Episode 19

" Zize, dicariin dari tadi juga, dari mana? " tanya Aura pada gadis itu.

" abis ngumpulin buku geografi terus ke perpus buat minjem ini, kenapa nyariin? " ucap Zize sambil menunjukkan ensiklopedia nya.

" itu tadi si Dhara nyariin mau ngajak jajan, eh anti nya gak ada " jawab Aura.

Zize lalu kembali duduk di bangkunya, ia lalu menaruh ensiklopedia kedalam tas, dan mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya, ia tiba-tiba mengingat kejadian tadi.

sepuluh menit yang lalu.

Abimanyu nampak berjalan sendirian, ia terlihat sedang membawa buku tebal berwarna silver, satu kata yang bisa menggambarkan Abimanyu saat ini, yaitu berwibawa. Perlu diingat meskipun Abimanyu terlihat kurang benar di hadapan sahabatnya, namun lain halnya Abi yang terlihat berwibawa di mata para santri lain.

" Abimanyu " sebuah suara familiar membuat laki-laki berhenti.

" hei, Zize kenapa? " tanya Abimanyu.

" ini " balas Zize yang tiba-tiba memberikan sebuah plastik hitam.

" eh, gak usah repot-repot kayak gini Zize, by the way makasih loh " ucap Abimanyu.

" kan kebiasaan, kepedean terus kerjaannya " ucap Zize heran.

" loh emang ini buat siapa? " tanya Abimanyu.

" buat Aslan, bilang ke dia kalo.... "

" ya Allah akhirnya ya Aslan dapet lampu hijau, kapan ya giliran ana, akhirnya Zize si es batu mencair sama Aslan Mahendra setelah sekian lama... " potong Abimanyu.

" kan kebiasaan suka motong omongan orang " ucap Zize yang kesal karena omongan dipotong, gadis itu segera meninggalkan Abimanyu.

" oke Zize pasti ana kasih kok, eh tapi tadi mau ngomong apa? " ucap Abimanyu dengan wajah tanpa dosa nya.

Zize lalu kembali berbalik.

" bilang ke Aslan itu hadiah buat yang kalah kemarin " balas Zize.

" Zize! " ucap Nabil yang membuat gadis itu tersadar.

" kenapa? " tanya Zize.

" mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?, itu loh si Hanah mau ngasih buku yang kemarin dipinjem " ucap Nabil.

" ini Zize bukunya, Syukron ya " ucap Hanah.

-

tiga tahun lalu...

" maaf kak, mau nanya " ucap seorang anak kecil yang terlihat beberapa tahun dibawah nya.

" iya dek, kenapa? " balas Fawwas ramah.

" kak, kalau toilet disini dimana ya? " tanya anak tersebut.

" gak jauh kok, ada diujung sana " jawab Fawwas.

anak perempuan itu menganggukkan kepalanya, ia sebenarnya agak takut karena di depan toilet tersebut banyak laki-laki dewasa.

" mama kamu mana? kok sendiri " tanya Fawwas ketika tau bahwa anak kecil didepannya tak berani untuk pergi sendiri.

" mama ku lagi ngobrol sama temennya, jadi aku pergi sendiri deh " jelas gadis itu dengan wajah polosnya.

" yaudah kakak antar ya " ucap Fawwas yang membuat ana itu tersenyum.

Fawwas menggandeng tangan anak perempuan tersebut, seketika keduanya terlihat seperti saudara kandung.

" kakak tunggu disini, kamu gak usah takut " ucap Fawwas pada anak perempuan didepannya.

Fawwas berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di tembok, ia juga sesekali bermain dengan ponselnya.

" kak, udah " ucap anak tersebut.

" kamu udah cuci tangan pakai sabun belum? " tanya Fawwas memastikan.

" udah kak, tangan aku udah bersih " jawab anak perempuan itu dengan wajah polosnya.

" ya udah ayo kita balik, kakak anter ya ke mama kamu " ucap Fawwas yang dibalas anggukan anak tersebut.

" kak " panggil anak perempuan disampingnya.

" hmm " balas Fawwas.

" aku bisa ke mama sendiri kok, makasih ya kak udah nemenin aku " ucap anak tersebut sambil tersenyum dengan manis.

" iya, hati-hati ya jangan nyasar " balas Fawwas.

" kak, ini buat kakak simpen ya aku pergi dulu dadah kak " ucap anak tersebut sambil memberikan sebuah gantungan kunci yang ia keluarkan dari dalam kantong celananya.

Fawwas lalu melihat gantungan kunci yang diberikan anak kecil yang baru ia temui itu, ia lalu tersenyum melihat gantungan kunci yang berbentuk seperti potongan kue, sebenarnya ia ingin membuang benda tersebut, tapi hati kecilnya berkata untuk tetap disimpan.

-

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***