Aku terbaring lemas diranjang beberapa hari,
Akibat luka yang aku derita belum sembuh total, dan sekarang tambah lagi ada yang ngomel ngomel disampingku,
ya... mereka para pelayan, aku sendiri bingung mau bicara apa pada mereka, raja kegelapan saja kalah adu mulut sama meraka.
"aduh... kenapa mereka ribut sekali tak puas tadi marahi aku sekarang mau apa lagi, minta bantuan sama candis juga percuma" aku memandang candis dengan tajam. Dengan tubuh yang terbarinh lemas ditempat tidur.
sedangkan yang dipenjara
"em... aku sudah setiap nalam mencari dia tapi kenapa belum ketemu ya," wanis kecewa besar, mondar mandir didalam penjara.
"em... aku buat rencana dulu bagaimana bisa bertemu dengan dia, jika sudah ketemu — " perkataan wanis dipotong oleh salah satu tawanan dipenjara.
"hy... adik muda kenapa kau dari tadi bicara dia... dia ... terus , emangnya dia itu siapa?" tanya salah satu tawanan itu penasaran.
"kenapa... emangnya apa kau bisa membantuku" wanis mengerutkan dahi dan balik tanya.
" ya ! mungkin aku bisa" jawab tawanan itu.
"baiklah aku beri tau kau, dia itu wanita yang pertama mencuri hatiku, dan sekarang aku tak tau keberadaan dia—" perkataan wanis dipotong lagi oleh nya.
" oh... jadi kau ini ternyata lesbi ya, apa benar" sambung wanita itu.
mereka bicara panjang leber dan
Tak lama kemudian candis menyuruh para pelayan yang berada dikamarku keluar.
deng... deng... deng... suara jantungku berdetak kencang lagi, membuat ku sulit tuk bernapas, aku gugup sampai keringat dingin keluar entah apa yang terjadi dengan ku, saat itu.
"em... apa yang ingin dia lakukan kepadaku, kenapa dia semakin mendekat, tolong... tolong..." teriakku dalam hati.
Candis semakin mendekatiku
dia menatap ku sangat dekat, bahkan sangking dekatnya hidung kami bersentuhan.
"aaaa... tak mau... tak mau" teriakku dalam hati, karena gugup tak bisa dikeluarkan.
"tidak... tidak... hentikan ini, kumohon ...nyawa ku seperti mau melayang" teriaku dalam hati.
sedangkan diluar para pelayan itu menguping,
Mereka berkata
"kok senyap ya"
"iya , tidak ada teriakan atau percakapan apa apa"
"mungkin mereka berdua cangung"
"kalian nguping apa sih" amoo yang tiba tiba datang, memergoki para pelayan itu,
"eh... tuan amoo kenapa kau disini" ucak salah satu dari pelayan.
"aku kesini ingin bertemu dengan tuan" ucap amoo dengan tegas.
"jangan... masuk... tuan besar lagi..." halang salah satu pelayan.
"ah... mingir kalian" kesal amoo.
Mereka ribut ribut diluar
tiba tiba,
kreeitt... Amoo berhasil membuka pintu, setelah cek cok dengan para pelayan itu. Dan amoo pun
melangkah masuk, saat amoo sudah masuk, para pelayan itu hanya bisa mengelng gelengkan kepalanya.
"em... ada yang ingin saya lap—," perkataan amoo yang tiba tiba terputus, amoo terkejut melihat tuannya yang dekat dengan ku.
"Tuan anda, ciuman..." guma amoo.
Amoo salah paham, aku dan candis buka ciuman,
karena amoo melihat tuanya menutipi mukaku jadi kelihatan amoo seperti itu.
"eh... maaf kan saya tuan , saya tidak akan menganggu tuan" amoo bergegas keluar dan menutup pintu.
Aku yang melihat amoo, aku berharap dapat tolongan ternyata dia malah pergi.
"oh... no jangan pergi," gumaku.
"em... ada benda aneh dipipimu , apa itu jerawat?" ucap candis.
saat dia mengatakan begitu, jantungku berdetak dengan normal kembali, keringat dingin tiba tiba hilang suasana tambah hening dari tadi memperharikanku, sampai sampai aku salah tingkah olehnya, aku juga lumayan shok mendengarnya.
"apa jerawat...aaaa.... " teriak ku histeris.
plak... Aku menamparan candis dengan keras.
"eh... dia teriak , dan tamparan tadi jangan jangan, ...."
semuanya terkejut gara gara mendengar teriakan ,dan tamparan yang begitu keras.
Amoo yang tadinya mau pergi malah berpaling lagi gara gara suara tadi. akhirnya mereka menguping lagi dan amoo juga ikut penasaran.
tiba tiba
kreitt.. pintu dibuka oleh candis.
mereka semua terkejut dan candis pun terkejut melihat para pelayan dan amoo menguping.
"matilah kita, kita ketahuan apa kita bisa menghirup udara segar lagi besok" bisik salah satu dari pelayan.
"Lakukan sesuatu" peritah dalah satu pelayan.
"maaf tuan , kami tadi mendengar suara teriakan" ucap salah satu pelayan.
candis tidak merespon hanya menatap dengan tajam.
"kami akan pergi tuan" ucap para pelayan.
para pelayan itu meningal kan tempat
"tuan apakah anda tidak apa apa , kelihatanya pipi anda merah, apakah dia menam—" perkataan amoo terpotong.
"amoo pangil tabib..." perintah candis dengan dingin.
"baik tuan..." amoo pergi melaksanakan perintah tuannya.
"Jadi ini rasanya ditampar lagi,
lumayan juga tamparanya," guma candis.
"jerawat. .. jerawat... aaa... jerawat kenapa kau muncul pergi dari mukaku" teriakku dalam hati.
tak lama kemudian tabib datang dan meriksaku
" emm... tuan, ini tidak berbahaya kok cuma jerawat cinta" ucap tabib.
"pruff... apa kau bilang jerawat cinta, mana ada jerawat cinta" ucapa ku dengan suara yang tinggi.
*****
apa kalian percaya jerawat cinta...juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Arie Puspita II
lucu juga ceritanya walaupun agak bingung cernanya
2020-03-13
2