Episode 20

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sebelas tepat, jaros tanda selesai sekolah berbunyi, satu persatu ustadz dan ustadzah mengakhiri kelasnya masing-masing.

" Zize, pulang yuk " ajak Zeo yang sudah siap dengan tas dipunggung nya.

" duluan ana masih mau ngerangkum bentar " balas Zize sambil menulis.

" ana tunggu deh " ucap Zeo yang kembali duduk.

" eh, jangan ini masih lama banget loh " jelas Zize.

" beneran nih ditinggal sendiri, gak takut? " tanya Zeo.

" ya Allah, ini masih terang udah sana pulang " balas Zize.

" oke, ana pulang duluan ya... " ucap Zeo sambil berjalan keluar kelas.

Zize masih sibuk dengan buku ekonomi nya, ia sengaja menyelesaikannya sekarang karena jika tidak ia akan melupakannya sampai Minggu depan.

" assalamualaikum " ucap seseorang.

" waalaikum salam, kan ini anak udah dibilangin gak usah nungguin, masih banyak yang harus ana tu... " ucapan Zize terhenti saat ia melihat siapa yang ia ajak bicara.

" ustadz Fawwas? " batin Zize.

" assalamualaikum " ucap Fawwas lagi.

" waalaikum salam " balas Zize sambil berdiri.

" Afwan ana ganggu, antum lihat pulpen ana gak? " tanya Fawwas.

" pulpen yang mana ya ustadz? " balas Zize.

" kayak pulpen biasa, cuma ada ukiran nama saya disitu " jelas Fawwas.

" kurang tau ustadz, dari tadi ana gak lihat pulpen yang jatuh sih, tapi nanti saya tanya sama yang lain deh ustadz siapa tau ada yang kebawa " ucap Zize.

" kalau saya cari sekarang, antum gak keganggu kan? " tanya Fawwas.

" gak kok ustadz " balas Zize.

Fawwas lalu mencari pulpen itu keseluruhan sudut ruangan dan Zize, gadis itu melanjutkan kegiatan nya.

" mana ya? " batin Fawwas.

gadis itu merasa kurang sopan jika hanya diam, ia lalu menutup bukunya dan memasukkan nya ke dalam tas.

" ustadz, ana ikut bantu cari boleh? " tanya Zize yang dibalas anggukan kepala Fawwas.

Zize lalu mencari di sekitar meja guru, ia lalu membuka laci namun, bukannya pulpen yang ditemukan ia malah menemukan absensi yang belum dikembalikan.

" kan kebiasaan belum dibalikin, nanti pasti ana yang kena omel " batin Zize.

gadis itu lalu mengambil absensi tersebut dan sebuah benda terjatuh dari dalam selipan absensi.

" eh ini kan " ucap Zize sambil mengambil pulpen dengan ukiran nama Fahreza, gadis itu lalu berjalan menghampiri Fawwas.

" ustadz afwan, pulpennya yang ini bukan? " ucap Zize pada Fawwas yang otomatis membuat laki-laki itu menoleh.

" Alhamdulillah ini pulpennya, Syukron ya " ucap Fawwas sambil menerima pulpen dari tangan Zize.

" ustadz, kalo gitu ana langsung pulang ya, soalnya mau ngembaliin absensi, assalamualaikum " ucap Zize dengan cepat, yang sebenarnya ia merasa agak kurang nyaman jika hanya berdua dengan Fawwas.

gadis itu lalu bergegas mengambil tasnya dan berjalan keluar kelas.

" waalaikum salam " balas Fawwas sambil melihat Zize yang perlahan menghilang dari pandangan nya.

-

Damar, laki-laki itu terlihat masih sibuk dengan buku tebalnya, ia terlihat serius dengan buku tebal disekelilingnya, dan jangan lupakan rumus-rumus matematika dan fisika yang tengah ia kerjakan.

" ini " ucap seseorang sambil memberikan sebuah minuman dingin.

" Dita!? " ucap Damar yang terlihat terkejut saat melihat kedatangan Dita di gedung putra.

" Hai! " balas Dita sambil melambaikan tangannya

" Dita!?, antum ngapain disini? nanti kalo ada yang lihat gimana? ish antum... " ucapan Damar terhenti ketika Dita menyuruhnya untuk diam.

" tenang Damar semua orang udah pada pulang tinggal kita berdua " balas Dita dengan tenang.

" Dita antum itu ketua OSIS nanti kalo ada santri yang lihat kita terus mikir nya macem-macem gimana? " ucap Damar lagi.

" makanya Damar daripada antum ngomong terus mending lanjutin deh itu kerjainnya " balas Dita lagi sambil duduk di bangku yang terdapat di depan Damar.

Dita lalu meminum minuman yang ia beli dengan tenang sedangkan Damar, laki-laki itu masih terlihat sedikit terkejut dengan tindakan nekat seorang Dita.

" lagi ngerjain yang mana? " tanya Dita pada Damar.

" soal yang nomor delapan puluh " jawab Damar dengan wajah datarnya.

" oh, yang ini udah tau belum pake rumus yang mana? " tanya Dita sambil melihat Damar.

" udah ini lagi dikerjain " balas Damar lagi, masih dengan wajah datarnya.

" Damar Argatsani jangan gitu dong mukanya senyum, nanti juga ana pergi beneran, lagian ana cuma mau ngasih minuman aja sama partner nanti, nih minum ya " jelas Dita sambil mengambil minuman tersebut dan menyiapkannya untuk Damar.

Damar mau tak mau harus menuruti permintaan Dita, dan seketika raut wajahnya berubah ketika mencoba minuman dari gadis itu

" enak kan? " tanya Dita.

" lumayan " balas Damar yang kali ini tersenyum.

setelah itu kedua lalu mulai mengerjakan satu persatu soal yang terdapat di buku tebal Damar, Dita terlihat senang karena pada akhirnya bisa akrab dengan Damar Argatsani yang akan menjadi partner nya saat lomba nanti, walau pada awalnya Damar memang begitu cuek dengannya.

-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!