BAB 5

Waktu bergulir bak gulungan ombak di lautan tak bertepi. Tak disangka sudah setahun kami mengenal satu sama lain. Namun, tak ada yang berubah dengan status hubungan yang kami jalani.

Aku tahu Anis masih tetap mencintai sang pujaan hati. Karena selama ini, akulah orang yang selalu dijadikan sandaran untuk ia mencurahkan isi hati.

Oh, Anisku!

Kapankah dirimu akan menyadari perasaanku?

Anis sudah lulus SMA, sedangkan aku baru saja menduduki bangku yang serupa. Mengais ilmu di sekolah yang pernah disinggahinya.

Aku dan Ridwan masih meneruskan pendidikan di yayasan. Namun, tidak dengan Anis. Ia memilih universitas luar untuk melanjutkan pendidikannya dalam bidang seni.

Setahuku, Anis memang sangat menyukai dunia tarik suara. Jadi, bukan hal yang aneh lagi jika jurusan seni menjadi tujuannya.

...💞💞💞...

Kali ini, mereka benar-benar telah memiliki hubungan yang jelas. Walaupun hatiku ikut terhempas, namun tidak mungkin kebahagiaan Anis dengan kejam aku rampas.

Tidak!

Kebahagiaan Anis adalah kebahagiaanku juga, walaupun perasaanku yang menjadi korbannya.

Berita tentang resminya hubungan mereka dalam ikatan yang dilabeli 'pacaran' pun telah tersebar luas seantero yayasan. Didi yang mengetahui hal itu pun, lantas menegaskan.

"Sudahlah, Ru. Berhenti berharap! Masih banyak gadis lain kok di sini."

Kurang lebih seperti itulah nasihat Didi padaku. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi kalimat yang bagiku tidak berlaku. Sembari kusedot asap kematian dari sepotong gulungan tembakau, yang kuhembuskan bersamaan dengan kobaran api cemburu.

Di saat perasaanku mulai tak terkendali, hanya tembakau inilah yang menjadi media sebagai penenang diri. Terkadang juga aku mencurahkan segalanya kepada ummi. Ya, hanya ummi yang memahami betul perasaan ini.

Ummi adalah seorang designer ternama di kotaku, namanya Sefti Nur Indah Sari. Sedangkan abahku adalah seorang Anggota Dewan Legislatif Kabupaten, namanya Ja'far Shadiq.

Aku adalah anak sulung dari lima bersaudara. Dan aku memiliki empat orang adik. Dua orang perempuan dan dua orang laki-laki.

Oke, aku rasa cukup sekian kisah tentang keluargaku!

Seiring berjalannya waktu, akan kukupas pula cerita yang berkaitan dengan ummi dan abahku.

...💞💞💞...

Tiba-tiba aku tersentak, ketika mendengar Anis berkunjung ke yayasan. Tidak tahu apa tujuannya. Apa mungkin mengunjungi kekasihnya, Ridwan?

Sebenarnya hal ini bukanlah urusanku. Namun, perasaan ini yang menyeretku mendekat dan menapaki lorong menuju ruang kunjungan para tamu, setelah mendapat kabar dari Didi bahwa Anis sedang mengunjungi dia punya sepupu.

Samar-samar kudengar percakapan mereka dari balik tembok. Jika kuingat sekarang, hatiku geli bukan kepalang. Sebegitu keponya aku terhadap dia yang aku sayang.

"..., kamu tuh cuma dijadiin mainan tau gak sama si Ridwan," tutur Dini dengan penuh emosi. Tak kudengar sedikitpun kalimat tanggapan dari Anis.

"Ridwan itu banyak pacarnya di sini, Kak. Kamu aja yang mati-matian setia di luar sana. Udahlah, Kak, putusin aja. Kamu juga berhak dapetin cowok yang benar-benar tulus sama kamu." Dini kembali berkoar seperti seorang pemimpin demo yang sedang memprovokasi pasukannya.

Aku terkekeh kecil mendengar bagian itu. Ternyata Tuhan sudah mengirimkan malaikat penolong untukku. Aku sedikit lega, berarti masih ada yang peduli pada gadisku.

Namun, sepersekian detik kemudian, suara merdunya tertangkap indera pendengaranku. "Gak papalah, Dek. Lagian status kami belum jadi suami istri. Nanti kalo udah bosan, pasti dia balik lagi sama kakak," ungkap Anis dengan mantapnya.

"Allahu Akbar, sebuta itukah perasaanmu padanya, Kak?" Dini kembali bersuara seolah tidak terima.

Bisa kupastikan, Anis menanggapinya dengan senyuman. "Bukan buta, Dek. Tapi itulah yang namanya ketulusan. Lagian Kakak mencintai Ridwan bukan untuk dicintai. Kalo memang dia suka, tidak masalah. Kakak yakin, suatu hari nanti pasti dia akan menyadari bahwa tidak ada yang mencintai dia sebesar kakak."

Sepertinya Dini mematung. Begitu juga dengan aku. Ampuh sekali kalimat gadisku itu. Sungguh, hatiku perih bak diiris dengan sejuta sembilu.

Didi yang baru saja tiba di dekatku, langsung mengajakku menemui kedua gadis itu. Aku beranjak dari posisiku, lalu mengekori Didi melewati pintu.

Terpopuler

Comments

ÑööKië

ÑööKië

waah...
prinsipnya idem ma heru donk kl gitu..

#setali3uang#

lebih memilih mencintai,, 🤭
kl aq yo emoh.. enak dicintai toh..

2022-06-03

0

Ayuwidia (hiatus)

Ayuwidia (hiatus)

Bener kata Dini, Nis. Lihatlah Bang Heru, dia pria yg tulus dan setia padamu 😌

2022-05-27

0

QQ

QQ

Emang kadang karena Cinta orang pinter bisa jd bego macam si Anis padahal sepupunya udah ngasi tau kebenaran ttg pacarnya e.e.e dia masih kekeh aja ma si Ridwan😥😥😥
Seharusnya Heru klo beneran suka ya ngomong lah jgn dipendam aja 😥😥😥

2021-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!