeli makanan untuk makan siang mereka, memasuki ruang yang mereka tiduri tadi tapi tak menemukan keberadaan istrinya, menaruh kantung kresek di atas meja, berlalu mendekati pintu kamar mandi, "dia sedang di dalam rupanya." Bergumam-gumam,

Terbesit ide di kepala untuk mengagetkan wanita itu ketika keluar, Dimas memposisikan diri berdiri menjulang tepat di depan pintu kamar mandi setelah mendengar bunyi hendel pintu yang hendak di buka, sedikit membungkukkan badan.

Tak lama Keyla keluar, "Astagfirullah! mas ngagetin saja." Mengusap-ngusap dadanya pelan, baru saja dia keluar, wajah Dimas tepat berada di depan wajahnya, sedikit lagi bibir mereka akan bersentuhan, cepat-cepat Keyla bergerak kesamping.

"Maaf, habis salat zuhur kita makan siang, aku sudah membeli makanan untuk kita ."

Terangnya panjang lebar, Dimas mendahuluinya duduk di sofa single menarik tangan Keyla hingga terduduk di atas pangkuannya.

"Heh, mas." Terkejut dengan gerakan refleks itu, tidak nyaman dengan posisi mereka sekarng, bukan tidak ingin berada di posisi se intim itu hanya saja dia menghawatirkan kondisi jantungnya yang tidak bisa di katakan baik-baik saja sekarang.

Dimas tak menghiraukan justru malah melingkarkan kedua tangan memerangkap Keyla dalam pelukan.

Tubuh Keyla yang mungil sangat pas dalam kurungan Dimas.

Menyandarkan kepala di bahu Keyla mencari kenyamanan.

Aaa bagaimana ini, dia malah ngedusel-dusel di leher lagi Kan geli tau, tapi kok nyaman ya hihi.

Merasakan tangan lebar menyentuh permukaan perutnya yang tertutup gamis, pelan-pelan tangan itu bergerak mengelus.

Eh dia ngapain lagi sih kayak gitu, tambah geli saja tau tangannya di gituin, lagi mijat atau gimana sih ini.

Terdiam, tidak tahu mau bereaksi seperti apa kalau sudah begini.

"Humairah." Mulai membuka suara tapi tangannya masih di sana mengelus perut rata itu.

"I.iya Mas." Gugup.

"Apa dia sudah ada disini." Mendongak menatap wajah istrinya, tangannya berhenti bergerak tapi masih berada di tempat yang sama

"Hah, ma.maksudnya dia siapa?." Bingung, tak mengerti siapa gerangan yang di bicarakan suaminya itu.

"Anak Kita."

Senyum terukir di sudut bibir, seolah dia sangat mendambakan kehadiran seorang anak di tengah-tengah mereka.

"Mas."

Saling bertatapan.

"Hm."

"Mas pengen sekali ya punya anak." Bertanya serius.

Dimas mengangguk," kenapa?."

Keyla terlihat ragu, Dimas mengerti dengan keadaan istrinya.

"Kalau kamu belum siap, kita bisa menunda dulu."

"Bukan mas, tapi aku masih kuliah, emang boleh ya orang hamil sambil kuliah?." Bertanya polos, melupakan sedikit rasa malu dalam pembicaraan mengenai anak.

Terkekeh gemas dengan kepolosan istrinya, larangan dari mana orang hamil tidak boleh sambil kuliah, ini perguruan tinggi negri bukan sekolah SMA atau SMP yang memang jelas tidak memperbolehkan siswinya seperti itu, karena mereka masih di bawah umur dan peraturan sekolah memang tidak memperbolehkan.

Aku pikir kamu belum siap, ternyata hanya persoalan itu, astaga polosnya istriku ini.

"Bisa, tapi nanti ambil cuti kalau mendekati waktu kelahiran." Sekarang tangannya kembali mengelus.

Mengangguk paham," Tergantung rezeki ya mas, sedikasihnya saja sama Allah, kalau memang sudah di titipkan ya Alhamdulillah aku juga sudah siap mengemban amanah itu, kalau belum di kasih ya berarti.."

"Usaha kita yang kurang." Menggoda istrinya yang sekarang sudah terlihat malu-malu, tak tahan dengan tingkah istrinya Dimas membawa wanita itu untuk lebih mendekat bersandar di dada bidangnya, mengecup puncuk kepala yang tertutup hijap berulang.

Nak, cepatlah hadir, Ayah sudah tidak sabar menantikan kehadiran mu.

***

"Mas, nanti singgah di minimarket ya, mau beli bahan makanan."

Membantu suaminya membereskan peralatan kerja menaruhnya ke tempat semula, sekarang pukul empat sore, Dimas sudah bersiap untuk pulang.

"Iya."

Menggulung lengan kemeja sampai kesiku, membuka dua kancing teratas kemeja, menarik salah satu tangan Keyla mengajaknya untuk keluar dari ruangan itu bersiap pulang.

"Mas nanti ada yang lihat." Harap-harap cemas, melihat keadaan di sekitar ruangan Dimas di lantai lima gedung fakultas ini, memang agak sepi hanya saja dia takut jika ada yang tidak sengaja melihat mereka sedekat ini.

"Apa." Menaikkan salah satu alis bertanya.

Keyla mengangkat tinggi kaitan tangan mereka seolah berkata 'ini lepas dulu' dengan sorot mata memohon.

"Biarkan saja, kamu istriku jadi aku berhak melakukannya bahkan lebih dari ini."

"Tapi mas.." Memohon lagi.

Dimas menatapnya dengan pandangan datar, menyampaikan maksud tersirat dari pandangan mata itu, jangan membantah turuti saja, begitulah kira-kira yang Keyla tangkap dari wajah datar suaminya.

Aaaa kok serem ya ditatap seperti itu, sifat bosy nya muncul lagi, nurut saja key nanti dia ngambek lagi kalau nggak kamu turuti kemauannya.

***

Memasuki salah satu minimarket yang masih terlihat ramai ketika hari menjelang sore, orang-orang berseliweran mendorong troli belanjaan mereka, sibuk dengan urusan berbelanja mereka masing-masing.

Dimas memfokuskan pandangan pada salah satu pasangan, dimana laki-laki yang mungkin adalah suaminya mendorong troli belanjaan sedang wanita di sampingnya sebut saja istrinya memasukkan belanjaan ke dalam troli yang di dorong pria itu, ternyata ada juga anak kecil berumur tiga tahunan berdiri di dalam troli, senyum ceria anak balita itu ketika membantu meletakkan barang yang ibunya simpan ke dalam troli, sungguh momen menggembirakan jika berada di posisi mereka.

Keyla mengikuti arah pandangan Dimas, hatinya terenyuh, sebegitu inginnya kamu punya anak ya mas. Tangannya dengan refleks mengelus perut ratanya. Nak cepat hadir di dalam sana, kami merindukanmu. Bermonolog dalam hati, terbesit rasa iri melihat keharmonisan keluarga itu, ingin juga seperti mereka.

Astagfirullah, yakin saja Key Allah pasti akan menitipkan mahluk kecil juga seperti mereka.

"Mas, ayo." Membuyarkan lamunan Dimas, mendahului pria itu berjalan menuju rak-rak berisikan bahan-bahan makanan.

Mengikuti istrinya dari belakang, merangkul pundak wanita itu yang hanya sebatas bahu, berjalan beriringan, sudah terlihat seperti pasangan-pasangan bahagia lainnya, sangat cocok.

Tapi tidak mengeherankan memang ada juga beberapa wanita yang melihat adegan itu merasa iri.

"Duh dia genteng banget."

"Mas gantengnya kebangetan."

"Mundur dikit mas, gantengnya kelewatan."

Bisik-bisik berisikan kalimat pujian terdengar di telinga Keyla, dengan sengaja merangkul pinggang Dimas, maaf ya udah ada yang punya. Tersenyum miring.

Dimas tidak menghiraukan suara-suara itu meskipun mengarah pada dirinya, baginya sekarang 'Humairah' nya yang paling istimewa sebagai pelengkap separuh imannya, dia tak membutuhkan wanita lain lagi.

Bersambung.

***

Hallo aku Ira, terimakasih atas dukungan kalian terhadap novel "DS" aku sangat senang kalian menyukainya. Tidak terasa sekarang sudah Eps ke-20. Maaf juga ya kemarin tidak sempat up, di karenakan tugas kuliah yang harus aku kerjakan, tapi tenang saja sekarang aku mulai up lagi kok. Terimakasih, salam sayang dari penulis.

Terpopuler

Comments

Samsung J4

Samsung J4

lnjut 5hor

2020-07-05

0

Shintabella

Shintabella

lanjut lagi thour

2020-03-24

1

Ratna Harun

Ratna Harun

up lagi thor

2020-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!