Keyla terbangun dari tidurnya, merasakan ada sesuatu yang membelit perutnya dengan erat, lha tangan, ini tangan siapa? Hampir saja ia berteriak jika tidak mengingat bahwa pelakunya adalah Dimas yang kemarin pagi telah sah menjadi suaminya.
Keyla bergerak mencoba melepaskan tangan itu, melihat jam dinding yang ternyata sudah mendekati waktu shalat subuh. Ini kok tangannya susah di lepas ya. Mencoba melepas lagi tapi pergerakannya terhenti dengan suara Dimas, "Sebentar saja seperti ini." Ucap Dimas masih dengan mata yang terpejam. Akhirnya Keyla mengalah saja.
Keyla merasakan badannya tertarik kedalam pelukan Dimas, pria itu semakin mengeratkan pelukan pada istrinya.
Terasa hembusan nafas Dimas mengenai keningnya, Keyla mengangkat pandangan ke atas memandangi wajah pria itu, mencoba mengabsen setiap pahatan wajah suaminya, mulai dari kening hitam nan lebat hidung yang mancung rahang yang tegas bibir tipis kemerahan dan terakhir dagu yang di tumbuhi rambut-rambut halus menyempurnakan tampilan wajah suaminya, sekarang aku percaya bahwa memandangi wajah seseorang ketika ia tidur menambah kadar ketampanannya, berarti novel yang sering aku baca itu benar dong, hihi di lucu deh kalo lagi tidur begini makin gemes pengen ngelus wajahnya.
Dimas membuka mata, memergoki istrinya yang tengah memandangi wajahnya sambil tersenyum, "cantik". Kata Dimas, membuat Keyla gelagapan sendiri ketangkap basah untuk kedua kalinya. Keyla cepat-cepat menunduk karena malu tak lupa pipi yang sudah bersemu merah.
"Mas." cicit Keyla memanggil Dimas di depan dada pria itu.
"Hm." balas Dimas
"Shalat subuh Mas." Ucap Keyla lagi masih dengan posisi yang sama.
Dimas melonggarkan pelukannya, "Berwhudu lah duluan." Perintah Dimas yang langsung di angguki istrinya, Keyla beranjak masuk ke kamar mandi untuk berwhudu. Setelahnya ia keluar mengambil kerudung dalam koper beserta perlengkapan shalat untuk suaminya. Dimas juga segera beranjak untuk mengambil wudhu.
Mereka memulai shalat dengan Dimas yang menjadi imamnya, usai shalat yang di akhiri dengan salam, Dimas melanjutkan dengan doa begitupun Keyla. Tak lama Dimas berbalik menjulurkan tangan kanan kehadapan Keyla, seakan mengerti maksud dari suaminya Keyla lantas menarik tangan itu untuk ia cium. Dimas pun mengambil bagian untuk mencium kening istrinya, perasaan aneh muncul di hati keduanya.
"Keyla." Membuka obrolan pagi usai shalat subuh Dimas menangkup wajah istrinya dengan tatapan lurus ke mata bulat Keyla.
"Iya mas". Jawab Keyla pelan, posisi mereka yang saling tatap-tatapan tak ubahnya membuat jantung Keyla berdetak dua kali lebih cepat.
"Aku tahu pernikahan ini bukan kemauan kita pribadi, tapi karena perjodohan orang tua kita, tapi aku ingin menjadikan pernikahan ini sekali untuk selamanya bersama mu, walau bagaimanapun kamu sudah menjadi istriku dan ibu dari anak-anak ku kelak, mari kita belajar untuk saling menyayangi kita bangun rumah tangga ini bersama-sama untuk menggapai ridho Allah, tetaplah di sisiku." Ucap Dimas terdengar tulus, terdapat keseriusan dari tatapan mata hitam legamnya.
Keyla yang mendengar itu merasa terharu tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca, ia lantas mengangguk, "Iya mas, aku ingin tetap di sisimu." Diakhiri dengan air mata yang mengalir di pipi putih mulusnya.
Ya Allah, sungguh hamba merasa beruntung telah Engkau persatu kan dengannya.
"Terimakasih sayang." ucap Dimas sambil mengusap air mata yang mengalir di wajah istrinya dengan ibu jari, mencium kening Keyla lalu membawa wanita itu dalam pelukan.
***
Pagi ini suasana restoran di hotel tempat di lakasanakan nya resepsi terlihat sangat ramai, kebanyakan dari pengunjung adalah keluarga Keyla dan Dimas, mereka tidak langsung pulang ke rumah masing-masing melainkan menginap di hotel itu, toh juga itu hotel milik keluarga Bahtiar.
"Oca, panggilin kakak kamu," Perintah bunda pada anak gadisnya, pasalnya dari tadi mereka menunggu, pasangan pengantin itu belum juga muncul. Oca hendak beranjak dari duduk tapi tidak jadi, "Nah itu mereka Bun." Tunjuk Oca pada orang yang di maksud baru saja keluar dari dalam lif yang terbuka.
"Hah panjang umur." Kata Bunda.
Dimas dan Keyla berjalan menghampiri meja dimana orang tua mereka duduk.
Keyla duduk di samping suaminya dan Oca, dia mengedarkan pandangan mencari seseorang yang tidak terdapat keberadaannya di situ. "Kak Rasyid dimana Ummi." langsung bertanya agar mendapat jawaban. "Tadi langsung ke rumah sakit, ada jadwal operasi katanya." Jawab Ummi, Keyla hanya mengangguk paham.
Mereka memulai sarapan dengan tenang sesekali di selingi obrolan ringan. "Kalian rencana mau tinggal dimana nak?" pertanyaan Abah membuat Keyla dan Dimas menoleh pada Abah.
"Untuk sementara kami tinggal di apertemen Dimas Bah, nanti kalau rumah Dimas sudah selesai di kerjakan baru kami pindah di situ." Menjawab pertanyaan Abah sambil menoleh pada istrinya.
"Kenapa tidak tinggal di rumah saja Dim, biar bunda ada temannya." Timpal bunda menawarkan tempat untuk anak dan menantunya tinggal.
"Kami ingin mandiri bun, lagian sekarang Keyla sudah jadi tanggung jawab Dimas." Jawab Dimas berusaha menolak tawaran bunda.
"Benar, kalian harus mandiri sejak sekarang, Ayah setuju dengan mu nak." Bela Ayah.
Keyla hanya menyimak obrolan mereka, toh juga dia tidak tau mau berkata apa, dia hanya mengikut kemana suami akan membawanya, bukankah wanita memang harus seperti itu setelah menikah, mengikut pada suami.
"Rencana kalian mau pindah kapan?" Kali ini Ummi yang bertanya.
"Insya Allah sebentar sore Ummi." Jawab Dimas lagi.
Harus ya secepat itu, aku kan masih ingin tinggal sama Ummi.
"Aku bisa kan datang berkunjung ke tempat kakak?" suara Oca yang bertanya.
"Boleh de." Menjawab pertanyaan adiknya.
"Asikk, nanti aku boleh nginap juga kan." Berharap.
"Enggak boleh.!" Jawab Dimas cepat, Kalau sampai adiknya itu menginap juga bisa-bisa dia gagal bermesraaan dengan istrinya. Secara adik dan istrinya itu kalau sudah bertemu berasa dunia milik mereka berdua saja, yang lain nyewa. Oca memasang raut wajah cemberut mendengar penolakan kakaknya.
Yang lain hanya terkekeh melihat kelakuan adik kakak itu.
Sore harinya, Dimas dan Keyla bersiap-siap untuk pindah dan tinggal di apertemen Dimas. Ummi membantu Keyla mengemasi barang-barang anaknya ke dalam koper besar.
Sedangkan Dimas tengah mengobrol dengan Abah di ruang tamu. Sekarang mereka berada di rumah orang tua Keyla setelah siang tadi mereka keluar dari hotel tempat menginap beserta keluarga yang lain.
"Nah sudah selesai." Kata Ummi melihat semua pakaian yang ingin Keyla bawa sudah tersimpan dalam koper.
Keyla mengamati suasana dalam kamarnya, merasa sedih akan meninggalkan tempat yang telah ia huni selama ini.
"Jangan sedih nak, nanti juga kamu bisa datang ke sini kapan pun kamu mau." Ucap Ummi, Keyla hanya mengangguk sesekali membuang nafas berat. "Ayo kita ke bawah, suami mu sudah menunggu lama." Kata Ummi mengajak anaknya untuk segera turun kebawah.
Dimas yang melihat istrinya turun sambil menggeret koper besar berdiri lalu menghampiri istrinya mengambil alih koper itu, "Biar aku saja yang bawa." Katanya.
Abah juga berdiri berjalan ke samping istrinya, "Mau berangkat sekarang nak?" Tanya Abah.
"Iya Abah, keburu malam." Jawab Dimas.
Keyla dan Dimas pamit pada Ummi dan Abah, Keyla tak kuasa menahan tangis kala ingin berpisah meninggalkan orang tuanya.
"Jangan nangis dong nak." Ummi menghapus air mata putrinya, jujur dia juga merasa sedih untuk melepaskan anak bungsunya itu, tidak ada lagi yang akan menemaninya kala suami dan juga putranya berangkat kerja, tapi dia berusaha menahan tangis agar tidak membuat putrinya semakin sedih.
"Dimas, Abah titip putri Abah, jaga dia baik-baik." Pesan Abah pada menantunya.
"Iya Abah, itu sudah pasti Dimas lakukan." Jawab Dimas mantap.
Mereka berjalan keluar menuju mobil yang terparkir, Dimas memasuk kan koper istrinya ke dalam mobil, menunggu istrinya di samping mobil, setelahnya Keyla berjalan berhenti di samping mobil juga, Dimas membukakan pintu mobil samping kemudi menyuruh istrinya masuk, begitupun dengan dirinya memasuki mobil di belakang kemudi. Membunyikan klakson mobil dua kali bermaksud ingin memberi kode bahwa mereka akan segera berangkat, Dan mengendarai mobil pajero sprot hitam miliknya keluar dari halaman rumah mertuanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sumiati
visualnya kak
2020-06-06
0
Rindi Risty
seruuuu
2020-03-14
2
Dwi Lestari
lanjuut
2020-03-11
3