Keluarga Bahtiar terlebih dahulu sampai di restoran tempat diadakannya perjanjian kedua pihak keluarga untuk bertemu, mereka telah duduk di meja yang telah di pesan terlebih dahulu. "Yah, coba tanyain mereka sudah nyampe mana, Bunda sudah nggak sabar pengen ketemu calon mantu." Bunda Rahma sangat antusias menunggu kedatangan calon besan dan menantunya. Sebelum pertemuan ini mereka telah lama sepakat ingin menjodohkan salah satu dari anak mereka.
Eh calon mantu, jangan sampe aku mau di jodohin sama anak teman Ayah, inikan bukan jaman Siti Nurbaya pakai jodoh-jodohan segala, hua hiks.
Melihat anaknya yang tiba-tiba jadi murung lantas Bunda Rahma menegur Oca. "Kamu kenapa sih diem-diem bae, senyum dong sayang bentar lagi mau ketemu calon kakak ipar." petuah bundanya antusias.
Lha bukan aku toh, kak Dimas kali ya. Aduh nggak sabar pengen lihat calon kakak ipar hihi, pasti cantik deh.
"Mereka sudah sampai, nah itu mereka." Menunjuk salah satu pengunjung yang baru saja masuk di restaurant itu.
Bunda Rahma dan juga Oca menoleh seketika mengikuti arah pandangan Ayah Sultan.
"Bun, bukannya itu Keyla sama Ummi dan Abahnya ya?" tanya Oca memastikan, kalau-kalau saja penglihatannya buram.
"Iya sayang, itu Keyla sahabat kamu." masih dengan senyum yang merekah bunda Rahma menjawab pertanyaan putrinya.
Jadi jadi yang di maksud calon kakak iparku itu Keyla, dan astaga kok bumi ini sempit banget sih, dari sahabat jadi calon kakak ipar, kyaaa pasti seru nih.
"Assalamu'alaikum." Salam Abah Rahman kepada keluarga sahabatnya.
"Wa'alaikumussalam." Jawab mereka.
Mereka mengambil duduk di tempat yang telah di sediakan.
Masya Allah, jadi teman Abah itu Ayahnya Oca toh, aku pikir siapa. Kan kalau begini aku ada teman yang mau di ajak ngobrol untung juga anak satu ini ikut jadi aku nggak perlu jadi patung manekin dengerin obrolan para tetua.
Keyla mengambil duduk di sebelah Oca, disebelahnya ada Ummi dan di sebelah ummi tempat Abah duduk, tapi ada satu bangku kosong di sebelah Abah dan persisi di samping Ayah Oca.
"Masya Allah tambah cantik saja anak kamu Khadijah", sambil melirik kearah Keyla yang di maksud. Keyla hanya menunduk malu.
"Anak kamu yang satunya dimana Sul, kok nggak kelihatan." Tanya Abah.
"Dia masih ada urusan di kampus, sebentar lagi nyusul ke sini." Jawab Ayah Oca.
Pelayan datang memberikan buku menu, "Silahkan ini buku menunya tuan nyonya" Mereka memilih menu masing-masing sesuai selera, setelah mencatat pesanan mereka pelayang itu pergi lagi.
Dari kejauhan Keyla melihat sosok yang sejak pagi tadi dia temui, sosok itu mirip dengan, Eh itu bukannya pak Dimas nggak sih, dia menuju kesini, lha beneran kesini dia, teman Ayah ya tapi nggak mungkin deh.
"Assalamu'alaikum Yah, Om." Memberi salam sambil menjabat tangan Ayahnya dan Abah Rahman.
Dimas, pria itu duduk diantara Ayahnya dan Abah Rahman, yang langsung berhadapan dengan tempat Keyla duduk.
Oh jadi ini yang akan di jodohkan dengan ku, dia cantik, astagfirullah belum mahram Dimas, tunggu setelah halal baru kamu puas-puasin mandangin dia.
Dimas telah lebih dulu mengetahui rencana perjodohan ini, awalnya dia sempat menolak, tapi karna bujuk rayu bundanya pada akhirnya dia menerima perjodohan itu. Tapi sekarang dia tidak merasa menyesal, bahkan dia beruntung setelah melihat wanita yang akan di jodohkan dengannya, dia kelihatan seperti wanita baik-baik, pikirnya.
Langsung saja Dimas mengalihkan pandangannya dari wajah Keyla, sambil terus beristigfar dalam hati.
Tak lama pesanan mereka tiba. Para pelayan menyusun makanan ke atas meja.
"Bagaimana rasanya jadi dosen Dimas?" Tanya abah Rahman memulai obrolan lagi.
"Hm, Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada kendala Om." Menjawab dengan sopan.
Jadi pak Dimas itu anaknya Om Sultan sama tante Rahma ya, dan dia kakanya Oca, tapi kok Oca nggak pernah cerita kalau punya kakak cowok, pantes saja tadi pagi dia biasa-biasa saja pas ngelihat pak Dimas, ternyata kakanya, hm habis ini aku harus nanya Oca langsung.
Selesai dengan makanannya, Sultan Bahtiar berdehem sebentar lalu melanjutkan tujuan awalnya dari mengadakan pertemuan ini, "Jadi, maksud dari pertemuan keluarga ini guna membahas lebih lanjut mengenai perjodohan yang telah di sepakati antara saya dan sahabat saya Rahman. Kami berniat menjodohkan salah satu anak kami, dan saya menginginkan anak saya Dimas untuk dijodohkan dengan Keyla." singkat padat dan jelas pembahasan dari sang kepala keluarga, Sultan Bahtiar.
"Uhuk". Keyla yang tidak sengaja mendengar namanya jadi topik pembahasan langsung tersedak ludahnya sendiri.
Ummi khadijah lantas memberikan minum kepada Keyla.
"Jadi Keyla maukan di jodohkan dengan anak om, Dimas?" tanya Ayah sultan langsung kepada yang bersangkutan.
Ya Allah, cobaan apa ini, baru saja tadi pagi jadi dosen masa sekarang langsung jadi calon suami. Ya Allah, terima nggak ya, masa iya nikah sama dosen sendiri, entar gimana rumah tanggaku nanti,, Aaaaa aku kan masih kecil harus gitu ya nikah cepat.
Melihat anaknya yang hanya diam, Ummi yang duduk di sebelah Keyla menggenggam tangannya di bawah meja.
"Gimana nak, kamu teirma kan?" Kali ini, Abah yang meminta jawaban dengan ekspresi wajah memohon.
Aaaa, Abah kok mukanya digituin sih, akukan nggak tega ngelihatnya, ini kudu diterima ya, tapi kan aku belum siap. Ya Allah, bismillah terima saja oke.
Semua yang ada di meja itu harap-harap cemas menunggu jawaban Keyla, tak terkeculi Dimas yang sejak tadi gelisah menunggu jawaban gadis yang ada di depannya. Dia menginginkan jawaban iya.
"Keyla, terima Abah". Dengan satu tarikan nafas Keyla mengatakan itu, yang membuat wajah-wajah yang tadinya harap cemas tergantinkan dengan senyum sumringan.
"Kyaaa, kita bakal jadi saudara ipar Key." suaru heboh Oca sambil memeluk sahabatnya lantas membuat orang-orang disekitar mereka menatap aneh kepadanya.
"Ya ampun Ocalina, suaranya di kontrol sedikit kenapa sih, sudah gede kok bikin malu-malu saja kamu tuh." Cerocos bunda dengan wajah dongkol melihat tingkah anak gadisnya ini. Tapi raut wajah itu langsung berubah jadi senyum bahagia ketika melihat ke arah Keyla, "Terimaaksih ya sayang sudah nerima perjodohan ini, Bunda senang banget."
"Eh, iya Tante." Jawab Keyla malu-malu.
"Lha kok manggil tante sih, manggil Bunda dong, bentar lagi kan nikah sama Dimas anak Bunda". Membenarkan sapaan Keyla dengan senyum yang masih mengembang di wajah keriputnya.
"Hehe, iya Bun..da". menjawab malu-malu.
"Nah, karena sudah diterima, bagaimana kalau pernikahannya kita percepat saja, kan tidak baik menunda hal baik." kata Ayah Sultan memberi saran.
"Bagaimana kalau minggu depan". Itu yang menjawab Ramhawati bunda Oca, dia yang begitu antusias mengenai perjodohan ini.
"Iya saya setuju." Ummi pun menimpali dengan tak kalah antusiasnya.
Memang pada dasarnya kedua wanita paruh baya itu yang mencetuskan ide soal perjodohan anak mereka, dan para suami pun menyetujui ide mereka. Mereka telah bersahabat sejak lama, untuk mempererat persahabatan mereka akhirnya mereka berniat menjodohkan salah satu anak mereka, dan hari ini ide itu terlaksanakan tanpa kendala.
"Oke, jadi minggu depan ya, saya mengusulkan untuk akad di laksanakan rumah saya." Kata Abah memberi usulan.
"Dan untuk resepsi akan di adakan di salah satu hotel saya." sambung Ayah Sultan.
Alhamdulillah, satu minggu dari sekarang kamu akan menjadi istriku gadis kecil. Dimas
Minggu depan status ku yang dari mahasiswi menjadi istri dari dosen ku sendiri. Keyla
Aaaa, nggak sabar hari itu tiba, seru pasti lihat kak Dimas manggil Keyla pake sebutan istri. Oca
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Bundae Abidzar Caem
seru niexh kayax
2021-01-17
0
Samsung J4
semngst thor
2020-07-04
0