Keyla sedang menunggu taksi yang di pesannya secara online, sembari menunggu dia memasukkan segala keperluan seperti binder, buku panduan dan alat tulis ke dalam tas, "Nah sudah, sekarang kita ke bawah taksinya juga sudah sampai, oke Keyla hari pertama kuliah after merid hihi." Tertawa sendiri dengan tingkahnya.
Dimas sedang berada di ruangannya setelah beberapa menit yang lalu membawakan materi perkuliahan. Mengecek tugas-tugas yang ia berikan pada mahasiswanya di laptop.
Melihat jam yang melingkar di lengan kirinya, "Jam setengah sepuluh, apakah dia sudah berangkat." Bergumam.
Mengambil ponsel di atas meja, membuka aplikasi catingan mencari kontak seseorang, 'Humairahku'.
Anda
Assalamu'alaikum, lagi dimana?
Nama kontak 'Humairahku' adalah kontak istrinya sendiri, Keyla. Nama itu terinspirasi dari kisah romantis Nabi Muhammad dan Istrinya Aisyah, dimana Nabi memberikan nama panggilan kepada istrinya Aisyah yaitu Humairah atau pipi yang kemerahan. Begitupun dengan Keyla, setiap kali ia menyentuh gadis itu atau dia merasa malu pasti pipinya bersemu merah. Dia jadi teringat kejadian tadi pagi yang tiba-tiba mengecup bibir istrinya membuat wanita itu menegang tak lupa pipi yang selalu memerah. Sebenarnya dia tidak kepikiran untuk melakukan itu, tapi karena godaan benda kenyal kemerahan istrinya di tambah status mereka yang sudah halal membuat dia mempunyai keberanian untuk melakukannya toh juga berpahala pikirnya.
Tak lama ada balasan dari sana.
Humairahku
Wa'alaikumussalam, ini lagi di jalan mas otw kampus.
Anda
Oke, hati-hati di jalan.
Humairahku
Iya😘
Tersenyum sendri melihat balasan istrinya tepatnya pada emotikon itu.
"Assalamu'alikum," Salam dari luar segera di balasnya lalu menyuruh orang itu untuk masuk.
"Pak Dimas di suruh Pak Dekan keruangannya."
"Oh iya setelah ini saya kesana."
"Saya permisi pak." Mahasiswanya itu pergi setelah memberi info, Dimas juga beranjak dari duduknya menuju ruangan Dekan.
Keyla berjalan di koridor, melihat Oca dari kejauhan lantas ia sedikit berlari.
"Oca tungguin." Teriaknya.
Oca berbalik, melihat Keyla yang sedikit berlari mengejarnya. "Jangan lari-lari Key, nanti kamu jatuh."
'Duk'
"Aw," ringis keyla saat tak sengaja menabrak seseorang yang muncul dari lorong dan terjatuh.
"Astagfirullah Key, baru saja di bilangin jangan lari-lari, jatuhkan." Menghampiri Keyla membantu wanita itu untuk segera berdiri dari jatuhnya, "Kamu nggak apa-apa kan, ada yang sakit nggak." Khawatir melihat keadaan Keyla.
"Aku baik-baik saja, eh orang yang aku tabrak tadi." Berbalik ke samping. "Kakak nggak apa-apa kan, maaf ya tadi aku jalan nggak hati-hati.
"Iya, saya juga yang salah tidak konsen." Jawab pria yang di tabrak Keyla, sambil berusaha mengalihkan pandangannya.
Oca juga melihat kepada orang yang berbicara itu, pria itu berperawakan tinggi, kulit putih hidung mancung bibir tebal kemerahan alis hitam lebat dan tatapan teduhnya membuat Oca sulit untuk berpaling.
Masya Allah, ganteng banget sih, calon suami idaman ini mah, Allah jodohkan aku dengannya.
"Saya pergi dulu." Pamit pria itu.
Oca masih saja melihat pria itu tanpa berkedip sampai hilang di pembelokan.
"Oca, Caaa, Ocaaaaa." Keyla kesal sendiri memanggil nama Oca tapi si empunya hanya terbengong.
'Puk' Keyla memukul bahu Oca sedikit keras, membuat sahabatnya itu tersadar. "Aw, apasih Key ganggu konsentrasi aja tau." Kesal Oca.
"Kamu sih, aku udah manggil-manggil dari tadi tapi nggak di hiraukan."
"Abis dia ganteng banget sih jadi susah berpaling kan hihi." Sambil membayangkan wajah pria tadi.
"Astagfirullah Ocalina saputri Bahtiar! nggak baik melihat lelaki yang bukan mahram mu dengan pandangan kagum, dosa." Menyebutkan nama lengkap Oca, memberi nasihat tentang kelakuan sahabatnya itu yang tidak boleh ditiru.
"Hehe, Key aku harus dapetin dia." Kata Oca bersemangat.
"Ck, giliran yang beginian aja semangat empat lima." Ketus Keyla.
Mereka pun berjalan ke arah kelas karena sebentar lagi kuliah akan segera di mulai.
Dimas membuka pintu sebuah ruangan yang bertuliskan ruangan Dekan, sebelumnya dia sudah memberi salam dan orang di dalam mempersilahkannya untuk masuk.
"Bapak manggil saya." Bertanya langsung.
"Ah iya, silahkan duduk." Mempersilahkan Dimas untuk duduk di kursi depan meja kerja berhadapan dengannya.
Dimas duduk menunggu orang di depannya untuk bicara terlebih dahulu.
"Jadi begini, maksud saya menyuruh kamu kesini untuk membicarakan hal penting." Menautkan kedua tangan di atas meja dengan pandangan lurus pada lawan bicaranya.
"Hal penting apa itu pak."
"Fakultas kita mendapat undungan pelatihan dosen, dan bapak ingin kamu menjadi perwakilan untuk kesana." Jelasnya kemudian.
"Tampat nya dimana." Tanya Dimas.
Menyerahkan sebuah undangan ke hadapan Dimas.
Mengambil surat undangan itu dan membukanya.
"Di Surabaya." Sambil melihat pak Dekan yang mengangguk membenarkan perkataanya.
"Iya, kamu akan melaksanakan pelatihan selama lima hari di sana."
Mendengar itu Dimas teringat pada istrinya, apakah wanita itu mau di tinggal sendirian selama lima hari, tidak tidak bukan itu tapi dia lebih khawatir pada dirinya, apakah dia sanggup berpisah dengan istrinya, jujur saja hatinya sudah terbiasa dengan kehadiran wanita itu yang mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi selalu berada di sisinya memeluknya ketika tidur, rasanya dia tidak ingin berpisah. Tapi jika dia menolak undangan itu sama saja mengecewakan pak Dekan yang sudah berharap banyak padanya, dia tidak boleh egois.
Insyaa Allah aku bisa menahan rindu selama lima hari, yah kamu pasti bisa Dim.
"Iya pak saya akan memenuhi undangan itu." Dan pada akhirnya dia tidak bisa menolak.
"Baiklah, jadwal keberangkatan mu nanti sore, saya sudah sediakan tiket pesawat dan hotel tempat kamu menginap di sana." Menyampaikan info, memberikan amplop coklat berisikan tiket pesawat.
Dimas pamit undur diri. Keluar dari ruangan Dekan.
"Hah, aku harus memberitahunya." Menghela napas berat.
Keyla sudah selesai dengan mata kuliahnya, baru saja dosen mereka keluar.
Ting.
Bunyi notif masuk di ponsel miliknya, segera ia membuka benda pipih itu, senyum terbit di bibir tatkala melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Mas Suami😘
keluar kelas langsung ke ruangan sya.
Diapun membalas pesan itu.
Anda
iya mas, otw.
"Key, ke kantin yok." Ajak Oca.
"Duluan aja Ca, aku mau keruang nya pak Dimas."
"Hah, keruangan kakak, yaudah habis dari sana langsung ke kantin ya, aku tungguin."
Keyla hanya mengangguk.
Membuka ruangan suaminya setelah memberi salam, melihat pria itu terduduk di kursi kerja menyandarkan punggung di sandaran kursi dengan mata yang terpejam.
"Ehem, mas." Membuka suara terlebih dahulu.
"Duduklah, ada yang ingin aku sampaikan." Keyla duduk di kursi depan meja kerja.
"Aku akan ke Surabaya selama lima hari." berbicara setenang mungkin.
"Hah, ada keperluan apa ke sana." Terkejut
"Urusan kampus, pak Dekan sendiri yang meminta." Melihat ekspresi wajah istrinya.
"Nanti kamu nginap di rumah Ummi atau Bunda saja selama aku pergi."
"Nggak mas, aku mau tetap di rumah saja."
"Kenapa?" Mengangkat alis sebelah, pasalnya wanita di hadapan ini penakut, tidak boleh di tinggalkan sendiri, apalagi dia akan tinggal sendiri di apertemen selama lima hari kepergiannya, dia khawatir takut terjadi apa-apa pada istrinya.
*K*arena dengan tetap di rumah akan mengurangi sedikit rasa rinduku mas, setidaknya sampai lima hari, jujur saja sekarang aku tidak bisa jauh darimu.
Dia hanya berani berkata dalam hati.
"Karena ingin belajar hidup mandiri mas."Bohong.
"Baiklah, jika terjadi apa-apa langsung kabari aku."
"Emang mau berangkat kapan?"
"Sebentar sore."
"Hah, beberapa jam lagi dong, tapi mas belum siapain barang-barang yang mau di bawa kesana, yaudah kita pulang sekarang aja mas." Dia yang panik sendiri padahal orang yang mau berangkat biasa-biasa saja melihat tingkahnya yang antusias.
Mengirim pesan pada Oca bahwa dia tidak jadi untuk makan bersama di kantin, ada hal yang lebih penting dari itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Samsung J4
semngat thor jgn kelamaan up
2020-07-05
0
Rindi Risty
biar ditemenin oca aja
2020-03-14
1
Rindi Risty
nanti keylanya biar aq temenin pak dimas...
2020-03-14
0