BAB 6

"Heru ...," sapa Anis kepadaku.

Kupasang wajah setenang mungkin di balik polesan senyuman. Anis pun juga membalas senyumanku kemudian. Rasanya ingin dipeluk erat gadis itu sebagai bentuk persahabatan. Karena aku tahu, dia bahkan tak sekuat apa yang ia perlihatkan.

Namun, kembali lagi, inilah pilihannya. Yang tidak bisa diwakilkan oleh siapa saja. Dia satu-satunya gadis yang mau menanggung derita, di balik kerakusan nafsu seorang pria.

Mati saja kau kucing garong!

"Ru ... aku sama Dini ke supermarket dulu, ya. Kalian lanjutin aja!" ujar Didi, sepertinya sahabatku itu ingin memberiku privasi.

Pengertian sekali ...!

Kucuri pandang sekilas ke arah Anis. Bisa kulihat wajah sendunya yang semakin terlihat miris.

"Ada yang ingin kakak ceritakan?" tanyaku memulai percakapan.

Dia menghela napas kasar. Sudah dipastikan, Anis masih memikirkan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang sudah Dini kabarkan.

"Aku bingung, Ru."

DEG!

Apakah ini saatnya kuungkapkan perasaan? Batinku seakan sedang dirasuki setan.

"Bingung kenapa?" Aku kembali bertanya. Sebagai pendengar yang baik, aku harus tetap fokus padanya, bukan malah pada apa yang terbersit di kepala.

"Katanya Ridwan ...." Belum selesai Anis mengutarakan. Lidahku malah nakal memasuki peran.

"Bukannya mau ikut campur ya, Kak. Tapi menurutku, lebih baik kakak pikirkan lagi tentang hubungan kalian. Kakak itu baik, pinter lagi. Pasti bakalan banyak cowok yang antri. Aku yakin, di luaran sana masih banyak cowok yang pingin ngebahagiain kakak selain Ridwan," ungkapku seakan mewakili apa yang ada di dalam dada ini.

Anis bergeming. Aku juga tak tahu apa yang menguasai pikirannya. Yang jelas, aku tak lagi memikirkan image atau apalah. Terserah Anis mau berpikiran apa tentangku. Karena yang sebenarnya, aku hanya ingin dia bahagia.

Jika menjalin hubungan dengan Ridwan adalah yang terbaik dan membuatnya senang, aku tidak masalah. Namun, dalam kasus ini, Ridwan sangat tidak setia. Kasian Anis jika harus mendapat balasan yang demikian.

Niatku hanya ingin meluruskan. Lagi pula, Anis tidak akan berpikiran bahwa aku sedang berusaha menikung Ridwan di persimpangan jalan. Selama ini juga setiap aku berusaha jujur tentang perasaan, dia hanya menganggapnya sebagai gurauan.

Seusai percakapan kala itu, tak pernah lagi kudengar kabar dari gadisku.

Entah ia baik-baik saja, atau malah sebaliknya. Namun, masih sering kupantau akun fesbuknya, yang terkadang aktif di waktu yang sama.

Tentu saja kesempatan itu tidak aku lewatkan sia-sia. Bisa jadi ajang untuk tegur sapa dan menanyakan tentang kabar perkuliahannya.

...💞💞💞...

Anis tidak pernah berubah. Walaupun dalam kondisi jengah, ia tetap tidak bisa untuk mengungkapkan perasaannya dengan mudah.

Terlalu memikirkan perasaan orang lain, itulah kelemahannya. Namun, serapat apapun ia menyembunyikannya, aku tetap bisa menebaknya.

Bukan maksud ingin narsis, namun hanya aku'lah satu-satunya orang yang bisa memahaminya.

Tidak Ridwan! Tidak juga kerabatnya! Karena sesungguhnya aku'lah yang sebenar-benar sahabatnya.

"Aku gak bisa ngelupain dia, Ru. Sekeras apa pun aku mencoba, seketat itu pula perasaan ini menambatku." Kudengar Anis terisak di seberang sambungan. Sepertinya ia sudah kowalahan menghadapi kenyataan.

Kutarik napas dalam-dalam agar tidak salah bicara. Kuputar otak seakan berusaha keras menemukan kalimat ampuh yang bisa membuatnya tertawa. Namun, semakin kupikirkan, malah tak ada satu pun yang datang menyapa.

Di saat aku ingin memberikan wejangan dalam bingkai kebijakan, kepalaku ini malah dikerumuni bisikan-bisikan setan.

Oh, tidak!

Aku bisa kesetanan!

Terpopuler

Comments

Ayuwidia (hiatus)

Ayuwidia (hiatus)

Setan apa yang merasuki otakmu Bang? Sehingga kamu nggak bisa berkata-kata.

Andai aku ada di situ, aku mo bilang ke Anis. Bang Heru padamu, Mbak. Pilihlah dia. Selain cakepnya se-Indonesia Raya, dia juga setia. Nggak seperti Ridwan, jelmaan simbahnya para biawak 🙃

Lanjut besok ya Bang. Matanya ngajak merem lagi 😴

2022-05-27

0

QQ

QQ

Cinta klo tepat sasaran akan mendapatkan kebahagiaan tp klo macam si Anis ma si Heru akan sama2 mendapatkan siksaan batin krn Anis mencintai orang yg salah.
Sdgkan Heru rela Anis bahagia walaupun bukan dgn dirinya krn bagi Heru Mencintai itu berarti mengikhlaskan orang yg qta sayangi.

Bukankah baik Anis dan Heru hanya akan menyiksa batin mereka sendiri😥😥😥😥

Entahlah diakhir cerita ini akankah mereka bersatu atau gmn aku lanjut baca dulu ya 👍👍👍

2021-11-26

0

Lien machan

Lien machan

si abang baek ngasih nasehat, tapi si neng gak mau nasehat. pen bukti nyataahh

2021-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!